Lowongan Tenaga Ahli untuk Program Percepatan Pencegahan Stunting (Anak Kerdil) Sekretariat Wakil Presiden

Saat ini, umat muslim sedang menjalankan ibadah puasa di bulan suci Ramadan. Biasanya akan banyak undangan buka puasa bersama dengan teman-teman di sejumlah resto. Sayangnya, tak semua individu punya kesadaran tinggi untuk memilih asupan menu yang seimbang saat berbuka.
Tubuh berpuasa sejak sahur hingga berbuka saat Magrib tiba. Maka tubuh memerlukan asupan cairan dan gizi seimbang.
Menu berbuka yang dipilih juga harus memberikan kecukupan vitamin dan mineral. Dari mulai makanan pembuka atau takjil yang manis, air putih yang cukup, nasi atau karbo, lauk pauk, sayur, hingga makanan penutup. Dilansir dari Healthline, Jumat (3/5) ada beberapa alasan mengapa seseorang harus mengonsumsi gizi seimbang saat berpuasa.
Webinar: Pemenuhan Gizi Melalui Pendekatan Keluarga di Kota Cirebon
Rabu, 15 Mei 2019, 10.00 – 11.30 WIB
Dalam konteks desentralisasi kesehatan, program – program gizi bukan hanya tanggung jawab pemerintah pusat, melainkan juga pemerintah provinsi, kota, maupun kabupaten. Sehinggga perlu ada mekanisme untuk mengetahui intervensi – intervensi efektif yang telah dilakukan sampai level kota maupun kabupaten. Dalam hal Knowledge Management, penyebaran informasi mengenai intervensi efektif dapat dilakukan secara jarak jauh karena teknologi informasi memungkinkan berbagai kegiatan Knowledge Management dilakukan sehingga bisa memotong jarak, biaya dan waktu dengan kualitas output yang cukup baik.
Reportase Webinar Intervensi – Intervensi Efektif dalam Menurunkan Prevalensi Gizi Buruk dan Stunting di Provinsi Kepulauan Riau
Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK – KMK UGM bekerja sama dengan Direktorat Gizi Masyarakat Kementrian Kesehatan RI pada 27 Maret 2019 menyelenggarakan webinar intervensi – intervensi efektif dalam menurunkan prevalensi gizi buruk dan stunting di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) dengan narasumber Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau yaitu Dr. H. Tjetjep Yudiana, M.Kes dan dr. Raja Muhammad Hendriansjah, Sp.GK selaku dokter spesialis gizi klinik yang bertugas di Provinsi Kepulauan Riau. Sejumlah 13 peserta mengikuti kegiatan ini dari luar UGM melalui webinar.
Reportase
Webinar Best Practices : Penggunaan Evidence Based untuk Pengambilan Keputusan Gizi
Pada 6 Maret 2019, Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK – KMK UGM bekerja sama dengan Direktorat Gizi Masyarakat Kementrian Kesehatan RI mengadakan acara Webinar Best Practices : Penggunaan Evidence Based untuk Pengambilan Keputusan Gizi dengan narasumber Prof. dr. Laksono Trisantoro, M.Sc, PhD, H. Ir. Herwin Yatim, MM selaku Bupati Kabupaten Banggai dan Kepala Dinas Kabupaten Banggai yaitu Dr. dr Anang S Otuluwa, M.Kes. Sejumlah orang mengikuti kegiatan ini dari luar UGM melalui webinar.
Jakarta, 25 Januari 2019
Rekaman Kegiatan Hari Gizi Nasional ke 59 tahun 2019
Silahkan anda klik untuk membaca power point dan menyimak videonya
Mini Simposium
“Penguatan dan Diseminasi Pangan Fungsional untuk Kesehatan Masyarakat”
P3FNI (Perhimpunan Penggiat Pangan Fungsional dan Nutrasetikal Indonesia) bekerjasama dengan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan Mini Simposium dengan tajuk “Penguatan dan Diseminasi Pangan Fungsional untuk Kesehatan Masyarakat”. Acara ini berlangsung pada Kamis, 17 Januari 2019. Berbagai materi presentasi dari kegiatan tersebut dapat diakses pada link berikut
Term Of Reference (TOR)
Webinar
Pemenuhan Gizi Melalui Pendekatan Keluarga di Kota Cirebon
Rabu, 15 Mei 2019
10.00 – 11.30 WIB
Latar Belakang
Dalam konteks desentralisasi kesehatan, program – program gizi bukan hanya tanggung jawab pemerintah pusat, melainkan juga pemerintah provinsi, kota, maupun kabupaten. Sehinggga perlu ada mekanisme untuk mengetahui intervensi – intervensi efektif yang telah dilakukan sampai level kota maupun kabupaten. Dalam hal Knowledge Management, penyebaran informasi mengenai intervensi efektif dapat dilakukan secara jarak jauh karena teknologi informasi memungkinkan berbagai kegiatan Knowledge Management dilakukan sehingga bisa memotong jarak, biaya dan waktu dengan kualitas output yang cukup baik.
