Resume Materi dalam Fornas JKKI XIII Topik Kedua Pembicara Pertama
‘Pencegahan Obesitas dan Pengendalian PTM di Semarang’
Pembicara pertama kegiatan Forum Nasional XIII Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia (JKKI) topik kedua memaparkan materi yang berjudul ‘Pencegahan Obesitas dan Pengendalian PTM di Semarang’. Materi ini disampaikan oleh bapak Dr. dr. Mochammad Abdul Hakam, Sp.PD, FINASIM selaku Kepala Dinas Kesehatan, Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah.
Liputan Forum Nasional XIII Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia (JKKI) Topik Kedua
“Transformasi Sistem Kesehatan dalam Pencegahan dan Pengendalian Obesitas di Indonesia”
Pada tanggal 25 – 27 September 2023, Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia (JKKI) bekerjasama dengan Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) menyelenggarakan Forum Nasional XIII Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia (JKKI). Tema yang diangkat adalah ‘Peningkatan Kapasitas Daerah dalam Menjalankan Kebijakan Transformasi Sistem Kesehatan Nasional dan UU Kesehatan’. Informasi lengkap terkait Forum Nasional XIII JKKI dapat diakes pada website link https://fornas.kebijakankesehatanindonesia.net/.
Liputan Forum Nasional XIII Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia (JKKI) Topik Kedua
“Transformasi Sistem Kesehatan dalam Pencegahan dan Pengendalian Obesitas di Indonesia”
Pada tanggal 25 – 27 September 2023, Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia (JKKI) bekerjasama dengan Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) menyelenggarakan Forum Nasional XIII Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia (JKKI). Tema yang diangkat adalah ‘Peningkatan Kapasitas Daerah dalam Menjalankan Kebijakan Transformasi Sistem Kesehatan Nasional dan UU Kesehatan’. Informasi lengkap terkait Forum Nasional XIII JKKI dapat diakes pada website link https://fornas.kebijakankesehatanindonesia.net/.
Inspirasi Resep Makanan Lokal Balita dan Ibu Hamil
Untuk membentuk anak yang sehat dan berkualitas, penting sekali untuk memperhatikan kecukupan gizi sejak masa konsepsi. Setiap fase kehidupan manusia memegang peranan penting dalam membentuk tubuh yang sehat. Terdapat empat gold standar dalam standar pemberian makan bagi anak, yaitu :
PETUNJUK TEKNIS Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Berbahan Pangan Lokal untuk Balita dan Ibu Hamil
Tahun 2023 ini Kementrian Kesehatan Republik Indonesia menerbitkan petunjuk teknis PMT berbahan pangan lokal bagi balita dan ibu hamil.
Buku petunjuk ini ditujukan bagi pengelola program gizi dan KIA di Dinas Kesehatan Provinsi, Kabupaten/Kota, dan Puskesmas; tim pelaksana di desa (PKK, kader, organisasi kemasyarakatan, dan pihak lain yang terlibat); serta pemerintah daerah, pemerintah desa/kelurahan, dan pemangku kebijakan terkait.
Sudah Bukan Masanya PMT Balita Berupa ‘Bubur Kacang Hijau’
Pedoman pemberian makanan tambahan (PMT) pada balita selalu dievaluasi seiring berjalannya waktu. Sudah bukan menjadi rahasia lagi bahwa kacang hijau merupakan menu paling populer dimasanya pada PMT Posyandu karena merupakan sumber protein. Meski merupakan sumber protein, kacang hijau saat ini tidak lagi disarankan untuk PMT balita. Protein pada kacang hijau dianggap belum cukup karena asam amino yang terkandung belum mencukupi kebutuhan anak.
Review Buku “The Nourishing Traditions Book of Baby & Child Care”
Judul: The Nourishing Traditions Book of Baby and Child Care
Penulis: Sally Fallon Morell, Thomas S. Cowan, MD
Penerbit: Newtrends Publishing, Inc.
