Catatan

Program pemulihan ini merupakan sebuah respon sistematis terhadap adanya pandemik Covid-19. Dalam sebuah pandemic, terlebih yang maha besar seperti Covid-19 ini, terjadi disrupsi dan distorsi dalam sistem pelayanan kesehatan. Kegiatan yang sudah direncanakan dapat tersisihkan atau menjadi tidak dikerjakan karena adanya COVID-19. Hal ini merupakan situasi yang tidak diharapkan, namun dengan mudah terjadi.

Untuk mengembangkan program ini, diperlukan dukungan dari Kementerian Kesehatan untuk pimpinan Dinas Kesehatan Propinsi dan Kabupaten dalam melakukan usaha mengetahui dampak Pandemik COVID-19 terhadap pelayanan Gizi serta usaha pemulihannya.  Dengan dukungan ini maka pimpinan Dinas Kesehatan propinsi dan Kabupaten dapat melakukan usaha pemulihan dengan cara yang sistematis. Di masa pandemi COVID-19 yang penuh tekanan, para pemimpin Dinas Kesehatan diharapkan mampu untuk mengatasi dampak negative COVID-19 di pelayanan Gizi.

Dipandang dari aspek penelitian, kegiatan ini termasuk apa yang disebut sebagai: embedded research (penelitian tertanam). Penelitian tertanam adalah pendekatan untuk penelitian sistem kesehatan di mana penelitian dilakukan sebagai bagian yang terintegrasi dan sistematis dari pengambilan keputusan,  implementasi, dan monitoring-evaluasi sebuah program. Penelitian seperti ini dimulai dengan kolaborasi erat antara pembuat kebijakan dan peneliti untuk menentukan prioritas penelitian, dan penggunaannya.[1]

Disamping penelitian, program ini juga mempunyai komponen pelatihan untuk memperkuat sistem kesehatan yang terkena COVID-19. Dalam kegiatan ini, para pemimpin di dinas kesehatan dan stafnya akan dilatih untuk:

  1. Mencari data dan menganalisis dampak pandemic COVID-19.
  2. Melakukan keputusan untuk memulihkan keadaan apabila memang terbukti ada situasi yang buruk akibat pandemic COVID-19.

Dengan demikian ada pengembangan kepemimpinan yang akan dilakukan sebagai bagian integral dari kegiatan ini. Untuk memecahkan permasalahan perlu pengembangan opsi, pelibatan pihak – pihak kunci dan negosiasi pengatasan masalah yang dapat diterima bersama dan layak. Oleh karena itu pimpinan Dinas Kesehatan akan dilatih sebuah cara berpikir yang disebut Mobius Loop yang sering dipergunakan dalam masa krisis, termasuk menghadapi Pandemik COVID-19. Cara berfikir ini mencerminkan proses Learning and Developement dimana dilakukan analisis mengenai keadaan saat ini, dan kemudian akan melakukan Action untuk pengembangan organisasi.

Program pemulihan ini menunjukkan bahwa seorang pemimpin harus mempunyai kemampuan analitik dari proses pembelajaran perorangan dan lembaga serta merupakan orang yang bertindak, bukan seseorang yang hanya pandai berkata – kata. Dalam masa pandemi COVID-19 yang saat kompleks ini, kemampuan analitik dan action perlu sekali dilatih untuk Kepala Dinas Kesehatan. Dengan proses tersebut ada masa pembelajaran terhadap situasi dan Action untuk pemulihan. Dalam mencari solusi ini para pimpinan Dinas Kesehatan diharapkan dapat melakukan kerjasama dengan para ahli kesehatan seperti dokter spesialis anak, dokter spesialis Kebidanan dan Kandungan, para pimpinan bidan dan pihak-pihak terkait lainnya.  

[1] Ghaffar A, Langlois E, Rasanathan K et al. Memperkuat sistem kesehatan melalui riset tertanam. Buletin WHO 2017; 95:87. 

Dampak Covid