Analisis yang dimuat di jurnal kesehatan Lancet, menemukan bahwa menu makanan yang kita konsumsi sehari-hari menjadi pembunuh terbesar dibanding merokok dan kini menjadi penyebab 1 dari 5 kematian di seluruh dunia.
Garam, baik yang terkandung dalam roti, kecap asin atau berbagai makanan olahan menjadi penyebab tingginya kematian dini.
Para peneliti mengatakan penelitian ini bukan tentang obesitas, namun menu makanan yang “buruk” bisa merusak organ tubuh kita yakni hati dan menyebabkan kanker.
Global Burden of Disease Study adalah penelitian yang paling dipercaya untuk membahas tentang bagaimana orang-orang meninggal di setiap negara di dunia.
Health effects of dietary risks in 195 countries, 1990–2017: a systematic analysis for the Global Burden of Disease Study 2017
Mengkonsumsi makanan di bawah standar seharusnya (suboptimal diet) merupakan faktor resiko yang dapat dicegah yang penting untuk penyakit tidak menular (PTM). Namun, pengaruhnya pada beban penyakit tidak menular belum dievaluasi secara sistematis. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi konsumsi makanan dan nutrien utama dari 195 negara dan untuk mengukur pengaruh konsumsi makanan di bawah standar pada angka mortalitas dan morbiditas prnyakit tidak menular
Hubungan antara kebiasaan makan dan penyakit tidak menular (PTM) kronis sedang diinvestigasi secara masif. Beberapa penelitian terkait PTM belum menggambarkan bagaimana faktor makanan, namun dari bukti secara epidemiologis termasuk dari penelitian observasi prospektif jangka panjang dan jangka pendek menunjukkan adanya bukti yang mendukung adanya hubungan sebab akibat yang potensial pada makanan tertentu (contohnya buag, sayur, daging olahan, konsumsi lemak trans) dengan PTM (penyakit jantung iskemik, diabetes dan kanker kolorektal). Penemuan ini sebagai pedoman (guideline) nasional dan internasional terkait makanan yang dapat mencegah penyakit tidak menular.
Reportase Webinar Intervensi – Intervensi Efektif dalam Menurunkan Prevalensi Gizi Buruk dan Stunting di Provinsi Kepulauan Riau
Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK – KMK UGM bekerja sama dengan Direktorat Gizi Masyarakat Kementrian Kesehatan RI pada 27 Maret 2019 menyelenggarakan webinar intervensi – intervensi efektif dalam menurunkan prevalensi gizi buruk dan stunting di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) dengan narasumber Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau yaitu Dr. H. Tjetjep Yudiana, M.Kes dan dr. Raja Muhammad Hendriansjah, Sp.GK selaku dokter spesialis gizi klinik yang bertugas di Provinsi Kepulauan Riau. Sejumlah 13 peserta mengikuti kegiatan ini dari luar UGM melalui webinar.
Studi Komparasi Beberapa Metode Skrining Penilaian Status Gizi Pada Pasien Dewasa Rawat Inap Rumah Sakit
Skrining gizi perlu dilakukan untuk mengetahui resiko malnutrisi pada pasien rawat inap sehingga dukungan gizi dapat diberikan secra optimal. Alat skrining gizi telah banyak dikembangkan salah satunya di Indonesia, Simple Nutrition Screening Tool (SNST) yang berdasarkan studi sebelumnya memiliki validitas dan reliabilitas baik. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kemampuan SNST dalam emmprediksi malnutrisi bila dibandingkan dengan alat skrining gizi lain pada pasien rawat inap di bangsal yang berbeda.
Webinar Best Practices : Penggunaan Evidence Based untuk Pengambilan Keputusan Gizi
Pada 6 Maret 2019, Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK – KMK UGM bekerja sama dengan Direktorat Gizi Masyarakat Kementrian Kesehatan RI mengadakan acara Webinar Best Practices : Penggunaan Evidence Based untuk Pengambilan Keputusan Gizi dengan narasumber Prof. dr. Laksono Trisantoro, M.Sc, PhD, H. Ir. Herwin Yatim, MM selaku Bupati Kabupaten Banggai dan Kepala Dinas Kabupaten Banggai yaitu Dr. dr Anang S Otuluwa, M.Kes. Sejumlah orang mengikuti kegiatan ini dari luar UGM melalui webinar.
