Belajar dari Negara dengan Street Food Terbaik bagi Diabetisi
Beberapa tahun terakhir ini, street food di Indonesia berkembang sangat pesat. Berbagai jenis makanan dapat ditemukan dengan mudah. Baik dari segi akses, maupun jenis makanan. Meningkatnya daya beli masyarakat menunjukkan kemampuan ekonomi yang lebih baik. Kemajuan teknologi, pengetahuan akses informasi juga menjadikan kreatifitas street food semakin berkembang. Namun, disisi lain perkembangan street food di Indonesia perlu kita telaah kembali. Jika kita amati, street food yang paling banyak diminati pembeli maupun penjual adalah makanan dan minuman yang rendah nilai gizi (tinggi gula, tinggi lemak jenuh, rendah serat, rendah vitamin dan mineral).
Liputan Webinar Hari Obesitas Sedunia 2023 : Koordinasi dan Aksi Bersama untuk Pencegahan dan Pengendalian Gizi Lebih dan Obesitas
Dalam memperingati Hati Obesitas Sedunia 2023, Unicef bekerjasama dengan WHO menyelenggarakan webinar pada hari Selasa, 21 Maret 2023 dengan tema ‘Koordinasi dan Aksi Bersama untuk Pencegahan dan Pengendalian Gizi Lebih dan Obesitas’. Webinar diawali dengan sambutan pembuka dari Bapak Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM, MARS (Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI). Kegiatan ini menghadirkan panelis dari berbagai bidang, diantaranya Bapak Pungkas Bahjuri Ali, S.TP, MS, Ph.D (Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Kementrian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS RI), Ibu dr. Fransiska Mardiananingsih, MPH (National Professional Officer-Social Determinants and Health Promotion WHO-Indonesia), Ibu dr. Lovely Daisy, MKM (Plt. Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kemenkes RI), dan Bapak David Colozza, Ph.D (Nutrition Specialist UNICEF-Indonesia). Webinar ddimoderatori oleh Ibu Digna Niken Purwaningrum, MPH, Ph.D (Dosen dan Peneliti Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM).
Langkah paling penting dalam pengendalian angka kejadian diabetes adalah dengan upaya pencegahan sejak dini. Mengingat tingginya kenaikan diabetes pada anak di Indonesia sebanyak 70 kali lipat , keluarga harus segera mengambil tindakan dalam upaya pembentukan pola hidup sehat. Apabila seseorang terbiasa pola hidup sehat sejak kecil, maka pola ini dapat terbawa hingga dewasa. Orang tua merupakan pihak yang paling berkontribusi dalam pencegahan diabetes tipe-2.
Program pemberian PMT pada balita memerlukan inovasi yang lebih baik agar target penurunan angka malnutrisi balita tercapai lebih baik. Program pemberian PMT biskuit perlu segera diganti dengan program lain dengan mempertimbangkan evaluasi-evaluasi program yang telah banyak dilakukan. Beberapa program inovasi yang bisa dijadikan inspirasi dari beberapa daerah diantaranya:
Evaluasi Program Pemberian Makanan Tambahan Biskuit pada Balita
Program pemberian makanan tambahan (PMT) berupa biskuit bagi balita di Indonesia sudah berjalan sejak tahun 2007, atau kurang lebih 16 tahun. Selama program ini berjalan, banyak peneliti yang melakukan riset terkait evaluasi program PMT biskuit yang diberikan pemerintah sebagai bahan evaluasi. Beberapa evaluasi dari program PMT biskuit antara lain:
Program Pemberian Biskuit Makanan Tambahan bagi Balita Indonesia
Bulan lalu sempat hangat diskusi terkait pemberian makanan tambahan (PMT) bagi balita untuk mengatasi permasalahan kekurangan gizi. Presiden secara eksplisit menyatakan ketidaksetujuannya pada program PMT biskuit bagi balita Indonesia. Pada artikel ini kami akan menjabarkan sistem pemberian biskuit makanan tambahan dari pemerintah bagi balita yang selama beberapa tahun ini berjalan.
Melihat angka kenaikan diabetes pada anak di Indonesia sebanyak 70 kali lipat dalam kurun waktu 13 tahun, pemerintah maupun orang tua perlu lebih waspada pada kondisi kesehatan anak. Dari tingkat pemerintah selaku pemegang kekebijakan, deteksi dini diabetes pada anak perlu segera dilakukan secara lebih luas di lebih banyak daerah. Harapannya, semakin awal terdeteksi penanganan dapat segera dilakukan dengan cepat dan tepat sehingga resikonya lebih rendah.