Untuk mendukung proses Knowledge management, Jaringan Pangan dan Gizi menganggap knowledge menjadi sebuah aset sehingga dengan menggunakan konsep webinar yang merupakan salah satu solusi pada era digital saat ini dapat menyebarkan informasi mengenai best practices terkait intervensi – intervensi efektif dalam pemenuhan gizi melalui pendekatan keluarga di Kota Cirebon. Hal ini memungkinkan orang yang memiliki keterbatasan waktu dan jarak dapat difasilitasi untuk dapat menyimak dan berdiskusi jarak jauh melalui tekhnologi webinar.
Tujuan
Adapun tujuan dari pelatihan jarak jauh ini agar intervensi – intervensi efektif dalam pemenuhan gizi melalui pendekatan keluarga di Kota Cirebon dapat disebarluaskan untuk peningkatan ilmu pengetahuan.
Hasil
Peningkatan pengetahuan oleh semua peserta terkait intervensi – intervensi efektif dalam pemenuhan gizi melalui pendekatan keluarga di Kota Cirebon
Sasaran Peserta
Agenda
NO | Waktu | Kegiatan | Pembicara |
1 | 10.00 – 10.10 | Pengantar Diskusi online | Dr. rer. Nat.B.J. Istiti Kandarina |
2 | 10.10 – 11.00 |
intervensi- intervensi efektif dalam pemenuhan gizi melalui pendekatan keluarga di Kota Cirebon |
Kepala Dinas Kesehatan Kota Cirebon |
3 | 11.00 – 11.20 | Diskusi | |
4 | 11.20 – 11.30 | Kesimpulan | Dr. rer. Nat.B.J. Istiti Kandarina |
Link Webinar
Link Webinar: https://attendee.gotowebinar.com/register/121286426683609602
Webinar ID: 817-351-219
Narahubung
Maria Lelyana
Telp : 0274-549425
HP/WA : 08111019077
Email : lelyana.pkmk@gmail.com
Masalah gizi di Indonesia masih didominasi gizi kurang. Masalah gizi kurang ini akan mempengaruhi status gizi pada periode siklus kehidupan berikutnya (integration impact). Salah satu periode status gizi paling menentukan adalah status gizi masa pranikah atau masa prakonsepsi. Menurut Cetin dkk (2009), status gizi prakonsepsi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kondisi kehamilan dan kesejahteraan bayi karena kesehatan dan status gizi ibu hamil ditentukan jauh sebelumnya yaitu pada masa remaja dan dewasa sebelum hamil atau selama menjadi wanita usia subur (WUS).
Namun masih banyak WUS yang mengalami kekurangan gizi yaitu Kekurangan Energi Kronis (KEK) yang dapat diketahui dengan mengukur lingkar lengan atas dengan cut off point I 23,5 cm. Secara nasional, prevalensi KEK pada WUS usia 15 – 49 tahun (tidak hamil) adalah 20.8%. Data Dinas Kesehatan di Provinsi Jawa Barat 2013 menunjukkan prevalensi WUS dengan KEK sebesar 21.6% (Riskesdas 2013)
JAKARTA — Tahun ini, kewajiban produk makanan, minuman, kosmetik, obat-obatan, dan benda-benda lain untuk diberi sertifikat halal dimulai. Hal ini sesuai amanat Undang-undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal.
Berdasarkan beleid tersebut, berbagai produk wajib bersertifikat halal per 17 Oktober 2019 atau 5 tahun setelah UU itu disahkan. Nantinya, sertifikat halal dikeluarkan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH), sebuah badan baru yang dibentuk dan berada di bawah koordinasi Kementerian Agama (Kemenag).
Namun, meski waktu implementasi UU JPH sudah semakin dekat, hingga kini belum ada peraturan turunan dari regulasi tersebut. Padahal, banyak hal terkait sertifikasi halal yang tidak bisa dilakukan sebelum peraturan turunan lahir.
