Liputan Webinar “Kader Posyandu Peduli Wasting” Kerjasama FK-KMK UGM dengan UNICEF

Terdapat kenaikan prevalensi wasting pada data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 dari 7,1% menjadi 7,7%. Menanggapi kondisi tersebut banyak upaya dilakukan untuk menurunkan kembali angka wasting. Pada hari Selasa, 24 Oktober 2023 telah terselenggara webinar hasil kerjasama Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FK-KMK UGM) bekerja sama dengan UNICEF Indonesia untuk mendukung Kementerian Kesehatan. Webinar dengan judul “Kader Posyandu Peduli Wasting” memfokuskan pada peran kader posyandu dalam penanggulangan wasting. Pelatihan ini menjadi prioritas karena kader merupakan relawan yang berperan penting dalam pencegahan, penemuan dini, rujukan, dan tata laksana wasting di masyarakat.

Webinar diawali dengan materi dari Ibu Ni Made Diah PLD, MKM (Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Dirjen Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI). Beliau menyampaikan materi ‘Strategi dan Program Penguatan Kapasitas Kader Posyandu Berbasis 25 Kompetensi’. Ibu Made menyampaikan terkait posyandu di era transformasi layanan primer, pembinaan posyandu dan kader, dan peningkatan kapasitas kader. Layanan primer sangat penting karena sebagian besar kematian dapat dicegah atau dicegah sebagian. Hal ini berlaku pada semua kelompok umur dengan permasalahannya masing-masing, diantaranya bayi dan balita, anak-anak, remaja, usia produktif, serta lansia. Puskesmas terus mendorong pelayanan posyandu terintegrasi untuk mendukung transformasi pelayanan primer. Pembinaan posyandu dan kader terintegrasi dilakukan dengan pelatihan kader berbasis 25 keterampilan dasar bidang kesehatan.

Peningkatan kapasitas kader dilakukan dengan menyiapkan skema manajemen kader.

Ibu Julia juga membagikan modul pedoman manajemen kader.

Materi kedua disampaikan oleh ibu dr. Julia Suryantan (National Consultant UNICEF Indonesia). Beliau menyampaikan materi ‘Pendekatan Kader Peduli Wasting untuk Mendukung Penemuan Dini, Rujukan dan Tata Laksana Wasting’. Ibu Julia menyampaikan bahwa wasting merupakan permasalahan gizi paling berbahaya. Anak wasting 3 kali beresiko lebih besar mengalami stunting dan meningkatkan resiko kematian. UNICEF memiliki tujuan utama untuk memastikan tidak ada kematian pada anak karena wasting.

Penanggulangan wasting dilakukan dengan pendekatan Pengelolaan Gizi Buruk Terintegrasi (PGBT). Pemerintah berupaya mencapai target penurunan wasting dengan mengoptimalkan 4 komponen, yakni mobilisasi masyarakat, pemberian layanan rawat jalan bagi balita gizi buruk tanpa komplikasi medis, layanan rawat inap bagi balita dengan komplikasi medis, dan layanan balita dengan gizi kurang. Penanggulangan wasting melibatkan kader dan keluarga untuk melakukan deteksi dini. Deteksi dini wasting yang lebih cepat akan mendorong penyembuhan yang cepat. Selanjutnya kader juga berperan dalam memberi dukungan dan rujukan anak yang terdeteksi wasting.

Setelah materi kedua, dilanjutkan Talkshow. Pada sesi pertama telah hadir Ibu Luh Gede Laksmiwati, SKM, MAP (Kasi Kesga Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Utara). Beliau memaparkan bahwa asuhan gizi di Kabupaten Lombok Utara diawali dengan pelatihan dari dokter, ahli gizi, perawat, dan bidan yang dilengkapi dengan SOP yang disusun (sesuai dengan kondisi) untuk penanggulangan wasting. Puskesmas telah memiliki tim asuhan gizi serta pengelolaan gizi buruk telah terintegrasi. Di Puskesmas juga sudah terdapat poli anak yang menyediakan layanan anak dan ruang konseling. Anak wasting datang ke Puskesmas dengan rujukan dari posyandu dan bidan desa. Pemberdayaan masyarakat yang dilakukan fokus pada penapisan gizi buruk dengan menggunakan lingkar lengan atas (LLA) yang dilakukan secara mandiri. Pengadaan pita LLA bagi keluarga dilakukan secara bertahap sejak tahun 2020 dan masih terus dilakukan sampe sekarang. Harapannya semua balita dapat melakukan penapisan wasting secara mandiri. Dinas kesehatan telah melakukan penanggulangan wasting dengan asuhan gizi, perawatan rawat jalan dan rawat inap, pembiayaan (perawatan, termasuk penunggu) serta pemberdayaan kader untuk pendekatan keluarga dan tata laksana wasting.

Talkshow kedua mengundang Ibu Harnawati (Perwakilan Kader Posyandu Tebanggo Kabupaten Lombok Utara). Beliau menceritakan keterlibatan kader posyandu Tebanggo dalam upaya pencegahan dan penanggulangan wasting di Kabupaten Lombok Utara. Dari awal, kader melakukan gerakan-gerakan untuk penanggulangan wasting. Terutama sejak mendapatkan pelatihan. Kepedualian kader terhadap wasting sangat tinggi karena mengingat dampak wasting yang besar, yaitu tidak hanya kecerdasan tetapi juga kematian. Langkah deteksi dini yang telah dilakukan antara lain Gerakan Gempita (sayang anak melalui LLA keluarga). Pita LLA dibagikan kepada semua sasaran posyandu agar dapat dilakukan deteksi dini secara mandiri. Selain pembagian pita LLA, ibu Harnawati juga membagian permasalahan, tantangan dan apa saja yang terlah dilakukan dalam penanggulangan wasting. Beberapa hal yang disampaikan antara lain terkait peran posyandu deteksi dini, rujukan, pendampingan, edukasi ASI eksklusif, edukasi MP ASI.

Baca selengkapnya pada artikel ‘Keterlibatan Kader Posyandu Tebanggo dalam Upaya Pencegahan dan Penanggulangan wasting di Kabupaten Lombok Utara‘. 

Leave a comment

Dampak Covid