Tahun terbit: 2013
Genre: Non-Fiksi, Kesehatan
Jumlah halaman: 352 halaman
Buku ini terinspirasi dari studi yang dilakukan oleh Dr. Weston A Price, seorang dokter gigi, yang meneliti kehidupan sekelompok manusia yang hidup tanpa terpapar industrialisasi, terisolasi di suatu lingkungan yang bisa dibilang sangat alami. Price menemukan bahwa orang-orang ini (selanjutnya kita sebut primitive people), memiliki nilai yang lebih baik dibanding modern people dilihat dari segi:
Review Buku ‘Masyarakat Adat dan Kedaulatan Pangan’
Judul : Masyarakat Adat dan Kedaulatan Pangan
Penulis : Ahmad Arif
Penerbit : KPG
Tahun terbit : 2019
Jumlah halaman : 325
Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang luar biasa. Mulai dari satwa berupa mamalia, burung, serangga hingga tumbuh-tumbuhan. Selain itu, penduduknya yang terbagi menjadi ratusan suku pun memiliki adat istiadat, kepercayaan, dan pangan tradisionalnya sendiri.
Negara pengekspor beras terbesar di dunia, India, resmi mengumumkan akan menghentikan ekspor sebagian varietas beras mulai 20 Juli 2023 (Kompas, 25/7/2023). Gagal panen yang terjadi di sejumlah wilayah di India menyebabkan produksi beras menurun sehingga pemerintah memfokuskan pemenuhan kebutuhan beras di dalam negeri. Kebijakan ini dikhawatirkan akan mempengaruhi pasokan beras dunia mengingat 40% ekspor beras global dipasok dari India.
“Healthy eating habits are learned in childhood, and parents teach best by example.”-Sizer&Whitney
Dalam menghadapi problematika gizi anak sekolah, diperlukan banyak upaya strategis dari berbagai pihak, antara lain siswa, orang tua dan guru. Untuk memberikan aksi terbaik diperlukan pengetahuan yang cukup dan dilanjutkan dengan aksi nyata. Pada artikel ini akan dipaparkan langkah praktik yang dapat dicoba.
Belum lama ini para siswa di Indonesia memasuki tahun ajaran baru sekolah. Bagi orang tua yang mempedulikan kesehatan anaknya perlu memutar otak kembali agar dapat memastikan kondisi anak selalu sehat. Salah satu hal penting yang menunjang kesehatan anak adalah asupan gizi anak. Kegiatan anak yang lebih banyak, lingkungan baru, kebiasaan baru, pergaulan dengan teman, tambahan wawasan, durasi interaksi dengan orang tua yang lebih terbatas dan beberapa faktor lain memegang peranan dalam membentuk kebiasaan makan anak.
Tata Laksana PMT Berbahan Pangan Lokal untuk Ibu Hamil KEK
Ibu hamil merupakan kelompok yang sangat rentan mengalami permasalahan kekurangan gizi yaitu kekurangan energi kronis (KEK). Masalah ini harus segera diselesaikan karena jika dibiarkan akan memberikan dampak jangka pendek maupun jangka panjang bagi bayi yang dikandungnya. Pemerintah telah melaksanakan banyak upaya dalam menaggulangi permasalahan KEK ibu hamil. Pada tahun 2023 ini pemerintah semakin menggalakkan dalam pemanfaatan bahan makanan lokal.
PMT Berbahan Pangan Lokal untuk Balita dan Ibu Hamil
Tahun 2023 ini pemerintah sedang menggalakkan program pemberian makanan tambahan (PMT) berbahan pangan lokal bagi balita gizi kurang dan ibu hamil dengan kekurangan energi kronis (KEK). Pangan lokal merupakan makanan yang dikonsumsi oleh masyarakat setempat sesuai dengan potensi sumberdaya dan kearifan lokal dan menjadi alternatif sumber karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral.
Di tengah naiknya angka kelebihan gizi, permasalahan kekurangan gizi pada anak di Indonesia masih banyak, diantaranya stunting, wasting dan underweight. Data Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 dibandingkan dengan tahun 2021 menunjukkan bahwa stunting mengalami penurunan, namun wasting dan underweight justru mengalami peningkatan.
Pesan Kunci WHO untuk Dukung Ibu Sukses Menyusui dan Bekerja
Bekerja dan menyusui bukanlah suatu pilihan. Keduanya bisa dilakukan dan memang seharusnya sangat diperjuangkan.Pekan ASI sedunia yang didukung oleh WHO, UNICEF, Kementrian Kesehatan RI, serta masyarakat sipil. Tema tahun ini yang mendungkung ibu bekerja untuk tetap menyusui merupakan peluang strategis untuk mengadvokasikan hak-hak pekerja yang penting untuk keberhasilan menyusui. Beberapa hak tersebut antara lain cuti melahirkan yang ideal untuk mendukung masa ASI eksklusif serta kebijakan pendukung ibu menyusui di tempat kerja.