“Penguatan dan Diseminasi Pangan Fungsional untuk Kesehatan Masyarakat”
P3FNI (Perhimpunan Penggiat Pangan Fungsional dan Nutrasetikal Indonesia) bekerjasama dengan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan Mini Simposium dengan tajuk “Penguatan dan Diseminasi Pangan Fungsional untuk Kesehatan Masyarakat”. Acara ini berlangsung pada Kamis, 17 Januari 2019. Berbagai materi presentasi dari kegiatan tersebut dapat diakses pada link berikut
Webinar Intervensi – Intervensi Efektif dalam Menurunkan Prevalensi Gizi Buruk dan Stunting di Provinsi Kepulauan Riau
Para peserta webinar di kampus FK-KMK UGM, dok. PKMK
Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK – KMK UGM bekerja sama dengan Direktorat Gizi Masyarakat Kementrian Kesehatan RI pada 27 Maret 2019 menyelenggarakan webinar intervensi – intervensi efektif dalam menurunkan prevalensi gizi buruk dan stunting di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) dengan narasumber Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau yaitu Dr. H. Tjetjep Yudiana, M.Kes dan dr. Raja Muhammad Hendriansjah, Sp.GK selaku dokter spesialis gizi klinik yang bertugas di Provinsi Kepulauan Riau. Sejumlah 13 peserta mengikuti kegiatan ini dari luar UGM melalui webinar.
Sesi pengantar diawali oleh Dr. rer. Nat.B.J. Istiti Kandarina dari FK – KMK UGM. Istiti menyampaikan bahwa webinar kali ini adalah kali kedua dan membahas isu – isu dan topik terkini di bidang gizi kesehatan. Pertemuan ini diharapkan menjadi media knowledge sharing terutama dalam gizi kesehatan dari daerah sehingga pengalaman praktis dan praktik baik di suatu wilayah dapat menjadi bahan pembelajaran bagi daerah lain.
Sesi selanjutnya diisi oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepuluan Riau, Dr. H. Tjetjep Yudiana, M.Kes. Tjetjep mengawali presentasi dengan pemaparan tentang Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) yang menjadi wilayah kerjanya. Provinsi ini dibentuk berdasarkan UU Nomor 25 Tahun 2002. Dengan ibukota di Tanjungpinang, Provinsi Kepri memiliki 5 kabupaten yaitu: Bintan, Karimun, Lingga, Natuna, dan Kep. Anambas.
Pelaksanaan webinar dengan narasumber dari Provinsi Kepulauan Riau, dok.PKMK
Masalah gizi buruk, gizi kurang, dan stunting mulai dihadapi oleh Provinsi Kepri pada 2010. Hal ini menilik paxa data Riskesdas 2007 yang menyebutkan jumlah gizi buruk sebesar 3%, gizi kurang sebesar 9.4%, dan stunting mencapai 26.1%. Angka ini lebih rendah dari rata – rata nasional namun pemerintah provinsi melihat situasi ini sebagai situasi buruk yang membutuhkan intervensi cepat. Kepala dinas menyatakan bahwa ada 5 faktor yang berkontribusi terhadap gizi buruk di Kepri, yaitu:
Faktor geografis
Wilayah Kepulauan Riau yang terdiri dari 2408 pulau menimbulkan kesulitan bagi tenaga kesehatan dalam menjangkau masyarakat dari segi jarak, waktu, dan biaya. Contact rate antara masyarakat dengan tenaga kesehatan terbilang cukup rendah. Penyakit tidak dapat segera mendapatkan penanganan. Keterbatasan moda transportasi antar pulau dan perubahan cuaca menambah tantangan yang dihadapi oleh masyarakat maupun tenaga kesehatan.
Faktor Sosial Ekonomi
Jumlah penduduk miskin di Kepulauan Riau mencapai 8.13% dari total jumlah penduduk. Kondisi ini cukup mempengaruhi jumlah kasus gizi buruk, gizi kurang, dan stunting.
Rendahnya pengetahuan masyarakat terhadap kesehatan dan gizi
Budaya Masyarakat
Paparan pada segmen ini disampaikan oleh dr. Raja Muhammad Hendriansjah, Sp.GK sebagai praktisi gizi klinik di Provinsi Kepri. Raja menyampaikan bahwa pola makan dan pola asuh masyarakat kepri turut berkontribusi dalam kasus stunting dan gizi buruk. Pola yang terjadi adalah Provinsi Kepri memiliki sumber daya laut yang luar biasa namun ikan, udang, kerang tersebut lebih banyak dijual daripada dikonsumsi sendiri. Akibatnya masyarakat pesisir cukup banyak mengalami kasus stunting
Akses pelayanan kesehatan
Faktor geografis yang sulit membutuhkan terobosan khusus dalam pengembangan sarana prasarana fisik dan SDM Kesehatan. Dinas Kesehatan Provinsi Kepri mengembangkan program puskesmas laut dan dokter/bidan keluarga untuk mengatasi tantangan akses pelayanan kesehatan.
Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau merespon kasus gizi buruk, gizi kurang, dan stunting dengan pendekatan intervensi spesifik dan intervensi sensitif lintas sektor. Intervensi spesifik dilaksanakan dengan sasaran ibu hamil, ibu menyusui, anak usia 0 – 6 bulan, serta anak usia 7 – 23 bulan. Intervensi sensitif melibatkan multi sektoral antara lain: koordinasi dengan Dinas PU dan Dinas Perkim terkait penyediaan air bersih dan sanitasi, kerjasama dengan Dinas PP dan KB terkait layanan kesehatan dan KB, optimalisasi konsumsu ikan melalui Program gemar Ikan bekerjasama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan, kerjasama dengan Dinas Ketahanan Pangan melalui program ketahanan pangan dan gizi, memastikan setiap keluarga miskin memiliki jaminan social berupa Kartu Indonesia Sehat (KIS), serta optimalisasi konsumsi pangan sayur, buah, dan protein hewani bekerjasama dengan Dinas Pertanian dan Kesehatan Hewan.
Berdasarkan data Riskesdas 2018, Provinsi Kepri menempati urutan empat terbaik dalam penurunan angka stunting secara nasional. Penurunan angka gizi buruk pun menunjukkan hasil signifikan dan Provinsi Kepri berhasil menempati posisi pertama gizi buruk terendah se-Indonesia. (SI)
Mengkonsumsi makanan di bawah standar seharusnya (suboptimal diet) merupakan faktor resiko yang dapat dicegah yang penting untuk penyakit tidak menular (PTM). Namun, pengaruhnya pada beban penyakit tidak menular belum dievaluasi secara sistematis. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi konsumsi makanan dan nutrien utama dari 195 negara dan untuk mengukur pengaruh konsumsi makanan di bawah standar pada angka mortalitas dan morbiditas prnyakit tidak menular
Hubungan antara kebiasaan makan dan penyakit tidak menular (PTM) kronis sedang diinvestigasi secara masif. Beberapa penelitian terkait PTM belum menggambarkan bagaimana faktor makanan, namun dari bukti secara epidemiologis termasuk dari penelitian observasi prospektif jangka panjang dan jangka pendek menunjukkan adanya bukti yang mendukung adanya hubungan sebab akibat yang potensial pada makanan tertentu (contohnya buag, sayur, daging olahan, konsumsi lemak trans) dengan PTM (penyakit jantung iskemik, diabetes dan kanker kolorektal). Penemuan ini sebagai pedoman (guideline) nasional dan internasional terkait makanan yang dapat mencegah penyakit tidak menular.
Reportase Webinar Intervensi – Intervensi Efektif dalam Menurunkan Prevalensi Gizi Buruk dan Stunting di Provinsi Kepulauan Riau
Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK – KMK UGM bekerja sama dengan Direktorat Gizi Masyarakat Kementrian Kesehatan RI pada 27 Maret 2019 menyelenggarakan webinar intervensi – intervensi efektif dalam menurunkan prevalensi gizi buruk dan stunting di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) dengan narasumber Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau yaitu Dr. H. Tjetjep Yudiana, M.Kes dan dr. Raja Muhammad Hendriansjah, Sp.GK selaku dokter spesialis gizi klinik yang bertugas di Provinsi Kepulauan Riau. Sejumlah 13 peserta mengikuti kegiatan ini dari luar UGM melalui webinar.
Studi Komparasi Beberapa Metode Skrining Penilaian Status Gizi Pada Pasien Dewasa Rawat Inap Rumah Sakit
Skrining gizi perlu dilakukan untuk mengetahui resiko malnutrisi pada pasien rawat inap sehingga dukungan gizi dapat diberikan secra optimal. Alat skrining gizi telah banyak dikembangkan salah satunya di Indonesia, Simple Nutrition Screening Tool (SNST) yang berdasarkan studi sebelumnya memiliki validitas dan reliabilitas baik. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kemampuan SNST dalam emmprediksi malnutrisi bila dibandingkan dengan alat skrining gizi lain pada pasien rawat inap di bangsal yang berbeda.
