Akhir minggu ini kami berbagi informasi tentang pelaksanaan serangkaian pertemuan ilmiah di dalam sebuah forum konferensi internasional kesehatan di Universitas Syah Kuala, Banda Aceh. Konferensi ini merupakan kombinasi dari The 3rd Syiah Kuala International Conference on Medicine and Health Sciences, Forum Nasional Kesehatan Ibu Anak – Keluarga Berencana – Gizi yang ke-2, dan Forum Kedokteran Keluarga 2019. Pada kesempatan yang sama, Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia juga menyelenggarakan serangkaian pelatihan dan seminar dengan tema “Advokasi Kebijakan Kesehatan”. Seluruh rangkaian pertemuan ilmiah akan dilaksanakan pada tanggal 9 – 10 Oktober 2019.
Topik yang akan dibahas dalam pertemuan ilmiah ini meliputi kesehatan dan gizi ibu dan anak, keluarga berencana, kedokteran keluarga, biomedical dan bioengireering research, penyakit menular dan tidak menular, peran kesehatan dalam situasi bencana, dan tema kesehatan masyarakat lain yang terkait.
Pertemuan ilmiah ini juga membuka kesempatan bagi Bapak dan Ibu yang ingin mempresentasikan abstrak penelitian. Batas akhir pengiriman abstrak adalah tanggal 21 September 2019 (http://www.skic-mhs.unsyiah.ac.id/).
Selain abstrak penelitian, hasil Pelatihan Analisis Kebijakan dalam bentuk policy brief juga akan disajikan dalam pertemuan ilmiah di Aceh ini. Bapak-Ibu peserta Pelatihan Analisis Kebijakan dan Bapak-Ibu yang memiliki ketertarikan di bidang analisis kebijakan diharapkan dapat ikut serta dan mengirimkan abstrak dari policy brief yang disusun (http://kebijakankesehatanindonesia.net/JKKI2019/) . Batas akhir pengiriman abstract policy brief adalah tanggal 23 September 2019.
Standing tall : Peru’s success in overcoming its stunting crisis
Penanganan stunting menjadi salah satu fokus perhatian pemerintah pusat dan daerah saat ini. Sebagian wilayah nusantara telah ditetapkan sebagai wilayah prioritas penanganan stunting selama beberapa tahun ke depan. Sebagai bahan pembelajaran, kali ini tim Jaringan Pangan dan Gizi membagikan informasi kisah sukses dari negara Peru dalam menangani stunting. Dua poin menarik yang diangkat dari laporan penangan stunting tersebut adalah pentingnya memiliki data yang bersifat real-time dan bekerjanya sistem kesehatan secara optimal dalam mencegah serta menanggulangi kasus stunting. Selain itu, aspek pengasuhan anak ternyata menjadi salah satu kunci sukses penanganan stunting di Peru.
Melanjutkan topik kolaborasi multisektor yang telah dibahas pada Webinar yang lalu, kali ini tim Jaringan Pangan dan Gizi membagikan tautan ke satu seri publikasi dari British Medical Journal (BMJ) yang berisi artikel-artikel tentang pengalaman kolaborasi multisektor di 12 negara. Seri publikasi ini tidak hanya berfokus pada satu jenis kasus saja, tetapi mencakup beberapa kasus menarik seperti kolaborasi multisektor di bidang kesehatan ibu, kesehatan anak, kesehatan remaja, bidang krisis kemanusiaan, hingga bidang kesehatan reproduksi. Pengalaman dari berbagai negara ini dapat dipergunakan sebagai bahan pembelajaran dalam mengembangkan kolaborasi multisektor di Indonesia. Seperti tertuang dalam dokumen SDGs (SDG ke 17), kemitraan dari berbagai pihak merupakan salah satu kunci kesuksesan mencapai tujuan-tujuan SDGs.