Agustus memiliki makna besar di bidang kesehatan. Pada tanggal 1-7 Agustus dunia memperingati pekan ASI. Adanya pekan ini menunjukkan dukungan yang besar akan pentingnya ASI bagi bayi dimasa sekarang maupun dimasa mendatang. Setiap tahun, tema pekan ASI yang diangkat berbeda. Untuk tahun 2023 ini, tema internasional yang diangkat adalah “Enabling Breastfeeding: Making a Difference for Working Parents.” Di Indonesia sendiri Kementrian Kesehatan RI mengangkat tema berkaitan, yaitu “Dukung Ibu Bekerja untuk Terus Menyusui”. Dengan diadakannya pekan ASI ini, kita akan semakin menyadari betapa pemberian ASI pada bayi masih penuh dengan tantangan. Banyak sekali faktor yang mengakibatkan anak tidak dapat memberikan ASI eksklusif. Namun, salah satu faktor penyebabnya yang menyita perhatian adalah karena kondisi ibu yang bekerja.
Faktor Resiko Prenatal dan Perinatal terhadap Obesitas Anak Balita
Riset terkait obesitas pada anak semakin berkembang. Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa serangkaian kodisi prenatal dan perinatal berhubungan dengan resiko kelebihan berat badan. Pencegahan dan penanggulangan obesitas pada usia anak-anak harus benar-benar diupayakan. Hal ini dikarenakan kelebihan berat badan dan obesitas pada anak yang dibiarkan dapat berlanjut hingga dewasa. Faktor resiko prenatal dan perinatal harus semakin diperhatikan agar penanggulangan kelebihan berat badan dan obesitas di Indonesia menyentuh semua lini.
Kondisi obesitas di Indonesia kian hari kian memprihatinkan. Kondisi ini diperparah dengan ketersediaan makanan dan kondisi lingkungan yang terus memicu kenaikan angka obesitas atau semakin obesogenik. Hal ini berarti lingkungan di Indonesia membuat makanan dan minuman yang mengandung tinggi garam, gula dan lemak (GGL) mudah tersedia dan terjangkau. Sementara kesempatan untuk mengakses alternatif yang lebih sehat dan gaya hidup lebih aktif semakin terbatas. UNICEF melakukan studi untuk menganalisis faktor resiko lingkungan obesogenik, diantaranya:
“Sering ditemui permasalahan, anak dengan berat badan yang naik tidak sesuai dengan target karena anak sering sakit. Sakit mengakibatkan anak sulit mencapai target berat badan. Di sisi lain, berat badan yang kurang juga mengakibatkan anak sering sakit. Kedua hal tersebut bagaikan lingkaran setan, sehingga perlu diputus.”
Proses anak yang normal menjadi stunting atau tubuh pendek tidak serta merta berjalan dalam waktu singkat. Terdapat proses yang sebenarnya panjang namun sering terabaikan. Kejadian stunting berawal dari kenaikan berat yang tidak sesuai dengan target yang direkomendasikan atau istilah populernya dikenal dengan ‘weight faltering’. Apabila dilihat dari grafik, maka akan tampak garis pertumbuhan berat badan berdasar usia yang melandai.
Adanya kebijakan penerapan cukai minuman diharapkan dapat berjalan sesuai dengan rencana. Dengan penerapan cukai SSBs yang berhasil, beberapa manfaat yang diharapkan antara lain penurunan konsumen terhadap konsumsi SSBs, penurunan prevalensi kelebihan berat badan dan obesitas, penurunan permasalahan kesehatan (diabetes, jantung, stroke, kematian dini), serta peningkatan pendapatan pemerintah. Namun, sebelum mencapai keberhasilan tersebut, perlu beberapa strategi khusus yang harus dijalankan, diantaranya:
Untuk membentuk anak yang sehat dan berkualitas, penting sekali untuk memperhatikan kecukupan gizi sejak masa konsepsi. Setiap fase kehidupan manusia memegang peranan penting dalam membentuk tubuh yang sehat. Terdapat empat gold standar dalam standar pemberian makan bagi anak, yaitu :
Tahun 2023 ini Kementrian Kesehatan Republik Indonesia menerbitkan petunjuk teknis PMT berbahan pangan lokal bagi balita dan ibu hamil.
Gambar 1. Cover buku.