Beberapa hari terakhir, isu ketahanan pangan kembali bergulir. FAO memproyeksikan terjadi kerawanan pangan akut global di tahun 2023. Meskipun pandemi sudah mulai terkendali, namun ada dinamika konflik geopolitik Rusia-Ukraina serta resiko resesi global di tahun 2023. Harga pangan global mengalami kenaikan karena perubahan iklim, dampak perang, serta perang ekspor yang mempengaruhi pasokan supply dan demand pasar global. Buruknya ketahanan pangan ada kaitannya dengan peningkatan kejadian baru penyakit diabetes tipe-2 dan mempengaruhi bagaimana diabetisi dalam mengontrol kesehatannya. Kita tahu bahwa angka diabetes terus meningkat, pada dewasa maupun anak.
Stunting merupakan permasalahan serius yang memerlukan solusi segera karena mempengaruhi kualitas sumber daya manusia dimasa depan, yang berarti mempengaruhi kemajuan negara. Data survei status gizi balita Indonesia (SSGBI) tahun 2021 meunjukkan angka stunting di Indonesia masih diangka 24,4% atau 5,33 juta balita. Angka ini sudah mengalami penurunan dari yang sebelumnya tahun 2019 sebesar 27,67%. Sudah banyak program yang dilakukan pemerintah untuk menurunkan angka stunting. Meski sudah mengalami penurunan, angka stunting di Indonesia masih termasuk kategori tinggi. Presiden menargetkan angka stunting mengalami penurunan pada tahun 2024 menjadi 14%. Bagaimanakah penanggulangan stunting di lapangan?
Hari Gizi Nasional 2023 : Protein Hewani Cegah Stunting
Hari gizi nasional tahun ini kembali mengangkat tema terkait stunting. Stunting masih menjadi isu kesehatan hangat di bidang kesehatan. Keberhasilan penanggulangan stunting tidak hanya ditentukan dari segi intervensi gizi saja, namun sangat kompleks. Perlu kerjasama dari berbagai sektor dalam penanggulangannya. Pada tahun ini, hari gizi mengangkat protein hewani sebagai salah satu solusi dalam penanggulangan stunting “Protein Hewani Cegah Stunting”.
Secular Trend untuk Penilaian Kualitas Sumber Daya Manusia
Pada Webinar Public Health Nutrition minggu lalu, ahli senior di bidang gizi kesehatan masyarakat (Ibu Atmarita, Dr.PH) membahas tentang hal yang cukup menarik, yaitu secular trends. Secular trends merupakan tren jangka panjang dengan melakukan pemantauan tingkat pertumbuhan fisik (tinggi badan). Pemantauan pertumbuhan fisik dapat dievaluasi dengan melihat capaian tinggi badan pada anak (saat dewasa) dibandingkan dengan orang tuanya.
Upaya Pertahankan Ketahanan Pangan dari Tingkat Keluarga
Isu resesi tahun 2023 memunculkan kecemasan bagi banyak orang. Resesi memberikan pengaruh besar pada semua bidang, salahsatunya bidang pangan. Mari kita ingat kembali empat pilar ketahanan pangan, yaitu (1) Ketersediaan pangan, (2) Cadangan pangan, (3) Penganekaragaman konsumsi dan keamanan pangan, serta (5) Pencegahan dan penanggulangan rawan pangan. Ketahanan pangan yang buruk akan memberikan resiko yang buruk juga pada kondisi kesehatan masyarakat karena kurangnya pemenuhan gizi.
“The Golden Period of Child Growth and Development: Optimizing The Nutritional Status of Indonesia Children’
Pada tanggal 27 Desember 2022 lalu, Minat Gizi dan Kesehatan, Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat, FKKMK UGM mengadakan webinar mata kuliah Public Health Nutrition dengan tema ‘The Golden Period of Child Growth and Development Optimizing The Nutritional Status of Indonesia Children’. Pembicara dalam webinar ini yaitu Ibu Dr. dr. Neti Nurani, M.Kes., Sp.A(K) yang merupakan dokter spesialis anak dengan bidang keahlian nutrisi dan metabolik (NPM) dan Ibu Atmarita, MPH, Dr.PH selaku peneliti senior bidang gizi kesehatan masyarakat di Indonesia. Webinar dimoderatori oleh Ibu Digna Niken Purwaningrum, S.Gz., MPH, Ph.D selaku dosen di Departemen BEPH, FKKMK UGM.
Beberapa tahun terakhir ini, street food di Indonesia berkembang sangat pesat. Berbagai jenis makanan dapat ditemukan dengan mudah. Baik dari segi akses, maupun jenis makanan. Meningkatnya daya beli masyarakat menunjukkan kemampuan ekonomi yang lebih baik. Kemajuan teknologi, pengetahuan akses informasi juga menjadikan kreatifitas street food semakin berkembang. Namun, disisi lain perkembangan street food di Indonesia perlu kita telaah kembali. Jika kita amati, street food yang paling banyak diminati pembeli maupun penjual adalah makanan dan minuman yang rendah nilai gizi (tinggi gula, tinggi lemak jenuh, rendah serat, rendah vitamin dan mineral). Bagi pembeli, street food minim zat gizi lebih dipilih karena lebih memanjakan lidah dan cenderung lebih murah. Misalnya saja harga es coklat dibandingkan jus buah. Dengan jumlah yang sama, harganya berbeda signifikan. Iklan dan tampilannya pun lebih menarik. Bagi penjual, makanan yang minim zat gizi memberikan keuntungan yang lebih dan resiko lebih rendah karena bahannya lebih murah dan awet. Selain itu, pembuatan lebih mudah (misalnya saja bahan minuman bubuk), berbeda dengan makanan sehat yang harus tersedia dalam kondisi segar (misalnya saja buah).
