Liputan Webinar IAKMI bersama Tim Sukses Capres RI 2024

“Strategi Penanggulangan Stunting dan Masalah Gizi di Indonesia”

Dalam Rangka Peringatan Hari Gizi Nasional 2024

 

Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) pada hari Jumat lalu (02/02/2024) telah menyelenggarakan webinar dalam rangka memperingati Hari Gizi Nasional (HGN) 2024 yang pada tahun ini mengangkat tema stunting. Yang menarik dari webinar ini adalah diangkatnya topik stunting yang dikaitkan dengan kebijakan para pasangan capres RI 2024. Narasumber yang diundang antara lain tim sukses pasangan capres RI 2024 dan para pakar di bidang kesehatan masyarakat.

Beberapa pakar yang diundang selaku pembahas antara lain Prof. Dr. Ascobat Gani, MPH., Dr.PH selaku pakar kesehatan masyarakat, Prof. Dr. Abdul Razak Thoha, M.Sc, Sp.GK selaku ketua dewan pengawas IAGIKMI, dan dr. M. Subuh, MPPM selaku ketua umum Asosiasi Dinas Kesehatan (ADINKES).

Kegiatan dibuka dengan opening speech oleh Bapak Dedi Supratman, SKM., MKM selaku ketua umum IAKMI. Beliau memberikan pengantar terkait isu strategis pembangunan, pemaparan angka stunting di Indonesia dalam beberapa tahun, beelum tercapainya target penurunan angka stunting, dan menyampaikan tentang besarnya peran politik dalam penanggulangan stunting.

Opening speech dilanjutkan dengan pemaparan program dari masing-masing tim sukses pasangan capres RI 2024 yang dimoderatori oleh Prof. Purnawan Junadi, MPH, Ph.D selaku anggota majelis pakar PP IAKMI. Setiap tim kampanye diberikan waktu sebanyak sepuluh (10) menit untuk memaparkan program terkait penanggulangan stunting pada masing-masing perwakilan tim sukses.

Pertama, tim sukses pasangan capres nomor urut 1 Anis Baswedan-Muhaimin Iskandar diwakili oleh Prof. dr. Fasli Jalal, Sp.GK, PhD. Beberapa poin yang disampaikan terkait program penanggulangan stunting antara lain rendahnya Human Capital Index Indonesia yang berpotensi menghasilkan potensi produktivitas yang rendah, target penurunan stunting menjadi 11-12,5%, jaminan kesehatan nasional (JKN) yang handal, tata kelola tenaga kesehatan, serta penanggulangan prioritas masalah agar tepat sasaran dengan satu data di setiap desa. Pemaparan program pasangan capres RI nomor urut 1 terkait kesehatan (khususnya stunting) selengkapnya dapat diakses di link berikut.

Kedua, tim sukses pasangan capres nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka diwakili oleh dr. Rina Adeline Sumantri, Sp.MK, M.Kes. Beberapa poin yang disampaikan terkait program penanggulangan stunting antara lain rencana melanjutkan program yang sudah ada, memperbaiki kekurangan program yang sudah berjalan, program pemberian makan siang+susu (bagi ibu hamil, ibu nifas, ibu menyusui, anak sekolah usia PAUD-SMA), pemberdayaan kader, dana desa yang lebih besar (untuk petugas, kader, deteksi dini, dll), dan kedaulatan pangan/pertanian. Pemaparan program pasangan capres RI nomor urut 2 terkait kesehatan (khususnya stunting) selengkapnya dapat diakses di link berikut.

Ketiga, tim sukses pasangan capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD diwakili oleh dr. Putu Agus Parta Wirawan. Beberapa poin yang disampaikan terkait program penanggulangan stunting antara lain melanjutkan program yang sudah bai, menambah program, pengadaan KTP Sakti (Satu Kartu Terpadu Indonesia), kerjasama pemerintah pusat hingga daerah, meningkatkan insentif kader, pemerataan faskes dan nakes, upaya kesehatan fisik dan mental, dan target penurunan stunting <9%. Pemaparan program pasangan capres RI nomor urut 3 terkait kesehatan (khususnya stunting) selengkapnya dapat diakses di link berikut.