Buku petunjuk ini ditujukan bagi pengelola program gizi dan KIA di Dinas Kesehatan Provinsi, Kabupaten/Kota, dan Puskesmas; tim pelaksana di desa (PKK, kader, organisasi kemasyarakatan, dan pihak lain yang terlibat); serta pemerintah daerah, pemerintah desa/kelurahan, dan pemangku kebijakan terkait.
Pedoman pemberian makanan tambahan (PMT) pada balita selalu dievaluasi seiring berjalannya waktu. Sudah bukan menjadi rahasia lagi bahwa kacang hijau merupakan menu paling populer dimasanya pada PMT Posyandu karena merupakan sumber protein. Meski merupakan sumber protein, kacang hijau saat ini tidak lagi disarankan untuk PMT balita. Protein pada kacang hijau dianggap belum cukup karena asam amino yang terkandung belum mencukupi kebutuhan anak.
PETUNJUK TEKNIS Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Berbahan Pangan Lokal untuk Balita dan Ibu Hamil
Tahun 2023 ini Kementrian Kesehatan Republik Indonesia menerbitkan petunjuk teknis PMT berbahan pangan lokal bagi balita dan ibu hamil.
Buku petunjuk ini ditujukan bagi pengelola program gizi dan KIA di Dinas Kesehatan Provinsi, Kabupaten/Kota, dan Puskesmas; tim pelaksana di desa (PKK, kader, organisasi kemasyarakatan, dan pihak lain yang terlibat); serta pemerintah daerah, pemerintah desa/kelurahan, dan pemangku kebijakan terkait.
Sudah Bukan Masanya PMT Balita Berupa ‘Bubur Kacang Hijau’
Pedoman pemberian makanan tambahan (PMT) pada balita selalu dievaluasi seiring berjalannya waktu. Sudah bukan menjadi rahasia lagi bahwa kacang hijau merupakan menu paling populer dimasanya pada PMT Posyandu karena merupakan sumber protein. Meski merupakan sumber protein, kacang hijau saat ini tidak lagi disarankan untuk PMT balita. Protein pada kacang hijau dianggap belum cukup karena asam amino yang terkandung belum mencukupi kebutuhan anak.
Review Buku “The Nourishing Traditions Book of Baby & Child Care”
Judul: The Nourishing Traditions Book of Baby and Child Care
Penulis: Sally Fallon Morell, Thomas S. Cowan, MD
Penerbit: Newtrends Publishing, Inc.
Tahun terbit: 2013
Genre: Non-Fiksi, Kesehatan
Jumlah halaman: 352 halaman
Buku ini terinspirasi dari studi yang dilakukan oleh Dr. Weston A Price, seorang dokter gigi, yang meneliti kehidupan sekelompok manusia yang hidup tanpa terpapar industrialisasi, terisolasi di suatu lingkungan yang bisa dibilang sangat alami. Price menemukan bahwa orang-orang ini (selanjutnya kita sebut primitive people), memiliki nilai yang lebih baik dibanding modern people dilihat dari segi:
Review Buku ‘Masyarakat Adat dan Kedaulatan Pangan’
Judul : Masyarakat Adat dan Kedaulatan Pangan
Penulis : Ahmad Arif
Penerbit : KPG
Tahun terbit : 2019
Jumlah halaman : 325
Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang luar biasa. Mulai dari satwa berupa mamalia, burung, serangga hingga tumbuh-tumbuhan. Selain itu, penduduknya yang terbagi menjadi ratusan suku pun memiliki adat istiadat, kepercayaan, dan pangan tradisionalnya sendiri.
Negara pengekspor beras terbesar di dunia, India, resmi mengumumkan akan menghentikan ekspor sebagian varietas beras mulai 20 Juli 2023 (Kompas, 25/7/2023). Gagal panen yang terjadi di sejumlah wilayah di India menyebabkan produksi beras menurun sehingga pemerintah memfokuskan pemenuhan kebutuhan beras di dalam negeri. Kebijakan ini dikhawatirkan akan mempengaruhi pasokan beras dunia mengingat 40% ekspor beras global dipasok dari India.
“Healthy eating habits are learned in childhood, and parents teach best by example.”-Sizer&Whitney
Dalam menghadapi problematika gizi anak sekolah, diperlukan banyak upaya strategis dari berbagai pihak, antara lain siswa, orang tua dan guru. Untuk memberikan aksi terbaik diperlukan pengetahuan yang cukup dan dilanjutkan dengan aksi nyata. Pada artikel ini akan dipaparkan langkah praktik yang dapat dicoba.
