MALNUTRISI DI RUMAH SAKIT

Malnutrisi merupakan kondisi medis yang disebabkan oleh kekurangan nutrisi karena berkurangnya asupan atau kebutuhan nutrisi yang berlebihan. Salah satu tantangan besar bagi pasien yang sedang menjalani rawat inap di rumah sakit adalah malnutrisi rumah sakit (MRS). MRS merupakan malnutrisi yang terjadi pada pasien selama masa perawatan di rumah sakit.

Skrining Gizi Lansia

Lanjut usia (lansia) merupakan kelompok yang rentan mengalami permasalahan kesehatan. Kondisi ini disebabkan oleh penurunan kemampuan fisik karena penuaan. Untuk menunjang kesehatan lansia, diperlukan upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif serta pelayanan rujukan. Pelayanan kesehatan lansia meliputi kesehatan jasmani, rohani maupun sosial.

Waspada Obesitas pada Anak

Selain angka obesitas pada dewasa yang terus mengalami peningkatan yang signifikan, obesitas pada anak juga mengalami peningkatan yang memprihatinkan. 41 juta anak dibawah 5 tahun mengalami kelebihan berat badan dan obesitas. Di masyarakat masih banyak ditemui penilaian subjektif bahwa anak kecil yang gemuk lebih menyenangkan karena anak tampak sehat, mau makan dan menggemaskan. Penilaian secara subjektif tersebut mengakibatkan obesitas pada anak tidak tertangani dengan cepat. Padahal dari segi kesehatan, anak dengan kelebihan berat badan lebih beresiko mengalami permasalahan kesehatan fisik maupun psikologis. Efek obesitas pada fisik adalah besarnya resiko penyakit tidak menular seperti diabetes, penyakit kardiovaskular, hipertensi, stroke, perlemakan hati, infeksi jamur dan kulit, gangguan sendi, kista ovarium, sesak nafas dan asma yang lebih dini. Secara psikologis, anak dengan obesitas lebih beresiko mengalami depresi karena stigma dan bully akibat bentuk tubuh, bau badan yang kurang sedap, dan kesulitan bergerak lincah.

Ironi Obesitas di Indonesia

Semakin hari, kemudahan terhadap akses makanan di Indonesia mengalami peningkatan. Berbagai upaya dilakukan para penjual dengan penawaran menarik diiringi dengan berbagai kemudahan memperoleh makanan bercita rasa tinggi. Namun, hampir semua makanan yang tersedia tersebut adalah makanan tinggi kalori, tinggi lemak, dan tinggi gula. Sehingga, kondisi ini memunculkan ironisme yang semakin menguat yaitu melejitnya angka obesitas. Dari data Riskesdas (2018) tahun 2007 dibandingkan tahun 2018 menunjukkan angka yang memprihatinkan. Obesitas pada dewasa sebesar 10,5% meningkat menjadi 21,8%; berat badan lebih sebesar 8,6% meningkat menjadi 13,6%, obesitas sentral (diukur dari lingkar perut) sebesar 18,8% meningkat menjadi 31%. Selain pada dewasa, angka obesitas pada anak dan remaja juga mengalami peningkatan. Kondisi ini semakin memprihatinkan lagi, karena obesitas pada anak menunjukkan bahwa anak memiliki resiko kesakitan yang lebih awal pada saat dewasa.

Kontrol Berat Badan Ibu Hamil Turunkan Risiko Persalinan

Peningkatan berat badan pada ibu hamil menjadi perhatian yang sangat penting pada masa bayi dalam kandungan. Berat badan ibu merupakan salah satu indikator yang paling mudah untuk memantau kesehatan ibu hamil dan bayi. Peningkatan berat badan yang kurang maupun berlebih merupakan indikator yang perlu diwaspadai. Kurangnya peningkatan berat badan mengindikasikan bahwa perlu evaluasi kecukupan gizi ibu. Sudah banyak program pemerintah yang berfokus pada ibu hamil dengan kekurangan energi kronis (KEK). Disisi lain, kenaikan berat badan berlebih pada ibu hamil kurang mendapatkan perhatian dan sering terabaikan. Padahal, ibu hamil yang mengalami kenaikan berat badan berlebih selama kehamilan meningkatkan risiko kesehatan ibu dan anak. Beberapa akibat peningkatan berat badan berlebih pada kehamilan antara lain diabetes gestasional, pre-eklampsia, komplikasi persalinan, peningkatan risiko tindakan caesar, makrosomia (bayi lahir dengan berat berlebih), dan stillbirth (bayi meninggal dalam kandungan setelah usia lebih dari 20 minggu).