Liputan Webinar Hari Obesitas Sedunia 2023 : Koordinasi dan Aksi Bersama untuk Pencegahan dan Pengendalian Gizi Lebih dan Obesitas
Dalam memperingati Hati Obesitas Sedunia 2023, Unicef bekerjasama dengan WHO menyelenggarakan webinar pada hari Selasa, 21 Maret 2023 dengan tema ‘Koordinasi dan Aksi Bersama untuk Pencegahan dan Pengendalian Gizi Lebih dan Obesitas’. Webinar diawali dengan sambutan pembuka dari Bapak Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM, MARS (Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI). Kegiatan ini menghadirkan panelis dari berbagai bidang, diantaranya Bapak Pungkas Bahjuri Ali, S.TP, MS, Ph.D (Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Kementrian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS RI), Ibu dr. Fransiska Mardiananingsih, MPH (National Professional Officer-Social Determinants and Health Promotion WHO-Indonesia), Ibu dr. Lovely Daisy, MKM (Plt. Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kemenkes RI), dan Bapak David Colozza, Ph.D (Nutrition Specialist UNICEF-Indonesia). Webinar ddimoderatori oleh Ibu Digna Niken Purwaningrum, MPH, Ph.D (Dosen dan Peneliti Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM).
Langkah paling penting dalam pengendalian angka kejadian diabetes adalah dengan upaya pencegahan sejak dini. Mengingat tingginya kenaikan diabetes pada anak di Indonesia sebanyak 70 kali lipat , keluarga harus segera mengambil tindakan dalam upaya pembentukan pola hidup sehat. Apabila seseorang terbiasa pola hidup sehat sejak kecil, maka pola ini dapat terbawa hingga dewasa. Orang tua merupakan pihak yang paling berkontribusi dalam pencegahan diabetes tipe-2.
Program pemberian PMT pada balita memerlukan inovasi yang lebih baik agar target penurunan angka malnutrisi balita tercapai lebih baik. Program pemberian PMT biskuit perlu segera diganti dengan program lain dengan mempertimbangkan evaluasi-evaluasi program yang telah banyak dilakukan. Beberapa program inovasi yang bisa dijadikan inspirasi dari beberapa daerah diantaranya:
Evaluasi Program Pemberian Makanan Tambahan Biskuit pada Balita
Program pemberian makanan tambahan (PMT) berupa biskuit bagi balita di Indonesia sudah berjalan sejak tahun 2007, atau kurang lebih 16 tahun. Selama program ini berjalan, banyak peneliti yang melakukan riset terkait evaluasi program PMT biskuit yang diberikan pemerintah sebagai bahan evaluasi. Beberapa evaluasi dari program PMT biskuit antara lain:
Program Pemberian Biskuit Makanan Tambahan bagi Balita Indonesia
Bulan lalu sempat hangat diskusi terkait pemberian makanan tambahan (PMT) bagi balita untuk mengatasi permasalahan kekurangan gizi. Presiden secara eksplisit menyatakan ketidaksetujuannya pada program PMT biskuit bagi balita Indonesia. Pada artikel ini kami akan menjabarkan sistem pemberian biskuit makanan tambahan dari pemerintah bagi balita yang selama beberapa tahun ini berjalan.
Melihat angka kenaikan diabetes pada anak di Indonesia sebanyak 70 kali lipat dalam kurun waktu 13 tahun, pemerintah maupun orang tua perlu lebih waspada pada kondisi kesehatan anak. Dari tingkat pemerintah selaku pemegang kekebijakan, deteksi dini diabetes pada anak perlu segera dilakukan secara lebih luas di lebih banyak daerah. Harapannya, semakin awal terdeteksi penanganan dapat segera dilakukan dengan cepat dan tepat sehingga resikonya lebih rendah.
Beberapa hari terakhir, isu ketahanan pangan kembali bergulir. FAO memproyeksikan terjadi kerawanan pangan akut global di tahun 2023. Meskipun pandemi sudah mulai terkendali, namun ada dinamika konflik geopolitik Rusia-Ukraina serta resiko resesi global di tahun 2023. Harga pangan global mengalami kenaikan karena perubahan iklim, dampak perang, serta perang ekspor yang mempengaruhi pasokan supply dan demand pasar global. Buruknya ketahanan pangan ada kaitannya dengan peningkatan kejadian baru penyakit diabetes tipe-2 dan mempengaruhi bagaimana diabetisi dalam mengontrol kesehatannya. Kita tahu bahwa angka diabetes terus meningkat, pada dewasa maupun anak.