Belum lama ini para siswa di Indonesia memasuki tahun ajaran baru sekolah. Bagi orang tua yang mempedulikan kesehatan anaknya perlu memutar otak kembali agar dapat memastikan kondisi anak selalu sehat. Salah satu hal penting yang menunjang kesehatan anak adalah asupan gizi anak. Kegiatan anak yang lebih banyak, lingkungan baru, kebiasaan baru, pergaulan dengan teman, tambahan wawasan, durasi interaksi dengan orang tua yang lebih terbatas dan beberapa faktor lain memegang peranan dalam membentuk kebiasaan makan anak.
Tata Laksana PMT Berbahan Pangan Lokal untuk Ibu Hamil KEK
Ibu hamil merupakan kelompok yang sangat rentan mengalami permasalahan kekurangan gizi yaitu kekurangan energi kronis (KEK). Masalah ini harus segera diselesaikan karena jika dibiarkan akan memberikan dampak jangka pendek maupun jangka panjang bagi bayi yang dikandungnya. Pemerintah telah melaksanakan banyak upaya dalam menaggulangi permasalahan KEK ibu hamil. Pada tahun 2023 ini pemerintah semakin menggalakkan dalam pemanfaatan bahan makanan lokal.
PMT Berbahan Pangan Lokal untuk Balita dan Ibu Hamil
Tahun 2023 ini pemerintah sedang menggalakkan program pemberian makanan tambahan (PMT) berbahan pangan lokal bagi balita gizi kurang dan ibu hamil dengan kekurangan energi kronis (KEK). Pangan lokal merupakan makanan yang dikonsumsi oleh masyarakat setempat sesuai dengan potensi sumberdaya dan kearifan lokal dan menjadi alternatif sumber karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral.
Di tengah naiknya angka kelebihan gizi, permasalahan kekurangan gizi pada anak di Indonesia masih banyak, diantaranya stunting, wasting dan underweight. Data Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 dibandingkan dengan tahun 2021 menunjukkan bahwa stunting mengalami penurunan, namun wasting dan underweight justru mengalami peningkatan.
Pesan Kunci WHO untuk Dukung Ibu Sukses Menyusui dan Bekerja
Bekerja dan menyusui bukanlah suatu pilihan. Keduanya bisa dilakukan dan memang seharusnya sangat diperjuangkan.Pekan ASI sedunia yang didukung oleh WHO, UNICEF, Kementrian Kesehatan RI, serta masyarakat sipil. Tema tahun ini yang mendungkung ibu bekerja untuk tetap menyusui merupakan peluang strategis untuk mengadvokasikan hak-hak pekerja yang penting untuk keberhasilan menyusui. Beberapa hak tersebut antara lain cuti melahirkan yang ideal untuk mendukung masa ASI eksklusif serta kebijakan pendukung ibu menyusui di tempat kerja.
Agustus memiliki makna besar di bidang kesehatan. Pada tanggal 1-7 Agustus dunia memperingati pekan ASI. Adanya pekan ini menunjukkan dukungan yang besar akan pentingnya ASI bagi bayi dimasa sekarang maupun dimasa mendatang. Setiap tahun, tema pekan ASI yang diangkat berbeda. Untuk tahun 2023 ini, tema internasional yang diangkat adalah “Enabling Breastfeeding: Making a Difference for Working Parents.” Di Indonesia sendiri Kementrian Kesehatan RI mengangkat tema berkaitan, yaitu “Dukung Ibu Bekerja untuk Terus Menyusui”. Dengan diadakannya pekan ASI ini, kita akan semakin menyadari betapa pemberian ASI pada bayi masih penuh dengan tantangan. Banyak sekali faktor yang mengakibatkan anak tidak dapat memberikan ASI eksklusif. Namun, salah satu faktor penyebabnya yang menyita perhatian adalah karena kondisi ibu yang bekerja.
Faktor Resiko Prenatal dan Perinatal terhadap Obesitas Anak Balita
Riset terkait obesitas pada anak semakin berkembang. Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa serangkaian kodisi prenatal dan perinatal berhubungan dengan resiko kelebihan berat badan. Pencegahan dan penanggulangan obesitas pada usia anak-anak harus benar-benar diupayakan. Hal ini dikarenakan kelebihan berat badan dan obesitas pada anak yang dibiarkan dapat berlanjut hingga dewasa. Faktor resiko prenatal dan perinatal harus semakin diperhatikan agar penanggulangan kelebihan berat badan dan obesitas di Indonesia menyentuh semua lini.