Webinar: Kolaborasi lintas sektor dalam penanganan masalah KIA dan gizi
Jumat, 5 Juli 2019, 09.00 – 11.00 WIB
Permasalahan kesehatan ibu dan anak, serta gizi, merupakan permasalahan yang memerlukan penanganan lintas sektor. Sebagai contoh: upaya pencegahan gizi kurang pada balita memerlukan dukungan sektor pangan dan pertanian dalam bentuk penyediaan pangan yang bergizi tinggi serta dapat dengan mudah diakses oleh masyarakat. Pemerintah melalui beberapa kementerian telah mengembangkan dan sedang mengimplementasikan kolaborasi lintas sektor dalam menangani masalah kesehatan di tingkat pusat. Di tingkat daerah, upaya kolaborasi lintas sektor juga telah diinisiasi dan dikembangkan lebih lanjut.
Webinar: Pemenuhan Gizi Melalui Pendekatan Keluarga di Kota Cirebon
Rabu, 15 Mei 2019, 10.00 – 11.30 WIB
Dalam konteks desentralisasi kesehatan, program – program gizi bukan hanya tanggung jawab pemerintah pusat, melainkan juga pemerintah provinsi, kota, maupun kabupaten. Sehinggga perlu ada mekanisme untuk mengetahui intervensi – intervensi efektif yang telah dilakukan sampai level kota maupun kabupaten. Dalam hal Knowledge Management, penyebaran informasi mengenai intervensi efektif dapat dilakukan secara jarak jauh karena teknologi informasi memungkinkan berbagai kegiatan Knowledge Management dilakukan sehingga bisa memotong jarak, biaya dan waktu dengan kualitas output yang cukup baik.
Reportase Webinar Intervensi – Intervensi Efektif dalam Menurunkan Prevalensi Gizi Buruk dan Stunting di Provinsi Kepulauan Riau
Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK – KMK UGM bekerja sama dengan Direktorat Gizi Masyarakat Kementrian Kesehatan RI pada 27 Maret 2019 menyelenggarakan webinar intervensi – intervensi efektif dalam menurunkan prevalensi gizi buruk dan stunting di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) dengan narasumber Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau yaitu Dr. H. Tjetjep Yudiana, M.Kes dan dr. Raja Muhammad Hendriansjah, Sp.GK selaku dokter spesialis gizi klinik yang bertugas di Provinsi Kepulauan Riau. Sejumlah 13 peserta mengikuti kegiatan ini dari luar UGM melalui webinar.
Webinar Best Practices : Penggunaan Evidence Based untuk Pengambilan Keputusan Gizi
Pada 6 Maret 2019, Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK – KMK UGM bekerja sama dengan Direktorat Gizi Masyarakat Kementrian Kesehatan RI mengadakan acara Webinar Best Practices : Penggunaan Evidence Based untuk Pengambilan Keputusan Gizi dengan narasumber Prof. dr. Laksono Trisantoro, M.Sc, PhD, H. Ir. Herwin Yatim, MM selaku Bupati Kabupaten Banggai dan Kepala Dinas Kabupaten Banggai yaitu Dr. dr Anang S Otuluwa, M.Kes. Sejumlah orang mengikuti kegiatan ini dari luar UGM melalui webinar.
“Penguatan dan Diseminasi Pangan Fungsional untuk Kesehatan Masyarakat”
P3FNI (Perhimpunan Penggiat Pangan Fungsional dan Nutrasetikal Indonesia) bekerjasama dengan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan Mini Simposium dengan tajuk “Penguatan dan Diseminasi Pangan Fungsional untuk Kesehatan Masyarakat”. Acara ini berlangsung pada Kamis, 17 Januari 2019. Berbagai materi presentasi dari kegiatan tersebut dapat diakses pada link berikut
Penanganan stunting menjadi salah satu fokus perhatian pemerintah pusat dan daerah saat ini. Sebagian wilayah nusantara telah ditetapkan sebagai wilayah prioritas penanganan stunting selama beberapa tahun ke depan. Sebagai bahan pembelajaran, kali ini tim Jaringan Pangan dan Gizi membagikan informasi kisah sukses dari negara Peru dalam menangani stunting. Dua poin menarik yang diangkat dari laporan penangan stunting tersebut adalah pentingnya memiliki data yang bersifat real-time dan bekerjanya sistem kesehatan secara optimal dalam mencegah serta menanggulangi kasus stunting. Selain itu, aspek pengasuhan anak ternyata menjadi salah satu kunci sukses penanganan stunting di Peru.