Pakar pertama yang memberikan tanggapan adalah Prof. Dr. Ascobat Gani, MPH. Beliau menyampaikan bahwa seluruh gagasan yang disampaikan oleh masing-masing calon “excellent”. Beliau menanggapi bahwa semua sudah menempatkan human capital sebagai misi yang penting, namun terkait human capital challange yang belum dibahas. Selanjutnya beliau menyoroti tentang disparitas yang juga belum banyak dibahas. Betul ada penurunan angka stunting, namun stunting beberapa daerah seperti Papua, NTT masih tinggi. Ketiga, disparitas itu berkaitan dengan capacity building daerah, bagaimana membangun komitmen pada masyarakat untuk membangun kesehatan? Keempat, belum ada plan mengatasi stunting, sistem strengthening masih neglected. Bagaimana masuk ke dalam RPJMN presiden yang baru diterjemahkan menjadi RPJMD gubernur, RPJM bupati, sampai pada RPJMDes supaya dari hulu sampai hilir ada komitmen. Beliau juga menyinggung terkait iklan junk food yang sangat agresif. Bahkan, saat ini iklan junk food sampai hingga pelosok agar penyuluhan gizi yang dilakukan tidak sia-sia. Bagaimana nanti presiden terpilih mengendalikan itu?

Tanggapan kedua disampaikan oleh dr. M. Subuh, MPPM. Pertama, beliau menyampaikan terkait Building Commitment pada penetapan kebijakan 1000 hari pertama kehidupan (HPK). Kesulitan di lapangan (teman-teman di dinas) adalah begitu terjadi stunting maka generasinya lama sekali untuk memperbaiki. Perlu adanya inovasi kreativitas pada strategi-strategi untuk mencapai pengendalian stunting. Kedua, perlu menggerakkan skenario mesin sosial. Semua pihak harus terlibat, pentingnya pemberdayaan masyarakat. Ketiga, beliau menyampaikan beberapa rekomendasi catatan, diantaranya: komitmen politik secara terstruktur, sistematis dan masif; inovasi dan implementasi yang jelas dan terukur; kepemimpinan yang kuat; kerjasama multisektoral; monitoring evaluasi yang kuat dan tepat; pembiayaan yang memadai dengan prioritas; serta keterlibatan masyarakat.  

Tanggapan terakhir disampaikan oleh Prof. Dr. Abdul Razak Thoha, M.Sc, Sp.GK. Beliau menyarankan kepada para tim sukses untuk melakukan kajian mengapa terjadi perlambatan penurunan angka stunting. Percepatan penurunan stunting adalah pencegahan stunting baru di Indonesia. Faktanya stunting baru masih terus muncul. Kita memiliki masalah besar, antara lain rendahnya ibu hamil yang mendapatkan tablet tambah darah (TTD), rendahnya ibu hamil kekurangan energi kronis (KEK) yang mendapatkan tambahan makanan, rendahnya ASI eksklusif MP ASI dan imunisasi. Missopportunity yang masih terabaikan adalah defisiensi mikronutrien.

Setelah ketiga pakar memberikan tanggapan, dilanjutkan diskusi dengan masing-masing perwakilan pasangan calon presiden. Ketiga tim sukses menanggapi terkait pertanyaan dan masukan yang disampaikan oleh para pakar dengan mengatikan dengan program yang telah dan akan direncanakan.

Secara keseluruhan, para pakar mengapresiasi akan program-program yang disampaikan oleh masing-masing tim sukses. Harapan dari terselenggaranya webinar yang berupa pemaparan program dari tim sukses lain, masukan dari pakar dan hasil diskusi dapat menjadi bahan dalam mempersiapkan program kesehatan (khususnya dalam penanggulangan stunting) bagi siapapun capres yang akan terpilih dengan sebaik-baiknya.

Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=7csuE2RRJv8

Penulis : Lisa Rosyida, S.Gz, RD

Editor : Digna Niken Purwaningrum, S.Gz., MPH, Ph.D

Leave a comment

Dampak Covid