Memilih Makanan Sehat bagi Anak Sekolah

Healthy eating habits are learned in childhood, and parents teach best by example.”-Sizer&Whitney

Dalam menghadapi problematika gizi anak sekolah, diperlukan banyak upaya strategis dari berbagai pihak, antara lain siswa, orang tua dan guru. Untuk memberikan aksi terbaik diperlukan pengetahuan yang cukup dan dilanjutkan dengan aksi nyata. Pada artikel ini akan dipaparkan langkah praktik yang dapat dicoba.

Orang tua merupakan orang yang memiliki kekerabatan paling dekat dan memberi pengaruh terbesar bagi kepribadian siswa. Beberapa hal yang perlu diupayakan orang tua agar anak dapat memilih makanan yang sehat bagi anak antara lain:

  • Menentukan ukuran makanan anak.

    Ukuran makan utama dan selingan bagi anak perlu diperhatikan. Makanan selingan yang terlalu besar dapat mempengaruhi makan utama anak. Namun, jika terlalu sedikit anak kelaparan dan memicu makan berlebihan di waktu berikutnya.

  • Memperhatikan waktu pemberian makan.

    Biasakan anak untuk makan secara teratur dari segi waktu. Jangan sampai anak makan dalam kondisi terlalu lapar. Hal tersebut dapat mengakibatkan porsi makan yang tidak terkendali dan cenderung tidak sehat. Beri jeda setidaknya 2 jam antara jam makan utama dan jam selingan agar penyerapan gizi makan utama maksimal.

  • Menghilangkan distraksi.

    Dengan kesadaran penuh saat makan, anak akan lebih memahami rasa, tekstur dan kuantitas makanann yang dikonsumsi.

  • Menyediakan makanan sehat.

    Pastikan di rumah baik di meja makan yang mudah terjangkau atau kulkas tersedia makanan  sehat.

  • Melibatkan anak dalam mempersiapkan makan.

    Orang tua perlu melibatkan anak saat menyiapkan makan. Anak dapat dilibatkan saat berbelanja, memasak atau menata makanan.

Penting juga bagi orang tua dan guru untuk mengedukasi bagaimana memilih makanan jajanan yang sehat bagi anak karena anak tidak mungkin sepenuhnya dalam pengawasan. Beberapa upaya yang dapat dilakukan antara lain:

  1. Memperhatikan kebersihan makanan (memilih dalam wadah atau kemasan tertutup)
  2. Memperhatikan kebersihan penjual (perilaku, tempat berjualan, perlalatan)
  3. Memilih makanan kemasan dengan memperhatikan KLIK (Kemasan, Label, Izin edar dan Kadaluwarsa)
  4. Memilih warna makanan yang tidak mencolok
  5. Memilih rasa makanan yang tidak terlalu kuat (terlalu manis, asin, pedas)
  6. Memastikan aroma makanan segar/tidak tengik
  7. Memilih makanan matang dibandingkan setengah matang atau mentah
  8. Membatasi makanan/minuman berpengawet, berpenyedap dan tinggi gula
  9. Membatasi konsumsi makanan cepat saji (fast food) dan makanan ringan (keripik)
  10. Mengutamakan makanan yang tinggi serat (buah, sayur) dan tinggi protein

Sebagai pemegang kebijakan di tingkat sekolah, kepala sekolah dan guru memiliki peran besar dalam pengelolaan makanan di kantin sekolah dan penjaja makanan di area sekolah. Beberapa regulasi yang dapat dipertimbangkan antara lain:

  1. Beberapa sekolah melarang siswanya membeli makanan di sekolah. Siswa harus membawa dari rumah dengan kriteria makanan yang telah ditentukan.
  2. Membatasi siswa membeli makanan hanya di kantin sekolah yang telah terawasi.
  3. Bagi yang memperbolehkan penjaja makanan di area sekolah (di luar gerbang), sekolah dapat menolak makanan yang tidak aman bagi anak. Misalnya saja makanan yang mengandung pewarna non makanan (dengan pengujian lab).
  4. Melakukan sosialisasi dan monitoring secara berkala keamanan makanan yang dijual untuk anak sekolah.

Sumber bacaan:

BPOM RI. 2021. Pedoman pangan jajanan anak sekolah untuk pencapaian gizi seimbang. Jakarta: BPOM.

https://blog.insanbumimandiri.org/12-tips-memilih-jajanan-anak-sekolah-yang-sehat/

https://healthy-kids.com.au/parents/packing-a-healthy-lunchbox/the-basics-to-healthy-choices/

https://upk.kemkes.go.id/new/tips-sehat-memilih-jajanan-untuk-anak-di-sekolah

https://www.healthychildren.org/English/healthy-living/nutrition/Pages/Choosing-Healthy-Snacks-for-Children.aspx

Leave a comment

Dampak Covid