Melanjutkan topik kolaborasi multisektor yang telah dibahas pada Webinar yang lalu, kali ini tim Jaringan Pangan dan Gizi membagikan tautan ke satu seri publikasi dari British Medical Journal (BMJ) yang berisi artikel-artikel tentang pengalaman kolaborasi multisektor di 12 negara. Seri publikasi ini tidak hanya berfokus pada satu jenis kasus saja, tetapi mencakup beberapa kasus menarik seperti kolaborasi multisektor di bidang kesehatan ibu, kesehatan anak, kesehatan remaja, bidang krisis kemanusiaan, hingga bidang kesehatan reproduksi. Pengalaman dari berbagai negara ini dapat dipergunakan sebagai bahan pembelajaran dalam mengembangkan kolaborasi multisektor di Indonesia. Seperti tertuang dalam dokumen SDGs (SDG ke 17), kemitraan dari berbagai pihak merupakan salah satu kunci kesuksesan mencapai tujuan-tujuan SDGs.
Standing tall : Peru’s success in overcoming its stunting crisis
Penanganan stunting menjadi salah satu fokus perhatian pemerintah pusat dan daerah saat ini. Sebagian wilayah nusantara telah ditetapkan sebagai wilayah prioritas penanganan stunting selama beberapa tahun ke depan. Sebagai bahan pembelajaran, kali ini tim Jaringan Pangan dan Gizi membagikan informasi kisah sukses dari negara Peru dalam menangani stunting. Dua poin menarik yang diangkat dari laporan penangan stunting tersebut adalah pentingnya memiliki data yang bersifat real-time dan bekerjanya sistem kesehatan secara optimal dalam mencegah serta menanggulangi kasus stunting. Selain itu, aspek pengasuhan anak ternyata menjadi salah satu kunci sukses penanganan stunting di Peru.
Melanjutkan topik kolaborasi multisektor yang telah dibahas pada Webinar yang lalu, kali ini tim Jaringan Pangan dan Gizi membagikan tautan ke satu seri publikasi dari British Medical Journal (BMJ) yang berisi artikel-artikel tentang pengalaman kolaborasi multisektor di 12 negara. Seri publikasi ini tidak hanya berfokus pada satu jenis kasus saja, tetapi mencakup beberapa kasus menarik seperti kolaborasi multisektor di bidang kesehatan ibu, kesehatan anak, kesehatan remaja, bidang krisis kemanusiaan, hingga bidang kesehatan reproduksi. Pengalaman dari berbagai negara ini dapat dipergunakan sebagai bahan pembelajaran dalam mengembangkan kolaborasi multisektor di Indonesia. Seperti tertuang dalam dokumen SDGs (SDG ke 17), kemitraan dari berbagai pihak merupakan salah satu kunci kesuksesan mencapai tujuan-tujuan SDGs.
Webinar: Kolaborasi lintas sektor dalam penanganan masalah KIA dan gizi
Jumat, 5 Juli 2019, 09.00 – 11.00 WIB
Permasalahan kesehatan ibu dan anak, serta gizi, merupakan permasalahan yang memerlukan penanganan lintas sektor. Sebagai contoh: upaya pencegahan gizi kurang pada balita memerlukan dukungan sektor pangan dan pertanian dalam bentuk penyediaan pangan yang bergizi tinggi serta dapat dengan mudah diakses oleh masyarakat. Pemerintah melalui beberapa kementerian telah mengembangkan dan sedang mengimplementasikan kolaborasi lintas sektor dalam menangani masalah kesehatan di tingkat pusat. Di tingkat daerah, upaya kolaborasi lintas sektor juga telah diinisiasi dan dikembangkan lebih lanjut.
