Fase Pelaksanaan

Dalam tahap ini ada fungsi Pembelajaran  yang perlu dilakukan oleh Kepala Dinas Kesehatan dan stafnya untuk memahami situasi akibat COVID-19. Pemahaman baru mengenai COVID-19 harus segera diterapkan di Dinas Kesehatan  untuk memecahkan masalah yang timbul akibat adanya Covid-19.
 Oleh karena itu, langkah pertama dalam memecahkan masalah adalah memahaminya. Apa yang terjadi dalam pandemi COVID-19 ini terhadap pelayanan Gizi?  Dalam hal ini Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota perlu untuk didorong mempelajari situasi yang ada secara sistematis. Analisis data juga melibatkan para pakar atau professional ahli kesehatan Gizi.

Setelah melakukan analisis terhadap situasi dan melakukan prediksi apabila ada pembiaran, maka Dinas Kesehatan perlu menetapkan kebijakan-kebijakan untuk memulihkan Pelayanan gizi dari pengaruh negatif Pandemik COVID-19. Kebijakan-kebijakan tersebut perlu menggunakan apa yang disebut sebagai pedoman dari pusat yang dipergunakan untuk mengarahkan penggunaan Dana DAK dan BOK. Dalam hal ini akan terjadi perubahan-perubahan dalam penggunaan anggaran Gizi yang berasal dari pusat sesuai dengan keadaan di daerah.

Perubahan-perubahan tersebut perlu dikomunikasikan ke semua stakeholder program Gizi. Action oleh Dinas Kesehatan Kabupatan/Kota ini akan dipantau oleh sistem monitoring yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Propinsi.

Proses Pengambilan Data, pengiriman, dan penyajian di Peta Elektronik 260 Kabupaten/Kota.

Alur pemrosesan data

Pemrosesan data dilakukan melalui alur seperti terangkum pada diagram. Input data dilakukan oleh penginput yang terdiri dari staf Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan dibantu peneliti daerah untuk data-data yang dimiliki Kabupaten/Kota. Proses input dilakukan melalui lembar template dalam format spreadsheet yang dapat dibuka melalui Microsoft Excel dan di-upload melalui sistem upload yang tersedia untuk disimpan ke dalam database.

Data yang sudah diinput masuk ke dalam database UGM untuk kemudian diverifikasi oleh verifikator untuk memastikan kesesuaian format, kelengkapan data, dan kualitas data. Verifikator memasukkan data yang telah tervalidasi ke dalam database.

Setelah proses verifikasi selesai, data secara otomatis akan dianalisis dan divisualisasikan. Setelah proses analisis selesai, dashboard akan langsung terupdate dengan data yang telah dimasukkan.

Peneliti daerah melakukan analisis pengaruh COVID-19 di daerah dengan memperhatikan data-data yang ditampilkan di dalam dashboard. Hasil analisis kemudian diunggah pula ke dalam dashboard.

Data dari dashboard beserta hasil analisis peneliti daerah dapat digunakan oleh Kementerian Kesehatan, Dinkes Provinsi, dan Dinkes Kabupaten/Kota untuk membuat strategi kebijakan gizi selama situasi pandemi COVID-19.

 

Analisis Situasi yang akan dipergunakan oleh Pimpinan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dikeluarkan Kemenkes yang mencakup: 

  1. Situasi COVID-19 di setiap Kabupaten/kota. Akan dilakukan berbagai proyeksi terhadap kemungkinan yang bisa terjadi di sebuah satuan epidemiologis di suatu wilayah. Proyeksi ini akan terkait dengan data disebuah daerah, yang bukan berbasis pada batas administrative, tetapi lebih kearah satuan epidemiologis. Misal Jabotabek, Yogyakarta dan sekitarnya Surabaya Raya, dan sebagainya.
  2. Orientasi besar kecilnya dampak COVID-19 untuk program gizi di setiap daerah Kabupaten/Kota;
  3. Prediksi apabila masalah pandemic Covid 19 yang ada tidak diatasi terhadap pelayanan KIA, KB, dan gizi serta dampak terhadap angka-angka pencapaian.

Dengan difasilitasi oleh Universitas-universitas mitra, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota akan melakukan analisis situasi dampak Pandemik COvid19 terhadap program penurunan stunting. Akan dilakukan penilaian terhadap besar kecilnya masalah yang timbul akibat COVID-19.

Analisis kebijakan

Berbasis pada dokumen Analisis Dampak akan dilakukan kegiatan analisis kebijakan yang tersusun atas:

  1. memahami apa yang akan terjadi apabila situasi dibiarkan tanpa ada kegiatan pemulihan ataupun persiapan menghadapi kemungkinan terjadinya Pandemik serupa.
  2. Mengidentifikasi berbagai pihak terkait (termasuk lintas sektoral) yang dapat membantu pemulihan kegiatan;
  3. Identifikasi berbagai opsi kebijakan untuk mengatasi masalah yang ada.

Penulisan policy brief untuk berbagai pihak dalam usaha mengatasi dampak pandemic Covid19.

  1. Identifikasi pihak-pihak yang disasar
  2. Penulisan Policy Brief

Penulisan rencana aksi pemulihan berbasis pada analisis yang ada

  1. Penulisan PoA untuk Dinas Kesehatan.
  2. Rencana aksi pemulihan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota berdasarkan pada anggaran yang ada di BOK dan DAK.\
  3. Peran para stakeholder untuk melakukan rencana aksi (Ahli Gizi, epidemiologis setempat, dll).
  4. Peran Dinas Kesehatan Propinsi dalam merencanakan aksi pemulihan pelayanan gizi.

Penulisan rencana Monitoring dan Evaluasi.

Dampak Covid