Reportase Webinar: Kemitraan Multisektoral untuk Penurunan Stunting di Indonesia
Webinar “Kemitraan Multisektoral untuk Penurunan Stunting di Indonesia” dibuka oleh Mark Fiorello sebagai moderator dengan menampilkan video upaya penurunan stunting oleh 1000 Days Fund. Selanjutnya Menteri Kesehatan Dr. dr. Terawan Agus Putranto, Sp. Rad. (K) menyapa peserta melalui video pengantar.
Di situasi pandemi COVID-19, hampir semua pekerjaan dialihkan pada sistem online. Namun, ada beberapa pekerjaan yang tidak bisa dialihkan secara online. Salah satunya adalah pekerjaan di bidang industri makanan. Demi menjaga keamanan pegawai dan konsumen, industri makanan seharusnya menerapkan sistem keamanan makanan
Weight Faltering : Indikator Gangguan Pertumbuhan Anak yang Perlu Diwaspadai
Pemantauan tumbuh kembang anak memerlukan perhatian yang besar dari orang tua. Hal ini menjadi hal yang sangat penting karena akan berdampak pada kesehatan fisik dan mental di masa mendatang. Salah satu kondisi yang perlu diwaspadai adalah pertumbuhan yang tidak memadai, atau sering dikenal dengan istilah ‘weight faltering’.
Strategi Mitigasi COVID-19 bagi Gizi Kesehatan Ibu dan Anak
COVID-19 memberikan efek potensial pada sektor ekonomi, keamanan pangan, serta program deteksi dan penanggulangan masalah kesehatan berbasis komunitas. Diperkirakan bahwa hal ini berefek pada meningkatnya angka malnutrisi/kekurangan gizi pada anak sebesar 10-50% dengan lebih dari ~40.000-2.000.000 kematian anak.
Kerawanan pangan menjadi ancaman besar pada permasalahan kesehatan selama masa pandemi di banyak negara (khususnya negara berkembang). Diperkirakan jumlah angka kerawanan pangan kronis pada Januari 2020 sebesar 135 juta akan menjadi dua kali lipat di akhir 2020, yaitu 265 juta.
Penanganan Stunting secara Multisektoral: Pembelajaran dari Negara Colombia
Stunting masih mejadi masalah utama Indonesia dibidang kesehatan. Permasalahan stunting sangat kompleks, sehingga harus diselesaikan secara lintas sektor atau istilahnya intersectoral actions (ISA).
Manajemen, Pendampingan, Pengawasan, dan Pemantauan Gizi dalam Situasi Pandemi COVID-19
Unicef, bekerjasama dengan Global Nutrition Cluster dan Global Technical Assistance Mechanism for Nutrition (GTAM) mengeluarkan pedoman rekomendasi spesifik bidang gizi untuk manajemen, pengawasan dan pemantauan dalam situasi COVID-19. Dalam situasi ini, perlu adanya inovasi dalam pengembangan untuk pengumpulan, interpretasi, analisis
Bagaimana Aturan BPOM terkait Impor Makanan Instan?
dok: cantika.com
Akhir-akhir ini, ketertarikan masyarakat Indonesia pada makanan instan dari luar negeri meningkat pesat seiring meningkatnya ketertarikan masyarakat pada budaya luar negeri. Cara mendapatkan makanan dari luar negeri pun saat ini tergolong mudah. Namun, apakah setiap makanan impor yang masuk ke Indonesia aman untuk dikonsumsi?
Situasi pandemi COVID-19 menuntut setiap orang untuk lebih banyak beraktifitas di rumah guna menekan persebaran virus. Sebagian besar juga mendapatkan kesempatan untuk bekerja dari rumah atau work from home (WFH).
Kemenkes Terbitkan Buku Pedomam Pelayanan Gizi Masa Pandemi
Gizi menduduki peranan yang penting dalam setiap lini kehidupan. Dalama masa pandemi ini, perhatian akan gizi pada masyarakat perlu ditingkatkan. Dalam situasi pandemi COVID-19, banyak protokol yang perlu diikuti agar pelayanan gizi bagi masyarakat berjalan dengan baik dan aman.
