Kemenkes Terbitkan Buku Pedomam Pelayanan Gizi Masa Pandemi

Gizi menduduki peranan yang penting dalam setiap lini kehidupan. Dalama masa pandemi ini, perhatian akan gizi pada masyarakat perlu ditingkatkan. Dalam situasi pandemi COVID-19, banyak protokol yang perlu diikuti agar pelayanan gizi bagi masyarakat berjalan dengan baik dan aman.

Kemenkes baru saja menerbitkan buku pedoman bagi tenaga kesehatan. Buku yang berisi 44 halaman, yang berjudul “Pedoman Pelayanan Gizi Pada Masa Tanggap Darurat Pandemi COVID-19”. Buku ini merupakan upaya untuk meningkatkan mutu gizi (khususnya bagi kelompok rawan), yaitu  ibu hamil, bayi, balita dan remaja. Setiap bagian buku, menjelaskan prinsip, tujuan, catatan penting, dan teknis pelaksanaan secara detail.

Jumlah Anak Kekurangan Gizi Meningkat Selama Masa Pandemi

Pandemi COVID-19 memberikan dampak besar pada krisis ekonomi. Pada akhirnya, krisis ekonomi mempengaruhi sektor kesehatan. Keluarga miskin yang mengandalkan upah harian sangat kesulitan untuk mendapatkan uang selama pandemi ini. Sehingga, asupan makanan yang cukup dan bergizi sulit untuk dipenuhi. Adanya konflik dan lemahnya sistem kesehatan juga turut memperparah kondisi ini.

Perhatian Asupan Gizi pada Tenaga Kesehatan

Kesehatan tenaga kesehatan (nakes) terkadang luput dari perhatian. Selama ini, perhatian akan kesehatan lebih banyak tercurah pada pasien. Padahal, nakes merupakan golongan yang sangat rentan terinfeksi penyakit. Salah satu permasalahan yang selama ini jarang tersentuh adalah asupan gizi bagi nakes.

Sampah Makanan dan Kerusakan Lingkungan

Selama ini banyak yang tidak menyadari bahwa membuang makanan memiliki efek negatif yang sangat besar pada bumi. Diperkirakan sekitar sepertiga dari semua makanan yang diproduksi di dunia ini hanya terbuang sia-sia. Banyaknya makanan yang terbuang tersebut terdiri buah-buahan, sayur-sayuran, daging, susu, seafood, dan biji-bijian yang berjumlah kurang lebih 1,3 milyar ton. Sementara, di sisi lain masih banyak orang yang kekurangan makanan. Sekitar 462 juta orang dewasa di dunia mengalami kekurangan gizi. Selain itu, 45% kematian balita berkaitan dengan kekurangan gizi (WHO, 2019). Menurut Dr Branca (Director of the Department of Nutrition for Health and Development at the World Health Organization), “Malnutrisi merupakan isu permasalahan kompleks, namun menjadi penyebab utama kematian dan kesakitan di dunia.”

Bahaya Overweight dan Obesitas pada Infeksi Covid-19

Selama ini masyarakat sudah banyak yang mengetahui bahwa orang yang terinfeksi COVID-19 yang disertai dengan penyakit penyerta/komorbid (hipertensi, diabetes, dll) atau lansia, memiliki outcome yang lebih buruk. Namun, banyak masyarakat yang belum mengetahui jika orang dengan overweight dan obesitas (terutama yang berusia dibawah 60 tahun) dengan COVID-19 ternyata lebih beresiko memiliki outcome yang lebih buruk. Data di China menunjukkan bahwa, pasien COVID-19 dengan overweight dan obesitas memiliki prevalensi kamatian lima kali lebih besar. Penelitian lain dari UK menunjukkan bahwa hampir 75% pasien COVID-19 yang memerlukan perawatan intensif adalah pasien dengan overweight dan obesitas.

Simbiotik untuk Kesehatan Saluran Cerna

Istilah probiotik dan prebiotik tentunya sudah tidak menjadi hal yang asing bagi masyarakat Indonesia saat ini. Hal ini dikarenakan mulai banyaknya bermuculan produk makanan atau minuman yang mengandung probiotik dan prebiotik yang diiklankan. Namun, ternyata masih banyak masyarakat yang memahami detail memgenai keduanya.

Berbuka dengan yang cukup Manis?

Sugar -swetened beverages (SSBs) atau minuman manis adalah setiap cairan yang diberi tambahan pemanis dari berbagai jenis gula tambahan seperti gula merah, gula jagung, sirup jagung, dekstrosa, fruktosa, glukosa, sirup jagung tinggi fruktosa, madu, laktosa, sirup malt, maltosa, molase/tetes tebu, gula murni, dan sukrosa. Contohnya antara lain minuman soda biasa (tidak termasuk soda tanpa gula), minuman buah, sport drinks, minuman berenergi, air dengan pemanis, serta kopi dan teh dengan tambahan gula (CDC, 2017). Akhir-akhir ini, konsumsi minuman manis di negara berkembang mengalami kenaikan yang sangat pesat. Hal ini dikarenakan oleh penyebaran urbanisasi dan masifnya pemasaran minuman. Masyarakat rata-rata tidak menyadari bahwa asupan gula berlebih adalah ancaman bagi tubuhnya. Sensasi manis yang menyenangkan serta efek yang tergolong lambat mengkin merupakan salah satu faktor yang membuat orang ‘tetap tenang’ meskipun asupan gulanya berlebih.

PUASA SEHAT BAGI ANAK

Puasa dibulan ramadhan merupakan suatu kewajiban bagi umat muslim. Menahan lapar dan dahaga dari terbit hingga terbenam matahari perlu dilatih sejak masih kecil. Bagi anak-anak puasa bukanlah ibadah yang wajib. Namun, apabila tidak dilatih sejak kecil maka saat dewasa akan berat menjalaninya. Tidak ada patokan usia minimal bagi anak untuk berlatih menjalankan ibadah puasa. Orang tua lah yang paling tahu kapan mengajak anaknya untuk belajar berpuasa. Di Indonesia, rata-rata orang tua mulai melatih anaknya untuk berpuasa pada usia 5 tahun atau usia TK. Pada fase awal, orang tua dapat melatih anak untuk puasa setengah hari atau biasa disebut dengan ‘puasa bedug’. Anak menjalankan puasa dari terbit matahari sampai terbenam matahari, namun dengan jeda makan dan minum pada pukul 12 siang atau waktu zuhur. Jika anak sudah mampu menjalani puasa setengah hari, maka dapat dilanjutkan puasa sehari penuh.

Dampak Covid