Pengantar Mingguan: 17 Mei 2023
Lawan Obesitas dengan Menjadi Lebih Aktif
Obesitas merupakan permasalahan yang kompleks. Selain disebabkan oleh faktor makanan, obesitas juga dipicu oleh kurangnya aktifitas fisik. Di zaman yang serba mudah ini, orang menjadi lebih malas untuk bergerak. Kemudahan dalam semua hal juga memunculkan resiko kesehatan jangka panjang. Misalnya saja dengan adanya delivery food yang sangat mudah dan terjangkau. Untuk mendapatkan makanan, tadinya orang harus aktif bergerak untuk memasak atau minimal jalan untuk membeli. Namun saat ini, cukup dengan menyentuh layar gadget, makanan akan tiba di depan rumah.
Anak Obesitas Belum Tentu Gizinya Terpenuhi
Obesitas pada anak terkadang dipahami sebagai suatu kondisi yang kurang tepat. Seolah-olah, anak dengan obesitas kebutuhan gizinya terpenuhi dengan sangat baik, bahkan berlebih. Namun apabila diamati lebih dekat sebenarnya mayoritas anak yang mengalami obesitas tidak memperoleh gizi yang cukup/sesuai. Kecukupan gizi anak tidak hanya dilihat dari pencapaian berat badan. Kegemukan pada anak disebabkan oleh berlebihnya asupan kalori. Hal tersebut bukan berarti menunjukkan bahwa kebutuhan gizi anak seperti protein, vitamin, meneral dan serat juga berlebih.
Tingginya Asupan Gula: Ancaman Kesehatan Jangka Panjang
Pekan lalu telah terselenggara webinar dalam rangka peringatan Hari Obesitas Sedunia. Permasalahan obesitas tidak jauh dari permasalahan asupan gula yang tinggi. Tingginya asupan gula secara nasional tampak dari meningkatnya angka permintaan gula, bahkan sampai membutuhkan impor gula dari negara lain. Kementrian Kesehatan RI memberikan edukasi batasan asupan gula sebanyak 50 gram (4 sendok makan) per-hari. Belum ada rekomendasi khusus untuk batasan gula bagi anak. Belajar dari negara lain, Dietary Guidelines for Americans 2020-2025 menyarankan untuk anak dibawah 2 tahun tidak disarankan dibeli makanan atau minuman dengan tambahan gula. American Academy of Pediatrics (AAP) memberikan rekomendasi asupan gula bagi anak usia 2-18 tahun sebanyak maksimal 25 gram (2 sendok makan) per-hari. Batasan gula yang dimaksud adalah gula yang ditambahkan pada makanan dan minuman seperti gula pasir, gula jawa, gula batu, nektar, madu, gula kelapa, dan sirup.
Belajar dari Negara dengan Street Food Terbaik bagi Diabetisi
Beberapa tahun terakhir ini, street food di Indonesia berkembang sangat pesat. Berbagai jenis makanan dapat ditemukan dengan mudah. Baik dari segi akses, maupun jenis makanan. Meningkatnya daya beli masyarakat menunjukkan kemampuan ekonomi yang lebih baik. Kemajuan teknologi, pengetahuan akses informasi juga menjadikan kreatifitas street food semakin berkembang. Namun, disisi lain perkembangan street food di Indonesia perlu kita telaah kembali. Jika kita amati, street food yang paling banyak diminati pembeli maupun penjual adalah makanan dan minuman yang rendah nilai gizi (tinggi gula, tinggi lemak jenuh, rendah serat, rendah vitamin dan mineral).
Liputan Webinar Hari Obesitas Sedunia 2023 : Koordinasi dan Aksi Bersama untuk Pencegahan dan Pengendalian Gizi Lebih dan Obesitas
Dalam memperingati Hati Obesitas Sedunia 2023, Unicef bekerjasama dengan WHO menyelenggarakan webinar pada hari Selasa, 21 Maret 2023 dengan tema ‘Koordinasi dan Aksi Bersama untuk Pencegahan dan Pengendalian Gizi Lebih dan Obesitas’. Webinar diawali dengan sambutan pembuka dari Bapak Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM, MARS (Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI). Kegiatan ini menghadirkan panelis dari berbagai bidang, diantaranya Bapak Pungkas Bahjuri Ali, S.TP, MS, Ph.D (Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Kementrian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS RI), Ibu dr. Fransiska Mardiananingsih, MPH (National Professional Officer-Social Determinants and Health Promotion WHO-Indonesia), Ibu dr. Lovely Daisy, MKM (Plt. Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kemenkes RI), dan Bapak David Colozza, Ph.D (Nutrition Specialist UNICEF-Indonesia). Webinar ddimoderatori oleh Ibu Digna Niken Purwaningrum, MPH, Ph.D (Dosen dan Peneliti Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM).
