Unsur Gizi Ini Harus Dipenuhi dalam Menu Sarapan Anak

Jakarta – Sarapan menjadi aktivitas wajib bagi anak sebelum memulai aktivitasnya di pagi hari. Makanan yang disajikan saat sarapan akan menopang kebutuhan energi dan nutrisi untuk menyerap pelajaran dan melakukan kegiatan selama di sekolah.

Kebanyakan orang tua menyajikan menu sarapan nasi goreng telur dan bubur ayam. Artinya, menu sarapan itu hanya memenuhi kebutuhan karbohidrat dan protein. Cukupkah?

Guru Besar Bidang Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor Prof Ali Khomsan menyarankan, menu sarapan mengandung semua unsur nutrisi yang dibutuhkan tubuh. “Sarapan yang baik itu keberagaman, unsur karbohidrat, protein, vitamin, mineral,” kata kata dia Kamis, 11 April 2019.

Cegah Stunting, Ini Kebutuhan Gizi Anak pada 1.000 Hari Pertama

Jakarta – Seribu hari pertama menjadi kunci pemenuhan kebutuhan gizi anak untuk mencegah stunting. Stunting bukan hanya mempengaruhi pertumbuhan fisik anak, tapi juga kecerdasannya. Sejak anak dalam kandungan sampai berusia 2 tahun, inilah masa emas pertumbuhan otak. Setelah 2 tahun, badan masih bisa tumbuh pesat namun pertumbuhan otak melambat. 

Ketika orang tua abai terhadap asupan gizi anak sejak dalam kandungan, mereka disebut punya utang kecerdasan. Masalahnya, utang ini tidak bisa dibayar pada waktu lain. Itu sebabnya, asupan gizi harus diperhatikan sejak masa konsepsi untuk mencegah anak stunting atau gagal tumbuh. 

Studi: Satu dari Lima Kematian di Dunia Akibat Makanan Tak Sehat

Analisis yang dimuat di jurnal kesehatan Lancet, menemukan bahwa menu makanan yang kita konsumsi sehari-hari menjadi pembunuh terbesar dibanding merokok dan kini menjadi penyebab 1 dari 5 kematian di seluruh dunia.

Garam, baik yang terkandung dalam roti, kecap asin atau berbagai makanan olahan menjadi penyebab tingginya kematian dini.

Para peneliti mengatakan penelitian ini bukan tentang obesitas, namun menu makanan yang “buruk” bisa merusak organ tubuh kita yakni hati dan menyebabkan kanker.

Global Burden of Disease Study adalah penelitian yang paling dipercaya untuk membahas tentang bagaimana orang-orang meninggal di setiap negara di dunia.

Cerita Ahmad Fajar, Balita Penderita Gizi Buruk di Mojokerto

MOJOKERTO, KOMPAS.com – Usianya hampir 4 tahun, namun berat badannya hanya 5,5 Kilogram. Badannya pun tampak sangat kurus.

Selain tampak sangat kurus, badan balita itu juga kaku. Saking kurusnya, pada kedua kaki dan tangannya hanya nampak kulit yang menempel ke tulang.

Begitulah kondisi Ahmad Fajar, balita asal Dusun Jatikumpul, Desa Mojokumpul, Kecamatan Kemlagi, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.

Sejak Selasa (9/4/2019), balita putri dari almarhum Yunita dan Rifai itu menjadi perbincangan banyak kalangan karena kondisinya yang memprihatinkan.

Dalam usianya yang hampir memasuki kepala 4, balita yang diasuh oleh neneknya, Asmiatun (49), berat badannya jauh di bawah kategori normal.

Peneliti LIPI: Daun Kelor Sebagai Sumber Pangan Lokal Bisa Mencegah Stunting

Persoalan stunting di Indonesia masih terus diatasi oleh pemerintah. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, Kementerian Kesehatan mencatat, stunting di Indonesia kini berada di angka 30,8 persen.