Kurva Kecepatan Pertumbuhan (Growth Velocity) sebagai Alternatif Monitoring Status Gizi Anak

Kegagalan dalam pertumbuhan anak pada masa 1000 hari pertama kehidupan berkaitan dengan outcome kesehatan yang buruk, perkembangan kognitif yang terhambat, dan keterlambatan berfikir. Anak dengan berat badan lahir rendah (BBLR) memiliki resiko gagal tumbuh yang lebih tinggi. Selain itu, bayi BBLR juga memiliki resiko stunting yang semakin meningkat apabila ternyata ibu bayi memiliki tinggi badan yang pendek. Beberapa evidence menyebutkan bahwa ibu dengan tinggi badan pendek (<150 cm) dapat memprediksikan resiko yang lebih tinggi memiliki anak dengan gagal tumbuh dan stunting. Tinggi badan ibu dan pertumbuhan anak berkaitan karena pengaruh genetik dan lingkungan. Sebagai sarana skrining gagal tumbuh pada anak, dapat diamati dari grafik growth velocity atau kurva kecepatan pertumbuhan. Grafik growth velocity adalah grafik pertumbuhan yang bisa digunakan untuk mengevaluasi pertumbuhan anak karena mewakili pertumbuhan selama periode tertentu. Growth velocity terdiri dari height velocity dan weight velocity. Height velocity ditandai dengan peningkatan tinggi badan yang pesat dari lahir hingga akhir tahun pertama kehidupan yang diikuti oleh penurunan ditahun kedua. Pertumbuhan anak pada tahun pertama merupakan masa paling pesat karena pertambahan tinggi badan dapat mencapai 26 cm/tahun. Grafik growth velocity dapat bermanfaat sebagai sarana skrining dan penilaian gangguan metabolisme/endokrinologis.

Apakah Alat Skrining Gizi Paling Tepat bagi Pasien Anak di Rumah Sakit?

Malnutrisi merupakan permasalahan gizi yang urgent pada semua usia, khususnya pada anak. Pada situasi rawat inap, salah satu utama yang dilakukan ketika pasien anak masuk ke rumah sakit adalah skrining gizi. Terdeteksinya anak yang beresiko malnutrisi dapat mencegah malnutrisi di rumah sakit dan mencegah perburukan malnutrisi apabila telah terjadi pada anak. Terdapat banyak metode skrining gizi pada anak di rumah sakit, diantaranya: Screening Tool for the Assessment of Malnutrition in Pediatrics (STAMP), Pediatric Yorkhill Malnutrition Score (PYMS), Screening Tool for Risk on Nutritional Status and Growth (STRONGkids), Pediatric Nutrition Screening Tool (PNST), Subjective Global Assessment (SGA), Subjective Global Nutrition Assessment (SGNA), Nutrition Screening tool fot childhood Cancer (SCAN), Nutrition screening tool for pediatric patient with cystic fibrosis, Neonatal Nutrition Screening Tool (NNST), Clinical Assessment of Nutrition Status (CANS) score.

Alat Skrining Gizi pada Anak

Sebagaisarana identifikasi resiko malnutrisi pada anak, dalam bidang gizi terdapat beberapa alat skrining gizi. Dengan resiko malnutrisi yang terdeteksi lebih awal, maka intervensi gizi dapat segera dilakukan. Efek dari intervensi gizi yang tepat adalah membaiknya fungsi fisik, menurunnya komplikasi penyakit, mempercepat penyembuhan penyakit dan menurunnya lama perawatan. Beberapa pertanyaan dasar alat skrining gizi adalah riwayat penurunan berat badan, asupan makan, IMT dan tingkat keparahan penyakit. Beberapa alat skrining gizi bagi anak antara lain:  

Gizi Cukup Saat Kehamilan Salah Satu Cara Cegah Growth Faltering

Tahapan kehamilan merupakan periode emas yang menjadi salah satu penentu keberhasilan 1000 hari pertama kehidupan (HPK) seorang anak. Periode kehamilan adalah periode kedua terpenting setelah masa prakonsepsi. Pentingnya gizi pada masa prakonsepsi telah dijelaskan dalam artikel sebelumnya. Pada masa kehamilan, kecukupan gizi memegang peranan yang besar karena masa ini merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan manusia yang paling pesat dibandingkan masa yang lain. Kegagalan pada masa ini dapat memberikan efek jangka panjang berupa growth faltering atau gagal tumbuh.

UPAYA PENURUNAN STUNTING MELALUI KECUKUPAN GIZI PRA-KONSEPSI

Kesehatan anak tidak hanya dipengaruhi oleh asupan gizi selama 1000 hari pertama kehidupan (HPK).  Periode penting sebelum periode 1000 HPK adalah periode prakonsepsi. Asupan gizi ibu sebelum anak ada di dalam rahim memberikan pengaruh yang besar bagi kesehatan anak. Teori Barker mengungkapkan bahwa kondisi yang buruk saat dalam kandungan dianggap seperti membunuh anak secara perlahan (fetal origin hypothesis). Pertanyaan yang muncul adalah ‘bagaimana cara menyelamatkan 1000 HPK tanpa intervensi gizi prakonsepsi?’

Dampak Covid