Stunting merupakan permasalahan serius yang memerlukan solusi segera karena mempengaruhi kualitas sumber daya manusia dimasa depan, yang berarti mempengaruhi kemajuan negara. Data survei status gizi balita Indonesia (SSGBI) tahun 2021 meunjukkan angka stunting di Indonesia masih diangka 24,4% atau 5,33 juta balita. Angka ini sudah mengalami penurunan dari yang sebelumnya tahun 2019 sebesar 27,67%. Sudah banyak program yang dilakukan pemerintah untuk menurunkan angka stunting. Meski sudah mengalami penurunan, angka stunting di Indonesia masih termasuk kategori tinggi. Presiden menargetkan angka stunting mengalami penurunan pada tahun 2024 menjadi 14%. Bagaimanakah penanggulangan stunting di lapangan?
Hari Gizi Nasional 2023 : Protein Hewani Cegah Stunting
Hari gizi nasional tahun ini kembali mengangkat tema terkait stunting. Stunting masih menjadi isu kesehatan hangat di bidang kesehatan. Keberhasilan penanggulangan stunting tidak hanya ditentukan dari segi intervensi gizi saja, namun sangat kompleks. Perlu kerjasama dari berbagai sektor dalam penanggulangannya. Pada tahun ini, hari gizi mengangkat protein hewani sebagai salah satu solusi dalam penanggulangan stunting “Protein Hewani Cegah Stunting”.
Secular Trend untuk Penilaian Kualitas Sumber Daya Manusia
Pada Webinar Public Health Nutrition minggu lalu, ahli senior di bidang gizi kesehatan masyarakat (Ibu Atmarita, Dr.PH) membahas tentang hal yang cukup menarik, yaitu secular trends. Secular trends merupakan tren jangka panjang dengan melakukan pemantauan tingkat pertumbuhan fisik (tinggi badan). Pemantauan pertumbuhan fisik dapat dievaluasi dengan melihat capaian tinggi badan pada anak (saat dewasa) dibandingkan dengan orang tuanya.
Upaya Pertahankan Ketahanan Pangan dari Tingkat Keluarga
Isu resesi tahun 2023 memunculkan kecemasan bagi banyak orang. Resesi memberikan pengaruh besar pada semua bidang, salahsatunya bidang pangan. Mari kita ingat kembali empat pilar ketahanan pangan, yaitu (1) Ketersediaan pangan, (2) Cadangan pangan, (3) Penganekaragaman konsumsi dan keamanan pangan, serta (5) Pencegahan dan penanggulangan rawan pangan. Ketahanan pangan yang buruk akan memberikan resiko yang buruk juga pada kondisi kesehatan masyarakat karena kurangnya pemenuhan gizi.
“The Golden Period of Child Growth and Development: Optimizing The Nutritional Status of Indonesia Children’
Pada tanggal 27 Desember 2022 lalu, Minat Gizi dan Kesehatan, Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat, FKKMK UGM mengadakan webinar mata kuliah Public Health Nutrition dengan tema ‘The Golden Period of Child Growth and Development Optimizing The Nutritional Status of Indonesia Children’. Pembicara dalam webinar ini yaitu Ibu Dr. dr. Neti Nurani, M.Kes., Sp.A(K) yang merupakan dokter spesialis anak dengan bidang keahlian nutrisi dan metabolik (NPM) dan Ibu Atmarita, MPH, Dr.PH selaku peneliti senior bidang gizi kesehatan masyarakat di Indonesia. Webinar dimoderatori oleh Ibu Digna Niken Purwaningrum, S.Gz., MPH, Ph.D selaku dosen di Departemen BEPH, FKKMK UGM.
Membicarakan mengenai gizi tidak sekedar membahas tentang makanan yang masuk ke dalam tubuh. Perhatian akan perjalanan makanan dari kebun hingga akhir juga penting untuk dipahami. Salah satu masalah pangan dan gizi yang masih ada di berbagai negara adalah ‘food loss’ dan ‘food waste’. Dari sekian banyak negara di dunia, Indonesia merupakan salah satu negara penghasil sampah makanan terbesar di dunia selain Arab Saudi dan Amerika Serikat. Data Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tahun 2021 memaparkan bahwa sampah terbanyak di Indonesia adalah sampah sisa makanan (food loss dan food waste), yaitu sebesar 29,1% dari total sampah.