Webinar Best Practices : Penggunaan Evidence Based untuk Pengambilan Keputusan Gizi
Pada 6 Maret 2019, Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK – KMK UGM bekerja sama dengan Direktorat Gizi Masyarakat Kementrian Kesehatan RI mengadakan acara Webinar Best Practices : Penggunaan Evidence Based untuk Pengambilan Keputusan Gizi dengan narasumber Prof. dr. Laksono Trisantoro, M.Sc, PhD, H. Ir. Herwin Yatim, MM selaku Bupati Kabupaten Banggai dan Kepala Dinas Kabupaten Banggai yaitu Dr. dr Anang S Otuluwa, M.Kes. Sejumlah orang mengikuti kegiatan ini dari luar UGM melalui webinar.
“Penguatan dan Diseminasi Pangan Fungsional untuk Kesehatan Masyarakat”
P3FNI (Perhimpunan Penggiat Pangan Fungsional dan Nutrasetikal Indonesia) bekerjasama dengan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan Mini Simposium dengan tajuk “Penguatan dan Diseminasi Pangan Fungsional untuk Kesehatan Masyarakat”. Acara ini berlangsung pada Kamis, 17 Januari 2019. Berbagai materi presentasi dari kegiatan tersebut dapat diakses pada link berikut
Skrining gizi perlu dilakukan untuk mengetahui resiko malnutrisi pada pasien rawat inap sehingga dukungan gizi dapat diberikan secra optimal. Alat skrining gizi telah banyak dikembangkan salah satunya di Indonesia, Simple Nutrition Screening Tool (SNST) yang berdasarkan studi sebelumnya memiliki validitas dan reliabilitas baik. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kemampuan SNST dalam emmprediksi malnutrisi bila dibandingkan dengan alat skrining gizi lain pada pasien rawat inap di bangsal yang berbeda.
Tingginya prevalensi malnutrisi pada pasien di rumah sakit menjadi perhatian, baik di negara maju maupun berkembang. Malnutrisi pada pasien menyebabkan imunitas menurun sehingga masa penyembuhan jadi lebih lama, biaya rawat inap meningkat dan secara umum angka morbiditas dan mortalitas meningkat.
Persoalan stunting di Indonesia masih terus diatasi oleh pemerintah. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, Kementerian Kesehatan mencatat, stunting di Indonesia kini berada di angka 30,8 persen.
Tercatat, angka stunting tahun 2007 mencapai 36,8 persen. Sementara tahun 2013 angka stunting juga turun menjadi 37,2 persen dan tahun 2018, turun kembali menjadi 30,8 persen. Meski trennya cenderung menurun, namun prevalensi anak stunting masih menjadi perhatian khusus dari pemerintah.
Webinar: Intervensi-Intervensi Efektif dalam Menurunkan Prevalensi Gizi Buruk dan Stunting
Yogyakarta, Rabu 27 Maret 2019 Pukul 10.00-11.30 Wib
Dalam konteks desentralisasi kesehatan, program-program gizi bukan hanya merupakan tanggung jawab pemerintah pusat, akan tetapi juga pemerintah propinsi, kota, maupun kabupaten. Sehinggga perlu ada mekanisme untuk mengetahui intervensi-intervensi efektif yang telah dilakukan sampai padal evel kota maupun kabupaten. Dalam hal Knowledge Management penyebaran informasi mengenai intervensi efektif dapat dilakukan secara jarak jauh karena Teknologi informasi memungkinkan berbagai kegiatan Knowledge Management dilakukan sehingga bisa memotong jarak, biaya dan waktu dengan kualitas output yang cukup baik.
Webinar Best Practices : Penggunaan Evidence Based untuk Pengambilan Keputusan Gizi
Pada 6 Maret 2019, Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK – KMK UGM bekerja sama dengan Direktorat Gizi Masyarakat Kementrian Kesehatan RI mengadakan acara Webinar Best Practices : Penggunaan Evidence Based untuk Pengambilan Keputusan Gizi dengan narasumber Prof. dr. Laksono Trisantoro, M.Sc, PhD, H. Ir. Herwin Yatim, MM selaku Bupati Kabupaten Banggai dan Kepala Dinas Kabupaten Banggai yaitu Dr. dr Anang S Otuluwa, M.Kes. Sejumlah orang mengikuti kegiatan ini dari luar UGM melalui webinar.
