Belajar dari Negara dengan Street Food Terbaik bagi Diabetisi

Beberapa tahun terakhir ini, street food di Indonesia berkembang sangat pesat. Berbagai jenis makanan dapat ditemukan dengan mudah. Baik dari segi akses, maupun jenis makanan. Meningkatnya daya beli masyarakat menunjukkan kemampuan ekonomi yang lebih baik. Kemajuan teknologi, pengetahuan akses informasi juga menjadikan kreatifitas street food semakin berkembang. Namun, disisi lain perkembangan street food di Indonesia perlu kita telaah kembali. Jika kita amati, street food yang paling banyak diminati pembeli maupun penjual adalah makanan dan minuman yang rendah nilai gizi (tinggi gula, tinggi lemak jenuh, rendah serat, rendah vitamin dan mineral). Bagi pembeli, street food minim zat gizi lebih dipilih karena lebih memanjakan lidah dan cenderung lebih murah. Misalnya saja harga es coklat dibandingkan jus buah. Dengan jumlah yang sama, harganya berbeda signifikan. Iklan dan tampilannya pun lebih menarik. Bagi penjual, makanan yang minim zat gizi memberikan keuntungan yang lebih dan resiko lebih rendah karena bahannya lebih murah dan awet. Selain itu, pembuatan lebih mudah (misalnya saja bahan minuman bubuk), berbeda dengan makanan sehat yang harus tersedia dalam kondisi segar (misalnya saja buah).

Kondisi ini dalam jangka panjang dapat menimbulkan anacaman di bidang kesehatan. Pasalnya, berbagai kuliner yang banyak muncul juga memunculkan berbagai masalah penyakit tidak menular. Angka diabetes yang meningkat pada dewasa maupun anak-anak merupakan salah satu efek dari tingginya konsumsi makanan yang tidak seimbang. Sejak kecil anak terbiasa mengkonsumsi makanan dan minuman manis serta berlemak tinggi. Maka tidak heran, angka diabetes pada anak meningkat 70 kali lipat dalam 13 tahun terakhir. Di Indonesia, belum ada regulasi yang mengatur street food. Meregulasi street food yang kini sudah menjamur dengan area negara yang sangat luas tentu bukan hal mudah. Namun, permasalahan ini harus segera dipikirkan dan dicarikan alternatif solusi. Misalnya saja dari segi kebijakan kesehatan. Karena dampak pola makan tidak sehat memberikan resiko besar bagi kesehatan masyarakat di Indonesia dalam jangka panjang. Hal pertama yang mungkin dapat dilakukan adalah mengedukasi masyarakat, misalnya saja bagaimana mengatur pola makan yang sehat dan mengkonsumsi street food secara bijak.

Terkait negara dengan street food paling sehat, kita bisa belajar dari negara Jepang. Pemerintah memiliki regulasi bagi orang yang akan berjualan, ada aturan-aturan yang harus diikuti. Selain aturan dalam berjualan, Jepang juga berhasil mengendalikan makanan yang biasa dikonsumsi masyarakatnya. Makanan-makanan yang populer di Jepang hingga saat ini adalah makanan yang lebih rendah kalori dibandingkan dengan negara lain. Jepang berhasil mempertahankan budaya makannya. Misalnya saja suhshi, suki, green tea. Justru trend Jepang ini ditiru oleh negara lain. Selain dari makanan, aktivitas fisik masyarakat Jepang juga sangat baik. Keberhasilan Jepang dalam meregulasi kesehatan tampak dari angka obesitas (standar internasional IMT >30 kg/m2) pada 2019 lalu tidak mencapai 5%.

Sumber bacaan:

https://www.passporthealthglobal.com/2023/02/countries-with-the-best-street-food-for-diabetics/

https://japan-law-tax.com/blog/business-license-in-japan/kitchen-car-business-japan/

https://data.worldobesity.org/country/japan-105/report-card-MT.pdf

Leave a comment

Dampak Covid