CEGAH DIABETES PADA ANAK
Langkah paling penting dalam pengendalian angka kejadian diabetes adalah dengan upaya pencegahan sejak dini. Mengingat tingginya kenaikan diabetes pada anak di Indonesia sebanyak 70 kali lipat , keluarga harus segera mengambil tindakan dalam upaya pembentukan pola hidup sehat. Apabila seseorang terbiasa pola hidup sehat sejak kecil, maka pola ini dapat terbawa hingga dewasa. Orang tua merupakan pihak yang paling berkontribusi dalam pencegahan diabetes tipe-2.
Inovasi Program Pemberian Makanan Tambahan Balita
Program pemberian PMT pada balita memerlukan inovasi yang lebih baik agar target penurunan angka malnutrisi balita tercapai lebih baik. Program pemberian PMT biskuit perlu segera diganti dengan program lain dengan mempertimbangkan evaluasi-evaluasi program yang telah banyak dilakukan. Beberapa program inovasi yang bisa dijadikan inspirasi dari beberapa daerah diantaranya:
Evaluasi Program Pemberian Makanan Tambahan Biskuit pada Balita
Program pemberian makanan tambahan (PMT) berupa biskuit bagi balita di Indonesia sudah berjalan sejak tahun 2007, atau kurang lebih 16 tahun. Selama program ini berjalan, banyak peneliti yang melakukan riset terkait evaluasi program PMT biskuit yang diberikan pemerintah sebagai bahan evaluasi. Beberapa evaluasi dari program PMT biskuit antara lain:
Program Pemberian Biskuit Makanan Tambahan bagi Balita Indonesia
Bulan lalu sempat hangat diskusi terkait pemberian makanan tambahan (PMT) bagi balita untuk mengatasi permasalahan kekurangan gizi. Presiden secara eksplisit menyatakan ketidaksetujuannya pada program PMT biskuit bagi balita Indonesia. Pada artikel ini kami akan menjabarkan sistem pemberian biskuit makanan tambahan dari pemerintah bagi balita yang selama beberapa tahun ini berjalan.
Waspada Diabetes pada Anak
Melihat angka kenaikan diabetes pada anak di Indonesia sebanyak 70 kali lipat dalam kurun waktu 13 tahun, pemerintah maupun orang tua perlu lebih waspada pada kondisi kesehatan anak. Dari tingkat pemerintah selaku pemegang kekebijakan, deteksi dini diabetes pada anak perlu segera dilakukan secara lebih luas di lebih banyak daerah. Harapannya, semakin awal terdeteksi penanganan dapat segera dilakukan dengan cepat dan tepat sehingga resikonya lebih rendah.
Kerawanan Pangan dan Kasus Diabetes
Beberapa hari terakhir, isu ketahanan pangan kembali bergulir. FAO memproyeksikan terjadi kerawanan pangan akut global di tahun 2023. Meskipun pandemi sudah mulai terkendali, namun ada dinamika konflik geopolitik Rusia-Ukraina serta resiko resesi global di tahun 2023. Harga pangan global mengalami kenaikan karena perubahan iklim, dampak perang, serta perang ekspor yang mempengaruhi pasokan supply dan demand pasar global. Buruknya ketahanan pangan ada kaitannya dengan peningkatan kejadian baru penyakit diabetes tipe-2 dan mempengaruhi bagaimana diabetisi dalam mengontrol kesehatannya. Kita tahu bahwa angka diabetes terus meningkat, pada dewasa maupun anak.
Penanggulangan Stunting di Masyarakat
Stunting merupakan permasalahan serius yang memerlukan solusi segera karena mempengaruhi kualitas sumber daya manusia dimasa depan, yang berarti mempengaruhi kemajuan negara. Data survei status gizi balita Indonesia (SSGBI) tahun 2021 meunjukkan angka stunting di Indonesia masih diangka 24,4% atau 5,33 juta balita. Angka ini sudah mengalami penurunan dari yang sebelumnya tahun 2019 sebesar 27,67%. Sudah banyak program yang dilakukan pemerintah untuk menurunkan angka stunting. Meski sudah mengalami penurunan, angka stunting di Indonesia masih termasuk kategori tinggi. Presiden menargetkan angka stunting mengalami penurunan pada tahun 2024 menjadi 14%. Bagaimanakah penanggulangan stunting di lapangan?
Hari Gizi Nasional 2023 : Protein Hewani Cegah Stunting
Hari gizi nasional tahun ini kembali mengangkat tema terkait stunting. Stunting masih menjadi isu kesehatan hangat di bidang kesehatan. Keberhasilan penanggulangan stunting tidak hanya ditentukan dari segi intervensi gizi saja, namun sangat kompleks. Perlu kerjasama dari berbagai sektor dalam penanggulangannya. Pada tahun ini, hari gizi mengangkat protein hewani sebagai salah satu solusi dalam penanggulangan stunting “Protein Hewani Cegah Stunting”.