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
Hubungan Ketahanan Pangan Keluarga dengan Status Gizi Balita
(Studi di Desa Palasari dan Puskesmas Kecamatan Legok, Kabupaten Tangerang)
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan ketahanan pangan dengan status gizi balita dan ragam upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan dalam penanggulangan gizi buruk di wilayah kerja Puskesmas Legok, Kecamatan Legok, Kabupaten Tangerang.
Ketahanan pangan merupakan suatu kondisi ketersediaan pangan yang cukup bagi setiap orang pada setiap saat dan setiap individu yang mempunyai akses untuk memperolehnya, baik secara fisik maupun ekonomi. Fokus ketahanan pangan juga meliputi ketersediaan dan konsumsi pangan tingkat daerah dan rumah tangga, dan bahkan bagi inidvidu dalam memenuhi kebutuhan gizinya.
Reportase Webinar Intervensi – Intervensi Efektif dalam Menurunkan Prevalensi Gizi Buruk dan Stunting di Provinsi Kepulauan Riau
Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK – KMK UGM bekerja sama dengan Direktorat Gizi Masyarakat Kementrian Kesehatan RI pada 27 Maret 2019 menyelenggarakan webinar intervensi – intervensi efektif dalam menurunkan prevalensi gizi buruk dan stunting di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) dengan narasumber Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau yaitu Dr. H. Tjetjep Yudiana, M.Kes dan dr. Raja Muhammad Hendriansjah, Sp.GK selaku dokter spesialis gizi klinik yang bertugas di Provinsi Kepulauan Riau. Sejumlah 13 peserta mengikuti kegiatan ini dari luar UGM melalui webinar.
Reportase
Webinar Best Practices : Penggunaan Evidence Based untuk Pengambilan Keputusan Gizi
Pada 6 Maret 2019, Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK – KMK UGM bekerja sama dengan Direktorat Gizi Masyarakat Kementrian Kesehatan RI mengadakan acara Webinar Best Practices : Penggunaan Evidence Based untuk Pengambilan Keputusan Gizi dengan narasumber Prof. dr. Laksono Trisantoro, M.Sc, PhD, H. Ir. Herwin Yatim, MM selaku Bupati Kabupaten Banggai dan Kepala Dinas Kabupaten Banggai yaitu Dr. dr Anang S Otuluwa, M.Kes. Sejumlah orang mengikuti kegiatan ini dari luar UGM melalui webinar.
Jakarta, 25 Januari 2019
Rekaman Kegiatan Hari Gizi Nasional ke 59 tahun 2019
Silahkan anda klik untuk membaca power point dan menyimak videonya
Mini Simposium
“Penguatan dan Diseminasi Pangan Fungsional untuk Kesehatan Masyarakat”
P3FNI (Perhimpunan Penggiat Pangan Fungsional dan Nutrasetikal Indonesia) bekerjasama dengan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan Mini Simposium dengan tajuk “Penguatan dan Diseminasi Pangan Fungsional untuk Kesehatan Masyarakat”. Acara ini berlangsung pada Kamis, 17 Januari 2019. Berbagai materi presentasi dari kegiatan tersebut dapat diakses pada link berikut
(Studi di Desa Palasari dan Puskesmas Kecamatan Legok, Kabupaten Tangerang)
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan ketahanan pangan dengan status gizi balita dan ragam upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan dalam penanggulangan gizi buruk di wilayah kerja Puskesmas Legok, Kecamatan Legok, Kabupaten Tangerang.
Ketahanan pangan merupakan suatu kondisi ketersediaan pangan yang cukup bagi setiap orang pada setiap saat dan setiap individu yang mempunyai akses untuk memperolehnya, baik secara fisik maupun ekonomi. Fokus ketahanan pangan juga meliputi ketersediaan dan konsumsi pangan tingkat daerah dan rumah tangga, dan bahkan bagi inidvidu dalam memenuhi kebutuhan gizinya.
Jakarta – Sarapan menjadi aktivitas wajib bagi anak sebelum memulai aktivitasnya di pagi hari. Makanan yang disajikan saat sarapan akan menopang kebutuhan energi dan nutrisi untuk menyerap pelajaran dan melakukan kegiatan selama di sekolah.
Kebanyakan orang tua menyajikan menu sarapan nasi goreng telur dan bubur ayam. Artinya, menu sarapan itu hanya memenuhi kebutuhan karbohidrat dan protein. Cukupkah?
Guru Besar Bidang Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor Prof Ali Khomsan menyarankan, menu sarapan mengandung semua unsur nutrisi yang dibutuhkan tubuh. “Sarapan yang baik itu keberagaman, unsur karbohidrat, protein, vitamin, mineral,” kata kata dia Kamis, 11 April 2019.