Kemenkes baru saja menerbitkan buku pedoman bagi tenaga kesehatan. Buku yang berisi 44 halaman, yang berjudul “Pedoman Pelayanan Gizi Pada Masa Tanggap Darurat Pandemi COVID-19”. Buku ini merupakan upaya untuk meningkatkan mutu gizi (khususnya bagi kelompok rawan), yaitu ibu hamil, bayi, balita dan remaja.
Jumlah Anak Kekurangan Gizi Meningkat Selama Masa Pandemi
Pandemi COVID-19 memberikan dampak besar pada krisis ekonomi. Pada akhirnya, krisis ekonomi mempengaruhi sektor kesehatan. Keluarga miskin yang mengandalkan upah harian sangat kesulitan untuk mendapatkan uang selama pandemi ini. Sehingga, asupan makanan yang cukup dan bergizi sulit untuk dipenuhi. Adanya konflik dan lemahnya sistem kesehatan juga turut memperparah kondisi ini.
Kesehatan tenaga kesehatan (nakes) terkadang luput dari perhatian. Selama ini, perhatian akan kesehatan lebih banyak tercurah pada pasien. Padahal, nakes merupakan golongan yang sangat rentan terinfeksi penyakit. Salah satu permasalahan yang selama ini jarang tersentuh adalah asupan gizi bagi nakes.
Di situasi pandemi COVID-19, hampir semua pekerjaan dialihkan pada sistem online. Namun, ada beberapa pekerjaan yang tidak bisa dialihkan secara online. Salah satunya adalah pekerjaan di bidang industri makanan. Demi menjaga keamanan pegawai dan konsumen, industri makanan seharusnya menerapkan sistem keamanan makanan
Weight Faltering : Indikator Gangguan Pertumbuhan Anak yang Perlu Diwaspadai
Pemantauan tumbuh kembang anak memerlukan perhatian yang besar dari orang tua. Hal ini menjadi hal yang sangat penting karena akan berdampak pada kesehatan fisik dan mental di masa mendatang. Salah satu kondisi yang perlu diwaspadai adalah pertumbuhan yang tidak memadai, atau sering dikenal dengan istilah ‘weight faltering’.
Strategi Mitigasi COVID-19 bagi Gizi Kesehatan Ibu dan Anak
COVID-19 memberikan efek potensial pada sektor ekonomi, keamanan pangan, serta program deteksi dan penanggulangan masalah kesehatan berbasis komunitas. Diperkirakan bahwa hal ini berefek pada meningkatnya angka malnutrisi/kekurangan gizi pada anak sebesar 10-50% dengan lebih dari ~40.000-2.000.000 kematian anak.
Kerawanan pangan menjadi ancaman besar pada permasalahan kesehatan selama masa pandemi di banyak negara (khususnya negara berkembang). Diperkirakan jumlah angka kerawanan pangan kronis pada Januari 2020 sebesar 135 juta akan menjadi dua kali lipat di akhir 2020, yaitu 265 juta.
Penanganan Stunting secara Multisektoral: Pembelajaran dari Negara Colombia
Stunting masih mejadi masalah utama Indonesia dibidang kesehatan. Permasalahan stunting sangat kompleks, sehingga harus diselesaikan secara lintas sektor atau istilahnya intersectoral actions (ISA).
Manajemen, Pendampingan, Pengawasan, dan Pemantauan Gizi dalam Situasi Pandemi COVID-19
Unicef, bekerjasama dengan Global Nutrition Cluster dan Global Technical Assistance Mechanism for Nutrition (GTAM) mengeluarkan pedoman rekomendasi spesifik bidang gizi untuk manajemen, pengawasan dan pemantauan dalam situasi COVID-19. Dalam situasi ini, perlu adanya inovasi dalam pengembangan untuk pengumpulan, interpretasi, analisis
Bagaimana Aturan BPOM terkait Impor Makanan Instan?
dok: cantika.com
Akhir-akhir ini, ketertarikan masyarakat Indonesia pada makanan instan dari luar negeri meningkat pesat seiring meningkatnya ketertarikan masyarakat pada budaya luar negeri. Cara mendapatkan makanan dari luar negeri pun saat ini tergolong mudah. Namun, apakah setiap makanan impor yang masuk ke Indonesia aman untuk dikonsumsi?
Situasi pandemi COVID-19 menuntut setiap orang untuk lebih banyak beraktifitas di rumah guna menekan persebaran virus. Sebagian besar juga mendapatkan kesempatan untuk bekerja dari rumah atau work from home (WFH).