Webinar: Pemenuhan Gizi Melalui Pendekatan Keluarga di Kota Cirebon
Rabu, 15 Mei 2019, 10.00 – 11.30 WIB
Dalam konteks desentralisasi kesehatan, program – program gizi bukan hanya tanggung jawab pemerintah pusat, melainkan juga pemerintah provinsi, kota, maupun kabupaten. Sehinggga perlu ada mekanisme untuk mengetahui intervensi – intervensi efektif yang telah dilakukan sampai level kota maupun kabupaten. Dalam hal Knowledge Management, penyebaran informasi mengenai intervensi efektif dapat dilakukan secara jarak jauh karena teknologi informasi memungkinkan berbagai kegiatan Knowledge Management dilakukan sehingga bisa memotong jarak, biaya dan waktu dengan kualitas output yang cukup baik.
Reportase Webinar Intervensi – Intervensi Efektif dalam Menurunkan Prevalensi Gizi Buruk dan Stunting di Provinsi Kepulauan Riau
Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK – KMK UGM bekerja sama dengan Direktorat Gizi Masyarakat Kementrian Kesehatan RI pada 27 Maret 2019 menyelenggarakan webinar intervensi – intervensi efektif dalam menurunkan prevalensi gizi buruk dan stunting di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) dengan narasumber Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau yaitu Dr. H. Tjetjep Yudiana, M.Kes dan dr. Raja Muhammad Hendriansjah, Sp.GK selaku dokter spesialis gizi klinik yang bertugas di Provinsi Kepulauan Riau. Sejumlah 13 peserta mengikuti kegiatan ini dari luar UGM melalui webinar.
Webinar Best Practices : Penggunaan Evidence Based untuk Pengambilan Keputusan Gizi
Pada 6 Maret 2019, Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK – KMK UGM bekerja sama dengan Direktorat Gizi Masyarakat Kementrian Kesehatan RI mengadakan acara Webinar Best Practices : Penggunaan Evidence Based untuk Pengambilan Keputusan Gizi dengan narasumber Prof. dr. Laksono Trisantoro, M.Sc, PhD, H. Ir. Herwin Yatim, MM selaku Bupati Kabupaten Banggai dan Kepala Dinas Kabupaten Banggai yaitu Dr. dr Anang S Otuluwa, M.Kes. Sejumlah orang mengikuti kegiatan ini dari luar UGM melalui webinar.
“Penguatan dan Diseminasi Pangan Fungsional untuk Kesehatan Masyarakat”
P3FNI (Perhimpunan Penggiat Pangan Fungsional dan Nutrasetikal Indonesia) bekerjasama dengan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan Mini Simposium dengan tajuk “Penguatan dan Diseminasi Pangan Fungsional untuk Kesehatan Masyarakat”. Acara ini berlangsung pada Kamis, 17 Januari 2019. Berbagai materi presentasi dari kegiatan tersebut dapat diakses pada link berikut
Melanjutkan topik kolaborasi multisektor yang telah dibahas pada Webinar yang lalu, kali ini tim Jaringan Pangan dan Gizi membagikan tautan ke satu seri publikasi dari British Medical Journal (BMJ) yang berisi artikel-artikel tentang pengalaman kolaborasi multisektor di 12 negara. Seri publikasi ini tidak hanya berfokus pada satu jenis kasus saja, tetapi mencakup beberapa kasus menarik seperti kolaborasi multisektor di bidang kesehatan ibu, kesehatan anak, kesehatan remaja, bidang krisis kemanusiaan, hingga bidang kesehatan reproduksi. Pengalaman dari berbagai negara ini dapat dipergunakan sebagai bahan pembelajaran dalam mengembangkan kolaborasi multisektor di Indonesia. Seperti tertuang dalam dokumen SDGs (SDG ke 17), kemitraan dari berbagai pihak merupakan salah satu kunci kesuksesan mencapai tujuan-tujuan SDGs.