Dalam memperingati Hati Obesitas Sedunia 2023, Unicef bekerjasama dengan WHO menyelenggarakan webinar pada hari Selasa, 21 Maret 2023 dengan tema ‘Koordinasi dan Aksi Bersama untuk Pencegahan dan Pengendalian Gizi Lebih dan Obesitas’. Webinar diawali dengan sambutan pembuka dari Bapak Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM, MARS (Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI). Kegiatan ini menghadirkan panelis dari berbagai bidang, diantaranya Bapak Pungkas Bahjuri Ali, S.TP, MS, Ph.D (Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Kementrian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS RI), Ibu dr. Fransiska Mardiananingsih, MPH (National Professional Officer-Social Determinants and Health Promotion WHO-Indonesia), Ibu dr. Lovely Daisy, MKM (Plt. Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kemenkes RI), dan Bapak David Colozza, Ph.D (Nutrition Specialist UNICEF-Indonesia). Webinar ddimoderatori oleh Ibu Digna Niken Purwaningrum, MPH, Ph.D (Dosen dan Peneliti Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM).
Langkah paling penting dalam pengendalian angka kejadian diabetes adalah dengan upaya pencegahan sejak dini. Mengingat tingginya kenaikan diabetes pada anak di Indonesia sebanyak 70 kali lipat , keluarga harus segera mengambil tindakan dalam upaya pembentukan pola hidup sehat. Apabila seseorang terbiasa pola hidup sehat sejak kecil, maka pola ini dapat terbawa hingga dewasa. Orang tua merupakan pihak yang paling berkontribusi dalam pencegahan diabetes tipe-2.
Program pemberian PMT pada balita memerlukan inovasi yang lebih baik agar target penurunan angka malnutrisi balita tercapai lebih baik. Program pemberian PMT biskuit perlu segera diganti dengan program lain dengan mempertimbangkan evaluasi-evaluasi program yang telah banyak dilakukan. Beberapa program inovasi yang bisa dijadikan inspirasi dari beberapa daerah diantaranya:
Evaluasi Program Pemberian Makanan Tambahan Biskuit pada Balita
Program pemberian makanan tambahan (PMT) berupa biskuit bagi balita di Indonesia sudah berjalan sejak tahun 2007, atau kurang lebih 16 tahun. Selama program ini berjalan, banyak peneliti yang melakukan riset terkait evaluasi program PMT biskuit yang diberikan pemerintah sebagai bahan evaluasi. Beberapa evaluasi dari program PMT biskuit antara lain:
Program Pemberian Biskuit Makanan Tambahan bagi Balita Indonesia
Bulan lalu sempat hangat diskusi terkait pemberian makanan tambahan (PMT) bagi balita untuk mengatasi permasalahan kekurangan gizi. Presiden secara eksplisit menyatakan ketidaksetujuannya pada program PMT biskuit bagi balita Indonesia. Pada artikel ini kami akan menjabarkan sistem pemberian biskuit makanan tambahan dari pemerintah bagi balita yang selama beberapa tahun ini berjalan.
Melihat angka kenaikan diabetes pada anak di Indonesia sebanyak 70 kali lipat dalam kurun waktu 13 tahun, pemerintah maupun orang tua perlu lebih waspada pada kondisi kesehatan anak. Dari tingkat pemerintah selaku pemegang kekebijakan, deteksi dini diabetes pada anak perlu segera dilakukan secara lebih luas di lebih banyak daerah. Harapannya, semakin awal terdeteksi penanganan dapat segera dilakukan dengan cepat dan tepat sehingga resikonya lebih rendah.
Beberapa hari terakhir, isu ketahanan pangan kembali bergulir. FAO memproyeksikan terjadi kerawanan pangan akut global di tahun 2023. Meskipun pandemi sudah mulai terkendali, namun ada dinamika konflik geopolitik Rusia-Ukraina serta resiko resesi global di tahun 2023. Harga pangan global mengalami kenaikan karena perubahan iklim, dampak perang, serta perang ekspor yang mempengaruhi pasokan supply dan demand pasar global. Buruknya ketahanan pangan ada kaitannya dengan peningkatan kejadian baru penyakit diabetes tipe-2 dan mempengaruhi bagaimana diabetisi dalam mengontrol kesehatannya. Kita tahu bahwa angka diabetes terus meningkat, pada dewasa maupun anak.
Stunting merupakan permasalahan serius yang memerlukan solusi segera karena mempengaruhi kualitas sumber daya manusia dimasa depan, yang berarti mempengaruhi kemajuan negara. Data survei status gizi balita Indonesia (SSGBI) tahun 2021 meunjukkan angka stunting di Indonesia masih diangka 24,4% atau 5,33 juta balita. Angka ini sudah mengalami penurunan dari yang sebelumnya tahun 2019 sebesar 27,67%. Sudah banyak program yang dilakukan pemerintah untuk menurunkan angka stunting. Meski sudah mengalami penurunan, angka stunting di Indonesia masih termasuk kategori tinggi. Presiden menargetkan angka stunting mengalami penurunan pada tahun 2024 menjadi 14%. Bagaimanakah penanggulangan stunting di lapangan?