Kemenkes Terbitkan Buku Pedomam Pelayanan Gizi Masa Pandemi
Gizi menduduki peranan yang penting dalam setiap lini kehidupan. Dalama masa pandemi ini, perhatian akan gizi pada masyarakat perlu ditingkatkan. Dalam situasi pandemi COVID-19, banyak protokol yang perlu diikuti agar pelayanan gizi bagi masyarakat berjalan dengan baik dan aman.
Kemenkes baru saja menerbitkan buku pedoman bagi tenaga kesehatan. Buku yang berisi 44 halaman, yang berjudul “Pedoman Pelayanan Gizi Pada Masa Tanggap Darurat Pandemi COVID-19”. Buku ini merupakan upaya untuk meningkatkan mutu gizi (khususnya bagi kelompok rawan), yaitu ibu hamil, bayi, balita dan remaja.
Jumlah Anak Kekurangan Gizi Meningkat Selama Masa Pandemi
Pandemi COVID-19 memberikan dampak besar pada krisis ekonomi. Pada akhirnya, krisis ekonomi mempengaruhi sektor kesehatan. Keluarga miskin yang mengandalkan upah harian sangat kesulitan untuk mendapatkan uang selama pandemi ini. Sehingga, asupan makanan yang cukup dan bergizi sulit untuk dipenuhi. Adanya konflik dan lemahnya sistem kesehatan juga turut memperparah kondisi ini.
Kesehatan tenaga kesehatan (nakes) terkadang luput dari perhatian. Selama ini, perhatian akan kesehatan lebih banyak tercurah pada pasien. Padahal, nakes merupakan golongan yang sangat rentan terinfeksi penyakit. Salah satu permasalahan yang selama ini jarang tersentuh adalah asupan gizi bagi nakes.
Selama ini banyak yang tidak menyadari bahwa membuang makanan memiliki efek negatif yang sangat besar pada bumi. Diperkirakan sekitar sepertiga dari semua makanan yang diproduksi di dunia ini hanya terbuang sia-sia.
Weight Faltering : Indikator Gangguan Pertumbuhan Anak yang Perlu Diwaspadai
Pemantauan tumbuh kembang anak memerlukan perhatian yang besar dari orang tua. Hal ini menjadi hal yang sangat penting karena akan berdampak pada kesehatan fisik dan mental di masa mendatang. Salah satu kondisi yang perlu diwaspadai adalah pertumbuhan yang tidak memadai, atau sering dikenal dengan istilah ‘weight faltering’.
Strategi Mitigasi COVID-19 bagi Gizi Kesehatan Ibu dan Anak
COVID-19 memberikan efek potensial pada sektor ekonomi, keamanan pangan, serta program deteksi dan penanggulangan masalah kesehatan berbasis komunitas. Diperkirakan bahwa hal ini berefek pada meningkatnya angka malnutrisi/kekurangan gizi pada anak sebesar 10-50% dengan lebih dari ~40.000-2.000.000 kematian anak.
Kerawanan pangan menjadi ancaman besar pada permasalahan kesehatan selama masa pandemi di banyak negara (khususnya negara berkembang). Diperkirakan jumlah angka kerawanan pangan kronis pada Januari 2020 sebesar 135 juta akan menjadi dua kali lipat di akhir 2020, yaitu 265 juta.
Penanganan Stunting secara Multisektoral: Pembelajaran dari Negara Colombia
Stunting masih mejadi masalah utama Indonesia dibidang kesehatan. Permasalahan stunting sangat kompleks, sehingga harus diselesaikan secara lintas sektor atau istilahnya intersectoral actions (ISA).
Manajemen, Pendampingan, Pengawasan, dan Pemantauan Gizi dalam Situasi Pandemi COVID-19
Unicef, bekerjasama dengan Global Nutrition Cluster dan Global Technical Assistance Mechanism for Nutrition (GTAM) mengeluarkan pedoman rekomendasi spesifik bidang gizi untuk manajemen, pengawasan dan pemantauan dalam situasi COVID-19. Dalam situasi ini, perlu adanya inovasi dalam pengembangan untuk pengumpulan, interpretasi, analisis
Bagaimana Aturan BPOM terkait Impor Makanan Instan?
dok: cantika.com
Akhir-akhir ini, ketertarikan masyarakat Indonesia pada makanan instan dari luar negeri meningkat pesat seiring meningkatnya ketertarikan masyarakat pada budaya luar negeri. Cara mendapatkan makanan dari luar negeri pun saat ini tergolong mudah. Namun, apakah setiap makanan impor yang masuk ke Indonesia aman untuk dikonsumsi?