Webinar: Kolaborasi lintas sektor dalam penanganan masalah KIA dan gizi
Jumat, 5 Juli 2019, 09.00 – 11.00 WIB
Permasalahan kesehatan ibu dan anak, serta gizi, merupakan permasalahan yang memerlukan penanganan lintas sektor. Sebagai contoh: upaya pencegahan gizi kurang pada balita memerlukan dukungan sektor pangan dan pertanian dalam bentuk penyediaan pangan yang bergizi tinggi serta dapat dengan mudah diakses oleh masyarakat. Pemerintah melalui beberapa kementerian telah mengembangkan dan sedang mengimplementasikan kolaborasi lintas sektor dalam menangani masalah kesehatan di tingkat pusat. Di tingkat daerah, upaya kolaborasi lintas sektor juga telah diinisiasi dan dikembangkan lebih lanjut.
Webinar: Pemenuhan Gizi Melalui Pendekatan Keluarga di Kota Cirebon
Rabu, 15 Mei 2019, 10.00 – 11.30 WIB
Dalam konteks desentralisasi kesehatan, program – program gizi bukan hanya tanggung jawab pemerintah pusat, melainkan juga pemerintah provinsi, kota, maupun kabupaten. Sehinggga perlu ada mekanisme untuk mengetahui intervensi – intervensi efektif yang telah dilakukan sampai level kota maupun kabupaten. Dalam hal Knowledge Management, penyebaran informasi mengenai intervensi efektif dapat dilakukan secara jarak jauh karena teknologi informasi memungkinkan berbagai kegiatan Knowledge Management dilakukan sehingga bisa memotong jarak, biaya dan waktu dengan kualitas output yang cukup baik.
Reportase Webinar Intervensi – Intervensi Efektif dalam Menurunkan Prevalensi Gizi Buruk dan Stunting di Provinsi Kepulauan Riau
Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK – KMK UGM bekerja sama dengan Direktorat Gizi Masyarakat Kementrian Kesehatan RI pada 27 Maret 2019 menyelenggarakan webinar intervensi – intervensi efektif dalam menurunkan prevalensi gizi buruk dan stunting di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) dengan narasumber Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau yaitu Dr. H. Tjetjep Yudiana, M.Kes dan dr. Raja Muhammad Hendriansjah, Sp.GK selaku dokter spesialis gizi klinik yang bertugas di Provinsi Kepulauan Riau. Sejumlah 13 peserta mengikuti kegiatan ini dari luar UGM melalui webinar.
Webinar Best Practices : Penggunaan Evidence Based untuk Pengambilan Keputusan Gizi
Pada 6 Maret 2019, Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK – KMK UGM bekerja sama dengan Direktorat Gizi Masyarakat Kementrian Kesehatan RI mengadakan acara Webinar Best Practices : Penggunaan Evidence Based untuk Pengambilan Keputusan Gizi dengan narasumber Prof. dr. Laksono Trisantoro, M.Sc, PhD, H. Ir. Herwin Yatim, MM selaku Bupati Kabupaten Banggai dan Kepala Dinas Kabupaten Banggai yaitu Dr. dr Anang S Otuluwa, M.Kes. Sejumlah orang mengikuti kegiatan ini dari luar UGM melalui webinar.
