Dinkes Kalsel Gelar Edukasi Sarapan Gizi Seimbang Tekan Jumlah Stunting Pada Anak di Kalsel

BANJARMASIN – Masih relatif tingginya fenomena stunting akibat kekurangan gizi pada anak menjadi salah satu fokus utama pada Peringatan Hari Gizi Nasional Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) ke 59, Minggu (10/2/2019).

Berbagai kegiatan edukasi dan sosialisasi untuk tekan rasio stunting di Banua juga dilakukan pada kegiatan yang difokuskan di Area Siring 0 KM Banjarmasin oleh Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel.

Diantaranya demo memasak sarapan gizi seimbang oleh DPC Perkumpulan Chef Profesional Indonesia (PCPI) Kalsel, Chef Khusnuddin.

Selain, itu Talkshow seputar pentingnya sarapan Gizi Seimbang juga digelar hadirkan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel, Muslim, Ketua DPD Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) Kalsel, Hj Netty dan Ketua TP PKK Provinsi Kalsel, Hj Raudatul Jannah.

Muslim menjelaskan, dari data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2018, stunting di Kalsel tercatat sebesar 33 persen sedikit lebih tinggi dibanding rata-rata nasional yaitu 30 persen.

Namun menurutnya dari data Elektronik Pencatatan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (E-PPGBM) Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel, di Tahun 2018 angka ini menurun di kisaran 22,2 persen.

Secara umum di Kalsel menurutnya beberapa daerah sudah mampu menekan angka stunting pada anak bahkan jauh di bawah 20 persen, diantaranya Kota Banjarbaru yaitu 11 persen dan Kabupaten Hulu Sungai Selatan 15 persen.

Sedangkan daerah dengan angka stunting yang dinilai masih cukup tinggi yaitu di Kabupaten Hulu Sungai Utara dan Kabupaten Balangan.

“Memang ada dua data sedikit berbeda tapi keduanya tetap dipertimbangkan sebagai landasan pengambilan kebijakan,” kata Muslim.

Menekan angka stunting menurut Muslim tak bisa hanya dilakukan oleh sektor kesehatan, namun juga berbagai sektor lainnya termasuk SKPD lain di lingkungan Pemerintah Kalsel.

Program sensitif pendukung kesehatan masyarakat dari sektor lain seperti perbaikan lingkungan, jamban sehat dan ketersediaan pangan yang berkelanjutan juga dinilai menjadi faktor penting menekan angka stunting.

“Mudah-mudahan dengan gerakan seperti ini dan sinergis SKPD, PKK dan perangkat lain bisa terus dukung tekan stunting. Kita target kami harus rata-rata stunting di bawah 20 persen di semua daerah (di Kalsel),” terangnya.

Hj Raudatul Jannah menjelaskan, pihaknya sebagai mitra pemerintah juga laksanakan berbagai program-program mendukung peningkatan derajat kesehatan masyarakat termasuk fokus pada peran ibu dalam keluarga.

Ia menilai peran ibu dalam keluarga dengan pemahaman yang baik akan kesehatan sangat besar untuk mencegah stunting pada anak.

Hal ini dilakukan dengan pendekatan kekeluargaan termasuk untuk membiasakan ibu membawa anaknya ke posyandu agar dapat mendeteksi stunting secara dini bahkan sejak tahap kehamilan.

“Kader juga aktif lakukan penyuluhan datang langsung ke rumah warga. Jadi kalau semua sinergi termasuk PKK, Posyandu, Dasawisma dan Pemerintah kami yakin bisa lebih cepat pembangunan kesehatan di masyarakat,” kata Hj Raudatul Jannah.

Sedangkan menurut Hj Netty, rasio stunting harus terus ditekan paling tidak memenuhi batas tertinggi yang ditetapkan WHO yaitu maksimal 20 persen. (Banjarmasinpost.co.id/Achmad Maudhody)

Sumber: tribunnews.com

Leave a comment

Dampak Covid