Hari Gizi Nasional 2023 : Protein Hewani Cegah Stunting
Hari gizi nasional tahun ini kembali mengangkat tema terkait stunting. Stunting masih menjadi isu kesehatan hangat di bidang kesehatan. Keberhasilan penanggulangan stunting tidak hanya ditentukan dari segi intervensi gizi saja, namun sangat kompleks. Perlu kerjasama dari berbagai sektor dalam penanggulangannya. Pada tahun ini, hari gizi mengangkat protein hewani sebagai salah satu solusi dalam penanggulangan stunting “Protein Hewani Cegah Stunting”.
Secular Trend untuk Penilaian Kualitas Sumber Daya Manusia
Pada Webinar Public Health Nutrition minggu lalu, ahli senior di bidang gizi kesehatan masyarakat (Ibu Atmarita, Dr.PH) membahas tentang hal yang cukup menarik, yaitu secular trends. Secular trends merupakan tren jangka panjang dengan melakukan pemantauan tingkat pertumbuhan fisik (tinggi badan). Pemantauan pertumbuhan fisik dapat dievaluasi dengan melihat capaian tinggi badan pada anak (saat dewasa) dibandingkan dengan orang tuanya.
Upaya Pertahankan Ketahanan Pangan dari Tingkat Keluarga
Isu resesi tahun 2023 memunculkan kecemasan bagi banyak orang. Resesi memberikan pengaruh besar pada semua bidang, salahsatunya bidang pangan. Mari kita ingat kembali empat pilar ketahanan pangan, yaitu (1) Ketersediaan pangan, (2) Cadangan pangan, (3) Penganekaragaman konsumsi dan keamanan pangan, serta (5) Pencegahan dan penanggulangan rawan pangan. Ketahanan pangan yang buruk akan memberikan resiko yang buruk juga pada kondisi kesehatan masyarakat karena kurangnya pemenuhan gizi.
“The Golden Period of Child Growth and Development: Optimizing The Nutritional Status of Indonesia Children’
Pada tanggal 27 Desember 2022 lalu, Minat Gizi dan Kesehatan, Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat, FKKMK UGM mengadakan webinar mata kuliah Public Health Nutrition dengan tema ‘The Golden Period of Child Growth and Development Optimizing The Nutritional Status of Indonesia Children’. Pembicara dalam webinar ini yaitu Ibu Dr. dr. Neti Nurani, M.Kes., Sp.A(K) yang merupakan dokter spesialis anak dengan bidang keahlian nutrisi dan metabolik (NPM) dan Ibu Atmarita, MPH, Dr.PH selaku peneliti senior bidang gizi kesehatan masyarakat di Indonesia. Webinar dimoderatori oleh Ibu Digna Niken Purwaningrum, S.Gz., MPH, Ph.D selaku dosen di Departemen BEPH, FKKMK UGM.
Membicarakan mengenai gizi tidak sekedar membahas tentang makanan yang masuk ke dalam tubuh. Perhatian akan perjalanan makanan dari kebun hingga akhir juga penting untuk dipahami. Salah satu masalah pangan dan gizi yang masih ada di berbagai negara adalah ‘food loss’ dan ‘food waste’. Dari sekian banyak negara di dunia, Indonesia merupakan salah satu negara penghasil sampah makanan terbesar di dunia selain Arab Saudi dan Amerika Serikat. Data Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tahun 2021 memaparkan bahwa sampah terbanyak di Indonesia adalah sampah sisa makanan (food loss dan food waste), yaitu sebesar 29,1% dari total sampah.
Dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan kecil (keluarga) sering terabaikan terkait manajemen bahan makanan yang ada di rumah. Tidak jarang dalam lingkungan rumah sering terjadi pembuangan bahan makanan yang masih mentah. Sampah bahan pangan seperti buah, sayur dan bahan makanan yang masih mentah lainnya yang terbuang begitu saja disebut sebagai ‘food loss’. Dalam lingkungan yang lebih besar, food loss juga mungkin terjadi mulai tahapan sebelum panen, setelah panen, saat penyimpanan, pengemasan dan distribusi.