“Penguatan dan Diseminasi Pangan Fungsional untuk Kesehatan Masyarakat”
P3FNI (Perhimpunan Penggiat Pangan Fungsional dan Nutrasetikal Indonesia) bekerjasama dengan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan Mini Simposium dengan tajuk “Penguatan dan Diseminasi Pangan Fungsional untuk Kesehatan Masyarakat”. Acara ini berlangsung pada Kamis, 17 Januari 2019. Berbagai materi presentasi dari kegiatan tersebut dapat diakses pada link berikut
Webinar: Kolaborasi lintas sektor dalam penanganan masalah KIA dan gizi
Jumat, 5 Juli 2019, 09.00 – 11.00 WIB
Permasalahan kesehatan ibu dan anak, serta gizi, merupakan permasalahan yang memerlukan penanganan lintas sektor. Sebagai contoh: upaya pencegahan gizi kurang pada balita memerlukan dukungan sektor pangan dan pertanian dalam bentuk penyediaan pangan yang bergizi tinggi serta dapat dengan mudah diakses oleh masyarakat. Pemerintah melalui beberapa kementerian telah mengembangkan dan sedang mengimplementasikan kolaborasi lintas sektor dalam menangani masalah kesehatan di tingkat pusat. Di tingkat daerah, upaya kolaborasi lintas sektor juga telah diinisiasi dan dikembangkan lebih lanjut.
Webinar: Pemenuhan Gizi Melalui Pendekatan Keluarga di Kota Cirebon
Rabu, 15 Mei 2019, 10.00 – 11.30 WIB
Dalam konteks desentralisasi kesehatan, program – program gizi bukan hanya tanggung jawab pemerintah pusat, melainkan juga pemerintah provinsi, kota, maupun kabupaten. Sehinggga perlu ada mekanisme untuk mengetahui intervensi – intervensi efektif yang telah dilakukan sampai level kota maupun kabupaten. Dalam hal Knowledge Management, penyebaran informasi mengenai intervensi efektif dapat dilakukan secara jarak jauh karena teknologi informasi memungkinkan berbagai kegiatan Knowledge Management dilakukan sehingga bisa memotong jarak, biaya dan waktu dengan kualitas output yang cukup baik.
Reportase Webinar Intervensi – Intervensi Efektif dalam Menurunkan Prevalensi Gizi Buruk dan Stunting di Provinsi Kepulauan Riau
Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK – KMK UGM bekerja sama dengan Direktorat Gizi Masyarakat Kementrian Kesehatan RI pada 27 Maret 2019 menyelenggarakan webinar intervensi – intervensi efektif dalam menurunkan prevalensi gizi buruk dan stunting di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) dengan narasumber Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau yaitu Dr. H. Tjetjep Yudiana, M.Kes dan dr. Raja Muhammad Hendriansjah, Sp.GK selaku dokter spesialis gizi klinik yang bertugas di Provinsi Kepulauan Riau. Sejumlah 13 peserta mengikuti kegiatan ini dari luar UGM melalui webinar.
Webinar Best Practices : Penggunaan Evidence Based untuk Pengambilan Keputusan Gizi
Pada 6 Maret 2019, Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK – KMK UGM bekerja sama dengan Direktorat Gizi Masyarakat Kementrian Kesehatan RI mengadakan acara Webinar Best Practices : Penggunaan Evidence Based untuk Pengambilan Keputusan Gizi dengan narasumber Prof. dr. Laksono Trisantoro, M.Sc, PhD, H. Ir. Herwin Yatim, MM selaku Bupati Kabupaten Banggai dan Kepala Dinas Kabupaten Banggai yaitu Dr. dr Anang S Otuluwa, M.Kes. Sejumlah orang mengikuti kegiatan ini dari luar UGM melalui webinar.
