70 KALI LIPAT ANGKA KENAIKAN DIABETES PADA ANAK INDONESIA

Isu kesehatan anak semakin luas, terlebih di Indonesia. Beberapa saat ini sedang ramai diangkat terkait jumlah kenaikan anak yang mengalami diabetes di Indonesia. Masalah diabetes yang sebelumnya menjadi isu di kalangan dewasa dan lansia kini juga terjadi pada anak. Pernyataan dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) terkait kenaikan jumlah kasus diabetes sebanyak 70 kali lipat dalam kurun waktu 13 tahun menjadi keprihatinan bersama. Dari tahun 2010 hingga 2023 bukanlah waktu yang panjang. Menurut Muhammaf Faizi (Ketua Unit Kerja Koordinasi Endokrinologi IDAI), data sebenarnya mungkin lebih banyak karena ada yang belum terdeteksi. Data angka diabetes pada anak ini diperoleh di 13 kota di Indonesia.

Diabetes terbagi menjadi dua, yaitu diabetes mellitus tipe-1 (DM tipe-1) dan diabetes mellitus tipe-2 (DM tipe-2). Pada DM tipe-1 pankreas tidak dapat memproduksi insulin yang cukup. DM tipe-1 tidak dapat dicegah karena kondisi ini disebabkan oleh faktor genetik dan autoimun. Sementara, pada DM tipe-2 terjadi gangguan kinerja insulin meskipun jumlah insulin dalam darah normal, dapat pula disertai kerusakan sel pankreas. DM tipe-2 biasanya terjadi karena gaya hidup tidak sehat (berat badan berlebih, kurang aktivitas fisik, asupan tinggi gula, pola makan tidak sehat) yang sebenarnya dapat dicegah.

Tipe diabetes yang biasanya terjadi pada anak adalah DM tipe-1. Namun, saat ini terdapat kecenderungan peningkatan kasus DM tipe-2 pada anak. Data Riskesdas 2014 menunjukkan angka kejadian faktor resiko DM tipe-2 yaitu sebesar 18,8% anak usia 5-12 tahun mengalami kelebihan berat badan dan 10,8% mengalami obesitas.

Kampanye isu gizi dan kesehatan anak perlu semakin diperluas. Dari yang sebelumnya lebih banyak mengangkat permasalahan gizi kurang, kini permasalahan gizi lebih/tidak seimbang juga perlu lebih banyak diangkat. Mengingat bahwa akses makanan tinggi gula, kalori, dan lemak jenuh saat ini sangat mudah bagi segala kelompok usia. Makanan kemasan, street food, bahkan makanan yang tampak sehat seperti susu saat ini juga mayoritas mengandung tinggi gula. Kemampuan membeli makanan dan kemudahan mendapatkan makanan yang tidak sehat tidak sebanding dengan informasi kesehatan yang diperoleh.

Tingginya angka diabetes pada anak ini tidak boleh dipandang sebatas angka saja, namun perlu tindakan serius dari berbagai bidang untuk menanggulanginya. Destanul Aulia dari Ikatan Ahli Kesehatan Indonesia (IAKMI) mendorong pemerintah untuk melakukan pemeriksaan diabetes secara massal terhadap anak dan remaja agar kasus dapat ditemukan lebih awal sebagai upaya pencegahan menjadi kasus berat.

Sumber bacaan:

https://p2ptm.kemkes.go.id/tag/anak-juga-bisa-diabetes#:~:text=Data%20Ikatan%20Dokter%20Anak%20Indonesia,selama%20jangka%20waktu%2010%20tahun.

https://www.cnbcindonesia.com/lifestyle/20230202091237-33-410301/kasus-diabetes-anak-meningkat-70-kali-lipat-kenali-gejalanya

https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/diabetes-mellitus-pada-anak-dan-remaja

https://www.voaindonesia.com/a/idai-1-645-anak-di-indonesia-idap-diabetes-mellitus/6943361.html

Leave a comment

Dampak Covid