Kondisi obesitas di Indonesia kian hari kian memprihatinkan. Kondisi ini diperparah dengan ketersediaan makanan dan kondisi lingkungan yang terus memicu kenaikan angka obesitas atau semakin obesogenik. Hal ini berarti lingkungan di Indonesia membuat makanan dan minuman yang mengandung tinggi garam, gula dan lemak (GGL) mudah tersedia dan terjangkau. Sementara kesempatan untuk mengakses alternatif yang lebih sehat dan gaya hidup lebih aktif semakin terbatas. UNICEF melakukan studi untuk menganalisis faktor resiko lingkungan obesogenik, diantaranya:
“Sering ditemui permasalahan, anak dengan berat badan yang naik tidak sesuai dengan target karena anak sering sakit. Sakit mengakibatkan anak sulit mencapai target berat badan. Di sisi lain, berat badan yang kurang juga mengakibatkan anak sering sakit. Kedua hal tersebut bagaikan lingkaran setan, sehingga perlu diputus.”
Proses anak yang normal menjadi stunting atau tubuh pendek tidak serta merta berjalan dalam waktu singkat. Terdapat proses yang sebenarnya panjang namun sering terabaikan. Kejadian stunting berawal dari kenaikan berat yang tidak sesuai dengan target yang direkomendasikan atau istilah populernya dikenal dengan ‘weight faltering’. Apabila dilihat dari grafik, maka akan tampak garis pertumbuhan berat badan berdasar usia yang melandai.
Adanya kebijakan penerapan cukai minuman diharapkan dapat berjalan sesuai dengan rencana. Dengan penerapan cukai SSBs yang berhasil, beberapa manfaat yang diharapkan antara lain penurunan konsumen terhadap konsumsi SSBs, penurunan prevalensi kelebihan berat badan dan obesitas, penurunan permasalahan kesehatan (diabetes, jantung, stroke, kematian dini), serta peningkatan pendapatan pemerintah. Namun, sebelum mencapai keberhasilan tersebut, perlu beberapa strategi khusus yang harus dijalankan, diantaranya:
Potret Negara Berhasil dalam Menerapkan Cukai Minuman Berpemanis (SSBs)
Tingginya angka penyakit tidak menular (PTM) di seluruh dunia memacu berbagai negara untuk berusaha mengendalikan jumlah penambahan kasus baru. Kebanyakan kejadian PTM diawali oleh pola makan tidak sehat. Makanan dan minuman yang populer saat ini hampir semuanya mengandung tinggi kalori dari lemak dan gula. Tingginya gula dari minuman menjadikan perhatian yang lebih di bidang kesehatan. Minuman manis dianggap lebih membahayakan karena dengan mengkonsumsi minuman manis tidak ada efek mengenyangkan. Sehingga, konsumsinya akan lebih susah dikendalikan. Padahal kadar gula yang didalamnya tinggi. Belum lagi efek ketergantungan yang mengakibatkannya dikonsumsi secara terus-menerus.
Negara pengekspor beras terbesar di dunia, India, resmi mengumumkan akan menghentikan ekspor sebagian varietas beras mulai 20 Juli 2023 (Kompas, 25/7/2023). Gagal panen yang terjadi di sejumlah wilayah di India menyebabkan produksi beras menurun sehingga pemerintah memfokuskan pemenuhan kebutuhan beras di dalam negeri. Kebijakan ini dikhawatirkan akan mempengaruhi pasokan beras dunia mengingat 40% ekspor beras global dipasok dari India.
“Healthy eating habits are learned in childhood, and parents teach best by example.”-Sizer&Whitney
Dalam menghadapi problematika gizi anak sekolah, diperlukan banyak upaya strategis dari berbagai pihak, antara lain siswa, orang tua dan guru. Untuk memberikan aksi terbaik diperlukan pengetahuan yang cukup dan dilanjutkan dengan aksi nyata. Pada artikel ini akan dipaparkan langkah praktik yang dapat dicoba.