“Penguatan dan Diseminasi Pangan Fungsional untuk Kesehatan Masyarakat”
P3FNI (Perhimpunan Penggiat Pangan Fungsional dan Nutrasetikal Indonesia) bekerjasama dengan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan Mini Simposium dengan tajuk “Penguatan dan Diseminasi Pangan Fungsional untuk Kesehatan Masyarakat”. Acara ini berlangsung pada Kamis, 17 Januari 2019. Berbagai materi presentasi dari kegiatan tersebut dapat diakses pada link berikut
Direktorat Gizi Masyarakat Kementerian Kesehatan RI
Bekerja sama dengan
Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan
FK-KMK UGM
menyelenggarakan
Webinar: Kolaborasi lintas sektor dalam penanganan masalah KIA dan gizi
Jumat, 5 Juli 2019 pkl 09.00-11.00 Wib
Ruang Meeting (Common Room) Gedung Litbang FK-KMK UGM
Pengantar
Permasalahan kesehatan ibu dan anak, serta gizi, merupakan permasalahan yang memerlukan penanganan lintas sektor. Sebagai contoh: upaya pencegahan gizi kurang pada balita memerlukan dukungan sektor pangan dan pertanian dalam bentuk penyediaan pangan yang bergizi tinggi serta dapat dengan mudah diakses oleh masyarakat. Pemerintah melalui beberapa kementerian telah mengembangkan dan sedang mengimplementasikan kolaborasi lintas sektor dalam menangani masalah kesehatan di tingkat pusat. Di tingkat daerah, upaya kolaborasi lintas sektor juga telah diinisiasi dan dikembangkan lebih lanjut.
Dalam konteks desentralisasi kesehatan, program-program gizi dan KIA bukan hanya merupakan tanggung jawab pemerintah pusat, akan tetapi juga pemerintah propinsi, kota, maupun kabupaten. Pengalaman pelaksanaan program gizi dan KIA (best practice), termasuk pengalaman kolaborasi, perlu dibagikan dan dipelajari bersama-sama. Terkait dengan konsep Knowledge Management, penyebaran informasi mengenai best practice dapat dilakukan secara jarak jauh dengan dukungan teknologi informasi terkini. Teknologi informasi memungkinkan berbagai kegiatan Knowledge Management dilakukan sehingga bisa memotong jarak, biaya dan waktu dengan kualitas output yang cukup baik.
Untuk mendukung proses knowledge management, Jaringan Pangan dan Gizi Indonesia mengembangkan konsep diseminasi ilmu pengetahuan dan diskusi bersama dengan berbasis pada teknologi informasi terkini, sehingga ilmu pengetahuan tetap dapat dimanfaatkan oleh orang yang memiliki keterbatasan waktu dan jarak melalui tekhnologi webinar.
Tujuan
Mendiskusikan upaya kolaborasi lintas sektor yang selama ini sudah berjalan untuk menangani masalah KIA dan gizi
Mendiskusikan tantangan dan kesempatan yang dimiliki oleh sektor kesehatan untuk mengembangkan kolaborasi dengan sektor lain.
Mendiskusikan upaya akselerasi kolaborasi lintas sektor dalam menangani masalah KIA dan gizi
Sasaran Peserta
Anggota jejaring pangan dan gizi
Staf Direktorat Gizi Masyarakat Kementerian Kesehatan
Kepala Bidang Bina Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan
Kepala Seksi Bina Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan
Kepala Seksi Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan
Gubernus, Bupati/ Walikota, dan camat se-Indonesia
Mahasiswa jurusan Ilmu Gizi/ Gizi Kesehatan se-Indonesia
Dosen, peneliti, dan konsultan di bidang gizi masyarakat
Pemerhati gizi di seluruh Indonesia
Hasil yang diharapkan
Peningkatan pengetahuan oleh semua peserta terkait upaya kolaborasi lintas sektor dalam menangani masalah KIA dan gizi.