Langkah paling penting dalam pengendalian angka kejadian diabetes adalah dengan upaya pencegahan sejak dini. Mengingat tingginya kenaikan diabetes pada anak di Indonesia sebanyak 70 kali lipat , keluarga harus segera mengambil tindakan dalam upaya pembentukan pola hidup sehat. Apabila seseorang terbiasa pola hidup sehat sejak kecil, maka pola ini dapat terbawa hingga dewasa. Orang tua merupakan pihak yang paling berkontribusi dalam pencegahan diabetes tipe-2. Beberapa upaya pencegahan diabetes dari tingkat keluarga yang dapat dilakukan dari tingkat keluarga antara lain:
Program pemberian PMT pada balita memerlukan inovasi yang lebih baik agar target penurunan angka malnutrisi balita tercapai lebih baik. Program pemberian PMT biskuit perlu segera diganti dengan program lain dengan mempertimbangkan evaluasi-evaluasi program yang telah banyak dilakukan. Beberapa program inovasi yang bisa dijadikan inspirasi dari beberapa daerah diantaranya:
Program pemberian makanan tambahan (PMT) berupa biskuit bagi balita di Indonesia sudah berjalan sejak tahun 2007, atau kurang lebih 16 tahun. Selama program ini berjalan, banyak peneliti yang melakukan riset terkait evaluasi program PMT biskuit yang diberikan pemerintah sebagai bahan evaluasi. Beberapa evaluasi dari program PMT biskuit antara lain:
Program pemberian PMT pada balita memerlukan inovasi yang lebih baik agar target penurunan angka malnutrisi balita tercapai lebih baik. Program pemberian PMT biskuit perlu segera diganti dengan program lain dengan mempertimbangkan evaluasi-evaluasi program yang telah banyak dilakukan. Beberapa program inovasi yang bisa dijadikan inspirasi dari beberapa daerah diantaranya:
Evaluasi Program Pemberian Makanan Tambahan Biskuit pada Balita
Program pemberian makanan tambahan (PMT) berupa biskuit bagi balita di Indonesia sudah berjalan sejak tahun 2007, atau kurang lebih 16 tahun. Selama program ini berjalan, banyak peneliti yang melakukan riset terkait evaluasi program PMT biskuit yang diberikan pemerintah sebagai bahan evaluasi. Beberapa evaluasi dari program PMT biskuit antara lain:
Program Pemberian Biskuit Makanan Tambahan bagi Balita Indonesia
Bulan lalu sempat hangat diskusi terkait pemberian makanan tambahan (PMT) bagi balita untuk mengatasi permasalahan kekurangan gizi. Presiden secara eksplisit menyatakan ketidaksetujuannya pada program PMT biskuit bagi balita Indonesia. Pada artikel ini kami akan menjabarkan sistem pemberian biskuit makanan tambahan dari pemerintah bagi balita yang selama beberapa tahun ini berjalan.
Melihat angka kenaikan diabetes pada anak di Indonesia sebanyak 70 kali lipat dalam kurun waktu 13 tahun, pemerintah maupun orang tua perlu lebih waspada pada kondisi kesehatan anak. Dari tingkat pemerintah selaku pemegang kekebijakan, deteksi dini diabetes pada anak perlu segera dilakukan secara lebih luas di lebih banyak daerah. Harapannya, semakin awal terdeteksi penanganan dapat segera dilakukan dengan cepat dan tepat sehingga resikonya lebih rendah.
Beberapa hari terakhir, isu ketahanan pangan kembali bergulir. FAO memproyeksikan terjadi kerawanan pangan akut global di tahun 2023. Meskipun pandemi sudah mulai terkendali, namun ada dinamika konflik geopolitik Rusia-Ukraina serta resiko resesi global di tahun 2023. Harga pangan global mengalami kenaikan karena perubahan iklim, dampak perang, serta perang ekspor yang mempengaruhi pasokan supply dan demand pasar global. Buruknya ketahanan pangan ada kaitannya dengan peningkatan kejadian baru penyakit diabetes tipe-2 dan mempengaruhi bagaimana diabetisi dalam mengontrol kesehatannya. Kita tahu bahwa angka diabetes terus meningkat, pada dewasa maupun anak.
Stunting merupakan permasalahan serius yang memerlukan solusi segera karena mempengaruhi kualitas sumber daya manusia dimasa depan, yang berarti mempengaruhi kemajuan negara. Data survei status gizi balita Indonesia (SSGBI) tahun 2021 meunjukkan angka stunting di Indonesia masih diangka 24,4% atau 5,33 juta balita. Angka ini sudah mengalami penurunan dari yang sebelumnya tahun 2019 sebesar 27,67%. Sudah banyak program yang dilakukan pemerintah untuk menurunkan angka stunting. Meski sudah mengalami penurunan, angka stunting di Indonesia masih termasuk kategori tinggi. Presiden menargetkan angka stunting mengalami penurunan pada tahun 2024 menjadi 14%. Bagaimanakah penanggulangan stunting di lapangan?
Hari Gizi Nasional 2023 : Protein Hewani Cegah Stunting
Hari gizi nasional tahun ini kembali mengangkat tema terkait stunting. Stunting masih menjadi isu kesehatan hangat di bidang kesehatan. Keberhasilan penanggulangan stunting tidak hanya ditentukan dari segi intervensi gizi saja, namun sangat kompleks. Perlu kerjasama dari berbagai sektor dalam penanggulangannya. Pada tahun ini, hari gizi mengangkat protein hewani sebagai salah satu solusi dalam penanggulangan stunting “Protein Hewani Cegah Stunting”.