“Penguatan dan Diseminasi Pangan Fungsional untuk Kesehatan Masyarakat”
P3FNI (Perhimpunan Penggiat Pangan Fungsional dan Nutrasetikal Indonesia) bekerjasama dengan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan Mini Simposium dengan tajuk “Penguatan dan Diseminasi Pangan Fungsional untuk Kesehatan Masyarakat”. Acara ini berlangsung pada Kamis, 17 Januari 2019. Berbagai materi presentasi dari kegiatan tersebut dapat diakses pada link berikut
Menurunkan Prevalensi Gizi Buruk dan Stunting di Kepulauan Riau
Yogyakarta, Rabu 27 Maret 2019 Pukul 10.00-11.30 Wib
LATAR BELAKANG
Dalam konteks desentralisasi kesehatan, program-program gizi bukan hanya merupakan tanggung jawab pemerintah pusat, akan tetapi juga pemerintah propinsi, kota, maupun kabupaten. Sehinggga perlu ada mekanisme untuk mengetahui intervensi-intervensi efektif yang telah dilakukan sampai padal evel kota maupun kabupaten. Dalam hal Knowledge Management penyebaran informasi mengenai intervensi efektif dapat dilakukan secara jarak jauh karena Teknologi informasi memungkinkan berbagai kegiatan Knowledge Management dilakukan sehingga bisa memotong jarak, biaya dan waktu dengan kualitas output yang cukup baik.
Untuk mendukung proses Knowledge management, Jaringan Pangan dan Gizi menganggap knowledge menjadi sebuah aset sehingga dengan menggunakan konsep webinar yang merupakan salah satu solusi pada era digital saat ini dapat menyebarkan informasi mengenai best practices terkait intervensi- intervensi efektif yang telah digunakan dalam menurunkan prevalensi gizi buruk dan stunting di Kepulauan Riau (Kepri). Hal ini memungkinkan orang yang memiliki keterbatasan waktu dan jarak dapat difasilitasi untuk dapat menyimak dan berdiskusi jarak jauh melalui teknologi webinar.
Kasus stunting di Kepri mencapai 24 persen dari angka bayi lahir tahun 2018. Berdasarkan data tersebut, pemerintah pusat menetapkan dua kabupaten sebagai lokus penanggulangan stunting, yaitu Kabupaten Lingga dan Natuna. Penanggulangan stunting dilaksanakan melalui pendekatan komprehensif dengan model lintas program dan sektor terkait. Target sasaran kegiatan ini melibatkan remaja putri, ibu hamil, serta ibu menyusui dan bayi baru lahir. Pada remaja putri diakukan pemberian tablet Fe untuk memutus mata rantai stunting. Bagi ibu hamil dan menyusui diberikan berbagai edukasi terkait kebiasaan mencuci tangan, IMD dan ASI eksklusif, serta penyediaan obat cacing dan perlingdungan terhadap malaria. Monitoring pelaksanaan surveilans gizi dilakukan secara online lewat formulir pencatatan pada aplikasi E-PPGBM (Elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat)
TUJUAN
Adapun tujuan dari pelatihan jarak jauh ini agar Intervensi-Intervensi efektif dalam menurunkan prevalensi gizi buruk dan stunting di Kepulauan Riau dapat disebarluaskan untuk peningkatan ilmu pengetahuan.
HASIL
Peningkatan pengetahuan oleh semua peserta terkait intervensi-Intervensi efektif dalam menurunkan prevalensi gizi buruk dan stunting di Kepulauan Riau
SASARAN PESERTA
Anggota jejaring pangan dan Gizi
Staf Direktorat Gizi Masyarakat Kementerian Kesehatan
Kepala Bidang Bina Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan
Kepala Seksi Bina Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan
Kepala Seksi Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan
Gubernur, Bupati/Walikota, dan camat se-Indonesia
Mahasiswa Gizi Kesehatan FK-KMK UGM
Alumni S2 IKM FK – KMK UGM
Dosen, Peneliti, dan Konsultan di bidang Gizi Masyarakat
Pemerhati Gizi
AGENDA
NO
Waktu
Kegiatan
Pembicara
1
10.00-10.10
Pengantar Diskusi online
Dr. rer. Nat.B.J. Istiti Kandarina
2
10.10-11.00
Intervensi-Intervensi efektif dalam menurunkan prevalensi gizi buruk dan stunting di Kepulauan Riau