Agenda
No
Waktu
Kegiatan
Pembicara
1
09.00 – 09.10
Pengantar diskusi online
Digna Purwaningrum, MPH, PhD (Cand)
2
09.10 – 09.40
Upaya kolaborasi lintas sektor dalam penanganan masalah KIA dan gizi di Indonesia: tantangan dan kesempatan yang dimiliki
Saat ini, umat muslim sedang menjalankan ibadah puasa di bulan suci Ramadan. Biasanya akan banyak undangan buka puasa bersama dengan teman-teman di sejumlah resto. Sayangnya, tak semua individu punya kesadaran tinggi untuk memilih asupan menu yang seimbang saat berbuka.
Tubuh berpuasa sejak sahur hingga berbuka saat Magrib tiba. Maka tubuh memerlukan asupan cairan dan gizi seimbang.
Menu berbuka yang dipilih juga harus memberikan kecukupan vitamin dan mineral. Dari mulai makanan pembuka atau takjil yang manis, air putih yang cukup, nasi atau karbo, lauk pauk, sayur, hingga makanan penutup. Dilansir dari Healthline, Jumat (3/5) ada beberapa alasan mengapa seseorang harus mengonsumsi gizi seimbang saat berpuasa.
Webinar: Pemenuhan Gizi Melalui Pendekatan Keluarga di Kota Cirebon
Rabu, 15 Mei 2019, 10.00 – 11.30 WIB
Dalam konteks desentralisasi kesehatan, program – program gizi bukan hanya tanggung jawab pemerintah pusat, melainkan juga pemerintah provinsi, kota, maupun kabupaten. Sehinggga perlu ada mekanisme untuk mengetahui intervensi – intervensi efektif yang telah dilakukan sampai level kota maupun kabupaten. Dalam hal Knowledge Management, penyebaran informasi mengenai intervensi efektif dapat dilakukan secara jarak jauh karena teknologi informasi memungkinkan berbagai kegiatan Knowledge Management dilakukan sehingga bisa memotong jarak, biaya dan waktu dengan kualitas output yang cukup baik.
Reportase Webinar Intervensi – Intervensi Efektif dalam Menurunkan Prevalensi Gizi Buruk dan Stunting di Provinsi Kepulauan Riau
Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK – KMK UGM bekerja sama dengan Direktorat Gizi Masyarakat Kementrian Kesehatan RI pada 27 Maret 2019 menyelenggarakan webinar intervensi – intervensi efektif dalam menurunkan prevalensi gizi buruk dan stunting di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) dengan narasumber Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau yaitu Dr. H. Tjetjep Yudiana, M.Kes dan dr. Raja Muhammad Hendriansjah, Sp.GK selaku dokter spesialis gizi klinik yang bertugas di Provinsi Kepulauan Riau. Sejumlah 13 peserta mengikuti kegiatan ini dari luar UGM melalui webinar.
Webinar Best Practices : Penggunaan Evidence Based untuk Pengambilan Keputusan Gizi
Pada 6 Maret 2019, Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK – KMK UGM bekerja sama dengan Direktorat Gizi Masyarakat Kementrian Kesehatan RI mengadakan acara Webinar Best Practices : Penggunaan Evidence Based untuk Pengambilan Keputusan Gizi dengan narasumber Prof. dr. Laksono Trisantoro, M.Sc, PhD, H. Ir. Herwin Yatim, MM selaku Bupati Kabupaten Banggai dan Kepala Dinas Kabupaten Banggai yaitu Dr. dr Anang S Otuluwa, M.Kes. Sejumlah orang mengikuti kegiatan ini dari luar UGM melalui webinar.
“Penguatan dan Diseminasi Pangan Fungsional untuk Kesehatan Masyarakat”
P3FNI (Perhimpunan Penggiat Pangan Fungsional dan Nutrasetikal Indonesia) bekerjasama dengan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan Mini Simposium dengan tajuk “Penguatan dan Diseminasi Pangan Fungsional untuk Kesehatan Masyarakat”. Acara ini berlangsung pada Kamis, 17 Januari 2019. Berbagai materi presentasi dari kegiatan tersebut dapat diakses pada link berikut