Resume Materi dalam Fornas JKKI XIII Topik Kedua Pembicara Keempat

‘Obesity Prevention and Management Across The Lifecycle’

Pembicara keempat kegiatan Forum Nasional XIII Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia (JKKI) topik kedua memaparkan materi yang berjudul ‘Obesity Prevention and Management Across The Lifecycle’. Materi ini disampaikan oleh yaitu bapak David Colozza, Ph.D selaku Nutrition Section, UNICEF Indonesia.

Terdapat 4 area utama kebijakan yang dilakukan UNICEF dalam pencegahan overweight, diantaranya evidence generation, policy advocacy and development, public education awareness raising, serta local pilot programmes.

Prevalensi dan trend obesitas yang terjadi di Indonesia yang kian meningkat. Meski dari gender dan lokasi berbeda, namun secara keseluruhan mengalami peningkatan. Indonesia adalah negara dengan area yang luas. Stunting dan wasting juga masih menjadi masalah. Jika dilihat dari target global dan nasional kondisi Indonesia buruk dari segi peningkatan prevalensi obesitas dewasa, peningkatan overweight dan obesitas anak, national obesity risk dan childhood obesity risk .

Empat faktor resiko utama obesitas di Indonesia adalah kondisi pre dan perinatal, anak usia balita, gaya hidup dan lingkungan. Dijabarkan pula tentang faktor risiko individu (tingginya asupan minuman manis, rendahnya  asupan sayur buah, rendahnya aktivitas fisik) dan lingkungan (perkembangan outlet fast food dan retail modern; tingginya paparan iklan makanan tidak sehat, rendahnya ketersediaan air bersih; rendahnya ketersediaan makanan sehat; buruknya infrastruktur yang mendukung aktivitas fisik).

  • Obesitas terkait lingkungan mendorong konsumsi makanan tidak sehat dan aktivitas fisik yang rendah. Lingkungan lebih susah untuk mengendalikan gaya hidup sehat mengingat kondisi saat ini terjadi peningkatan penjualan makanan tidak sehat, kemudahan memperoleh makanan tidak sehat, iklan makan tidak sehat di media televisi dan area khusus yang diakses anak dan remaja.
  • Kurangnya ketersediaan air minum yang aman dapat berpengaruh pada kejadian obesitas. Apabila air minum yang aman mudah tersedia, maka dapat memberikan alternatif minuman sehat dibandingkan minuman
  • Kurangnya ketersediaan makanan sehat di sekolah. Bisa juga hal ini terjadi akibat tidak konsistennya praktek penyediaan makanan sehat karena kurangnya pedoman.
  • Aktivitas fisik yang rendah juga disebabkan karena infrastruktur belum tersedia, atau tersedia namun kualitasnya rendah. Terlebih jika tidak ada opsi transportasi publik. Tingginya polusi juga turut mendorong orang memilih menggunakan transportasi pribadi yang itu artinya aktifitas fisik menjadi lebih rendah.

Pada prakteknya terjadi gap antara kebijakan dan legislasi, diantaranya:

  1. Governance and policy support

    Pemerintah baru menargetkan obesitas pada dewasa, belum pada anak, program pencegahan obesitas (misalnya Germas) belum dijabarkan dalam program yang spesifik, masalah pada koordinasi pemegang kebijakan, awareness.  Germas yang saat ini sudah ada belum secara konsisten diterapkan dan belum berkelanjutan.  

  2. Health system and services

    Ketidakkonsistenan pada skrining, konseling gizi, konseling psikologi, monitoring dan data tersedia.

  3. Nutrition specific policies

    Belum ada pemberlakukan pajak makanan sehat dan subsidi makanan sehat, regulasi/marketing makanan tidak sehat tidak termonitoring, kebijakan pelabelan makanan, kebijakan gizi di lingkungan sekolah.

  4. Nutrition sensitive policies.

    Program yang ada belum memenuhi nutrition sensitives (misalnya pemberian uang cash), terbatasnya inisiatif, green space, minuman yang aman.

Perlu kebijakan dan tata kelola yang baik. Perlu kita ingat bahwa obesitas tidak bisa diselesaikan hanya dari sektor kesehatan dan gizi.

Jika anda menghendaki materi dan video yang disampaikan oleh bapak David, silahkan mengakses melalui link berikut. Liputan kegiatan lengkap Fornas JKKI XIII topik kedua dapat diakses melalui link berikut.

Leave a comment

Dampak Covid