Secular Trend untuk Penilaian Kualitas Sumber Daya Manusia
Pada Webinar Public Health Nutrition minggu lalu, ahli senior di bidang gizi kesehatan masyarakat (Ibu Atmarita, Dr.PH) membahas tentang hal yang cukup menarik, yaitu secular trends. Secular trends merupakan tren jangka panjang dengan melakukan pemantauan tingkat pertumbuhan fisik (tinggi badan). Pemantauan pertumbuhan fisik dapat dievaluasi dengan melihat capaian tinggi badan pada anak (saat dewasa) dibandingkan dengan orang tuanya.
Upaya Pertahankan Ketahanan Pangan dari Tingkat Keluarga
Isu resesi tahun 2023 memunculkan kecemasan bagi banyak orang. Resesi memberikan pengaruh besar pada semua bidang, salahsatunya bidang pangan. Mari kita ingat kembali empat pilar ketahanan pangan, yaitu (1) Ketersediaan pangan, (2) Cadangan pangan, (3) Penganekaragaman konsumsi dan keamanan pangan, serta (5) Pencegahan dan penanggulangan rawan pangan. Ketahanan pangan yang buruk akan memberikan resiko yang buruk juga pada kondisi kesehatan masyarakat karena kurangnya pemenuhan gizi.
“The Golden Period of Child Growth and Development: Optimizing The Nutritional Status of Indonesia Children’
Pada tanggal 27 Desember 2022 lalu, Minat Gizi dan Kesehatan, Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat, FKKMK UGM mengadakan webinar mata kuliah Public Health Nutrition dengan tema ‘The Golden Period of Child Growth and Development Optimizing The Nutritional Status of Indonesia Children’. Pembicara dalam webinar ini yaitu Ibu Dr. dr. Neti Nurani, M.Kes., Sp.A(K) yang merupakan dokter spesialis anak dengan bidang keahlian nutrisi dan metabolik (NPM) dan Ibu Atmarita, MPH, Dr.PH selaku peneliti senior bidang gizi kesehatan masyarakat di Indonesia. Webinar dimoderatori oleh Ibu Digna Niken Purwaningrum, S.Gz., MPH, Ph.D selaku dosen di Departemen BEPH, FKKMK UGM.
Membicarakan mengenai gizi tidak sekedar membahas tentang makanan yang masuk ke dalam tubuh. Perhatian akan perjalanan makanan dari kebun hingga akhir juga penting untuk dipahami. Salah satu masalah pangan dan gizi yang masih ada di berbagai negara adalah ‘food loss’ dan ‘food waste’. Dari sekian banyak negara di dunia, Indonesia merupakan salah satu negara penghasil sampah makanan terbesar di dunia selain Arab Saudi dan Amerika Serikat. Data Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tahun 2021 memaparkan bahwa sampah terbanyak di Indonesia adalah sampah sisa makanan (food loss dan food waste), yaitu sebesar 29,1% dari total sampah.
Dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan kecil (keluarga) sering terabaikan terkait manajemen bahan makanan yang ada di rumah. Tidak jarang dalam lingkungan rumah sering terjadi pembuangan bahan makanan yang masih mentah. Sampah bahan pangan seperti buah, sayur dan bahan makanan yang masih mentah lainnya yang terbuang begitu saja disebut sebagai ‘food loss’. Dalam lingkungan yang lebih besar, food loss juga mungkin terjadi mulai tahapan sebelum panen, setelah panen, saat penyimpanan, pengemasan dan distribusi.
Memanfaatkan Potensi Rumah untuk Pemenuhan Gizi Keluarga
Di tengah naiknya berbagai harga kebutuhan pokok sehari-hari, kondisi ini tentu menuntut keluarga untuk lebih kreatif agar kebutuhan gizi keluarga tetap terpenuhi. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memanfaatkan pekarangan rumah sebagai sumber pangan dan gizi keluarga. Kabar baiknya, tren bertanam mulai berkembang di masyarakat. Pemanfaatan pekarangan rumah ini juga dapat memacu gerakan diversifikasi pangan. Dalam jangka panjang, diversifikasi pangan juga merupakan salah satu upaya dalam penanggulangan stunting karena memudahkan masyarakat dalam mengonsumsi pangan yang beragam bergizi seimbang dan aman (B2SA).
Bulan lalu sempat hangat diskusi terkait pemberian makanan tambahan (PMT) bagi balita untuk mengatasi permasalahan kekurangan gizi. Presiden secara eksplisit menyatakan ketidaksetujuannya pada program PMT biskuit bagi balita Indonesia. Pada artikel ini kami akan menjabarkan sistem pemberian biskuit makanan tambahan dari pemerintah bagi balita yang selama beberapa tahun ini berjalan.