Tercatat, angka stunting tahun 2007 mencapai 36,8 persen. Sementara tahun 2013 angka stunting juga turun menjadi 37,2 persen dan tahun 2018, turun kembali menjadi 30,8 persen. Meski trennya cenderung menurun, namun prevalensi anak stunting masih menjadi perhatian khusus dari pemerintah.

Indonesia di Peringkat Dua Dunia sebagai Negara Pembuang Makanan Terbanyak

Ingatkah Anda ketika dimarahi oleh Ibu karena tidak menghabiskan makanan? Atau mungkin hal itu terjadi baru-baru ini saja?

Salah satu penjelasan umum yang Ibu berikan adalah Anda tidak menghargai makanan, sementara banyak orang di dunia sedang kelaparan.

Nasihat itu benar, tetapi hanya sebagian dari cerita yang sebenarnya. Seperti yang dipublikasikan dalam Journal of Sustainable Agriculture pada 2012, sebetulnya kita telah memproduksi cukup banyak makanan untuk 10 miliar orang, melebihi populasi dunia saat ini.

Bappenas: Kerugian Ekonomi Akibat Kurang Gizi Bisa Capai Rp 300 T

Jakarta – Pemerintah terus berupaya menekan angka stunting di Indonesia. Pasalnya, ujar Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro, kekurangan zat gizi mikro di masyarakat bisa menyebabkan kerugian ekonomi sebesar 0,7 hingga 2 persen Produk Domestik Bruto untuk negara berkembang.

Apabila mengambil persentase kerugian terbesar yaitu 2 persen dan besar PDB indonesia senilai Rp 15.000 triliun, maka Indonesia bisa kehilangan Rp 300 triliun akibat kekurangan gizi mikro.

Membumikan Gerakan Cegah Stunting

Jakarta – Tubuhnya pendek dan kurus. Pendiam. Wajahnya tampak lebih muda dari anak seusianya. Pertumbuhan dan perkembangannya melambat, tak seperti data pertumbuhan ekonomi yang terus melesat. Itulah potret anak stuntingyang dialami satu dari setiap tiga anak yang tersebar di seluruh daerah Indonesia.

Stunting bukan hanya persoalan kekurangan gizi kronis, tapi ini berkelindan dengan reproduksi kemiskinan yang terus terpelihara; dari stuntingmenciptakan problem neurologis, kemampuan intelektual yang rendah dan keterampilan yang minim sehingga berkontribusi pada mata rantai kemiskinan.

Cara Gampang Mengikuti Pola Makan Sehat Seimbang

Masih banyak dari kita yang tidak mengetahui maupun bingung bagaimana pola makan yang sehat dan seimbang serta memenuhi nutrisi yang bergizi. Masih banyak pula salah kaprah yang terjadi di masyarakat mengenai bagaimana pola makan bergizi seimbang. Berikut ini merupakan tips mudah mengikuti pola makan sehat seimbang.

SEMARANG, KOMPAS.com – Terkadang masih banyak dari kita yang bingung porsi makan seperti apa yang tepat dan memenuhi unsur nutrisi yang sehat dan seimbang.

Pakar Gizi dan Keamanan Pangan Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof. Ir. Ahmad Sulaeman, MS, PhD berbagi tipsnya kepada Kompas.com.

Dinkes Kalsel Gelar Edukasi Sarapan Gizi Seimbang Tekan Jumlah Stunting Pada Anak di Kalsel

BANJARMASIN – Masih relatif tingginya fenomena stunting akibat kekurangan gizi pada anak menjadi salah satu fokus utama pada Peringatan Hari Gizi Nasional Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) ke 59, Minggu (10/2/2019).

Berbagai kegiatan edukasi dan sosialisasi untuk tekan rasio stunting di Banua juga dilakukan pada kegiatan yang difokuskan di Area Siring 0 KM Banjarmasin oleh Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel.

Diantaranya demo memasak sarapan gizi seimbang oleh DPC Perkumpulan Chef Profesional Indonesia (PCPI) Kalsel, Chef Khusnuddin.

Dampak Covid