Belum lama ini para siswa di Indonesia memasuki tahun ajaran baru sekolah. Bagi orang tua yang mempedulikan kesehatan anaknya perlu memutar otak kembali agar dapat memastikan kondisi anak selalu sehat. Salah satu hal penting yang menunjang kesehatan anak adalah asupan gizi anak. Kegiatan anak yang lebih banyak, lingkungan baru, kebiasaan baru, pergaulan dengan teman, tambahan wawasan, durasi interaksi dengan orang tua yang lebih terbatas dan beberapa faktor lain memegang peranan dalam membentuk kebiasaan makan anak.
Tata Laksana PMT Berbahan Pangan Lokal untuk Ibu Hamil KEK
Ibu hamil merupakan kelompok yang sangat rentan mengalami permasalahan kekurangan gizi yaitu kekurangan energi kronis (KEK). Masalah ini harus segera diselesaikan karena jika dibiarkan akan memberikan dampak jangka pendek maupun jangka panjang bagi bayi yang dikandungnya. Pemerintah telah melaksanakan banyak upaya dalam menaggulangi permasalahan KEK ibu hamil. Pada tahun 2023 ini pemerintah semakin menggalakkan dalam pemanfaatan bahan makanan lokal.
PMT Berbahan Pangan Lokal untuk Balita dan Ibu Hamil
Tahun 2023 ini pemerintah sedang menggalakkan program pemberian makanan tambahan (PMT) berbahan pangan lokal bagi balita gizi kurang dan ibu hamil dengan kekurangan energi kronis (KEK). Pangan lokal merupakan makanan yang dikonsumsi oleh masyarakat setempat sesuai dengan potensi sumberdaya dan kearifan lokal dan menjadi alternatif sumber karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral.
Di tengah naiknya angka kelebihan gizi, permasalahan kekurangan gizi pada anak di Indonesia masih banyak, diantaranya stunting, wasting dan underweight. Data Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 dibandingkan dengan tahun 2021 menunjukkan bahwa stunting mengalami penurunan, namun wasting dan underweight justru mengalami peningkatan.
Pesan Kunci WHO untuk Dukung Ibu Sukses Menyusui dan Bekerja
Bekerja dan menyusui bukanlah suatu pilihan. Keduanya bisa dilakukan dan memang seharusnya sangat diperjuangkan.Pekan ASI sedunia yang didukung oleh WHO, UNICEF, Kementrian Kesehatan RI, serta masyarakat sipil. Tema tahun ini yang mendungkung ibu bekerja untuk tetap menyusui merupakan peluang strategis untuk mengadvokasikan hak-hak pekerja yang penting untuk keberhasilan menyusui. Beberapa hak tersebut antara lain cuti melahirkan yang ideal untuk mendukung masa ASI eksklusif serta kebijakan pendukung ibu menyusui di tempat kerja.
Agustus memiliki makna besar di bidang kesehatan. Pada tanggal 1-7 Agustus dunia memperingati pekan ASI. Adanya pekan ini menunjukkan dukungan yang besar akan pentingnya ASI bagi bayi dimasa sekarang maupun dimasa mendatang. Setiap tahun, tema pekan ASI yang diangkat berbeda. Untuk tahun 2023 ini, tema internasional yang diangkat adalah “Enabling Breastfeeding: Making a Difference for Working Parents.” Di Indonesia sendiri Kementrian Kesehatan RI mengangkat tema berkaitan, yaitu “Dukung Ibu Bekerja untuk Terus Menyusui”. Dengan diadakannya pekan ASI ini, kita akan semakin menyadari betapa pemberian ASI pada bayi masih penuh dengan tantangan. Banyak sekali faktor yang mengakibatkan anak tidak dapat memberikan ASI eksklusif. Namun, salah satu faktor penyebabnya yang menyita perhatian adalah karena kondisi ibu yang bekerja.
Faktor Resiko Prenatal dan Perinatal terhadap Obesitas Anak Balita
Riset terkait obesitas pada anak semakin berkembang. Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa serangkaian kodisi prenatal dan perinatal berhubungan dengan resiko kelebihan berat badan. Pencegahan dan penanggulangan obesitas pada usia anak-anak harus benar-benar diupayakan. Hal ini dikarenakan kelebihan berat badan dan obesitas pada anak yang dibiarkan dapat berlanjut hingga dewasa. Faktor resiko prenatal dan perinatal harus semakin diperhatikan agar penanggulangan kelebihan berat badan dan obesitas di Indonesia menyentuh semua lini.
Kondisi obesitas di Indonesia kian hari kian memprihatinkan. Kondisi ini diperparah dengan ketersediaan makanan dan kondisi lingkungan yang terus memicu kenaikan angka obesitas atau semakin obesogenik. Hal ini berarti lingkungan di Indonesia membuat makanan dan minuman yang mengandung tinggi garam, gula dan lemak (GGL) mudah tersedia dan terjangkau. Sementara kesempatan untuk mengakses alternatif yang lebih sehat dan gaya hidup lebih aktif semakin terbatas. UNICEF melakukan studi untuk menganalisis faktor resiko lingkungan obesogenik, diantaranya:
“Sering ditemui permasalahan, anak dengan berat badan yang naik tidak sesuai dengan target karena anak sering sakit. Sakit mengakibatkan anak sulit mencapai target berat badan. Di sisi lain, berat badan yang kurang juga mengakibatkan anak sering sakit. Kedua hal tersebut bagaikan lingkaran setan, sehingga perlu diputus.”
Proses anak yang normal menjadi stunting atau tubuh pendek tidak serta merta berjalan dalam waktu singkat. Terdapat proses yang sebenarnya panjang namun sering terabaikan. Kejadian stunting berawal dari kenaikan berat yang tidak sesuai dengan target yang direkomendasikan atau istilah populernya dikenal dengan ‘weight faltering’. Apabila dilihat dari grafik, maka akan tampak garis pertumbuhan berat badan berdasar usia yang melandai.
Adanya kebijakan penerapan cukai minuman diharapkan dapat berjalan sesuai dengan rencana. Dengan penerapan cukai SSBs yang berhasil, beberapa manfaat yang diharapkan antara lain penurunan konsumen terhadap konsumsi SSBs, penurunan prevalensi kelebihan berat badan dan obesitas, penurunan permasalahan kesehatan (diabetes, jantung, stroke, kematian dini), serta peningkatan pendapatan pemerintah. Namun, sebelum mencapai keberhasilan tersebut, perlu beberapa strategi khusus yang harus dijalankan, diantaranya:
Potret Negara Berhasil dalam Menerapkan Cukai Minuman Berpemanis (SSBs)
Tingginya angka penyakit tidak menular (PTM) di seluruh dunia memacu berbagai negara untuk berusaha mengendalikan jumlah penambahan kasus baru. Kebanyakan kejadian PTM diawali oleh pola makan tidak sehat. Makanan dan minuman yang populer saat ini hampir semuanya mengandung tinggi kalori dari lemak dan gula. Tingginya gula dari minuman menjadikan perhatian yang lebih di bidang kesehatan. Minuman manis dianggap lebih membahayakan karena dengan mengkonsumsi minuman manis tidak ada efek mengenyangkan. Sehingga, konsumsinya akan lebih susah dikendalikan. Padahal kadar gula yang didalamnya tinggi. Belum lagi efek ketergantungan yang mengakibatkannya dikonsumsi secara terus-menerus.
Pertimbangan Penting dalam Penegakan Cukai Minuman Berpemanis (SSBs)
Dalam menegakkan pembebanan cukai minuman berpemanis atau sugar-sweetened beverages (SSBs), pemerintah perlu mempertimbangkan beberapa hal agar efektif dan sesuai. Harapannya ketepatan penegakan akan menjamin manfaat kesehatan dan ekonomi yang maksimal. Beberapa pertimbangan penting dalam merancang cukai SSBs antara lain:
Rencana pembebanan cukai minuman berpemanis di Indonesia terus digulirkan. Kian hari, variasi minuman manis dalam kemasan semakin bertambah, dan pada saat yang sama distribusi minuman berpemanis tersebut semakin meluas. Kenaikan kasus diabetes pada anak diharapkan dapat mendorong pengambil kebijakan untuk segera menetapkan langkah strategis untuk mengendalikan faktor risiko, salah satunya asupan gula yang di luar batas.
Angka kejadian diabetes di Indonesia terus saja mengalami peningkatan. Terlebih diabetes pada anak yang mengalami peningkatan sebanyak 70 kali. Kondisi memprihatinkan akan kejadian penyakit tidak menular semakin menyita perhatian. Tidak hanya diabetes, berbagai penyakit tidak menular yang disebabkan oleh pola hidup tidak sehat juga terus mengalami peningkatan. Banyak upaya yang dilakukan pemerintah untuk melandaikan kejadian penyakit tidak menular. Salah rencana untuk menekan kejadian penyakit tidak menular adalah rencana pembebanan cukai pada makanan/minuman.