Situasi pandemi COVID-19 menuntut setiap orang untuk lebih banyak beraktifitas di rumah guna menekan persebaran virus. Sebagian besar juga mendapatkan kesempatan untuk bekerja dari rumah atau work from home (WFH).
Kemenkes Terbitkan Buku Pedomam Pelayanan Gizi Masa Pandemi
Gizi menduduki peranan yang penting dalam setiap lini kehidupan. Dalama masa pandemi ini, perhatian akan gizi pada masyarakat perlu ditingkatkan. Dalam situasi pandemi COVID-19, banyak protokol yang perlu diikuti agar pelayanan gizi bagi masyarakat berjalan dengan baik dan aman.
Kemenkes baru saja menerbitkan buku pedoman bagi tenaga kesehatan. Buku yang berisi 44 halaman, yang berjudul “Pedoman Pelayanan Gizi Pada Masa Tanggap Darurat Pandemi COVID-19”. Buku ini merupakan upaya untuk meningkatkan mutu gizi (khususnya bagi kelompok rawan), yaitu ibu hamil, bayi, balita dan remaja.
Jumlah Anak Kekurangan Gizi Meningkat Selama Masa Pandemi
Pandemi COVID-19 memberikan dampak besar pada krisis ekonomi. Pada akhirnya, krisis ekonomi mempengaruhi sektor kesehatan. Keluarga miskin yang mengandalkan upah harian sangat kesulitan untuk mendapatkan uang selama pandemi ini. Sehingga, asupan makanan yang cukup dan bergizi sulit untuk dipenuhi. Adanya konflik dan lemahnya sistem kesehatan juga turut memperparah kondisi ini.
Kesehatan tenaga kesehatan (nakes) terkadang luput dari perhatian. Selama ini, perhatian akan kesehatan lebih banyak tercurah pada pasien. Padahal, nakes merupakan golongan yang sangat rentan terinfeksi penyakit. Salah satu permasalahan yang selama ini jarang tersentuh adalah asupan gizi bagi nakes.
Selama ini banyak yang tidak menyadari bahwa membuang makanan memiliki efek negatif yang sangat besar pada bumi. Diperkirakan sekitar sepertiga dari semua makanan yang diproduksi di dunia ini hanya terbuang sia-sia.
Bagaimana New Normal COVID-19 Mempengaruhi Budaya Makan?
Wacana tentang ‘new normal’ kondisi Pandemi COVID-19 sudah banyak diperbincangkan akhir-akhir ini. Tentunya akan sangat banyak perubahan yang muncul di kehidupan sehari-hari, terutama tentang pola makan.
Strategi Mitigasi COVID-19 bagi Gizi Kesehatan Ibu dan Anak
COVID-19 memberikan efek potensial pada sektor ekonomi, keamanan pangan, serta program deteksi dan penanggulangan masalah kesehatan berbasis komunitas. Diperkirakan bahwa hal ini berefek pada meningkatnya angka malnutrisi/kekurangan gizi pada anak sebesar 10-50% dengan lebih dari ~40.000-2.000.000 kematian anak.
Kerawanan pangan menjadi ancaman besar pada permasalahan kesehatan selama masa pandemi di banyak negara (khususnya negara berkembang). Diperkirakan jumlah angka kerawanan pangan kronis pada Januari 2020 sebesar 135 juta akan menjadi dua kali lipat di akhir 2020, yaitu 265 juta.
Penanganan Stunting secara Multisektoral: Pembelajaran dari Negara Colombia
Stunting masih mejadi masalah utama Indonesia dibidang kesehatan. Permasalahan stunting sangat kompleks, sehingga harus diselesaikan secara lintas sektor atau istilahnya intersectoral actions (ISA).
Manajemen, Pendampingan, Pengawasan, dan Pemantauan Gizi dalam Situasi Pandemi COVID-19
Unicef, bekerjasama dengan Global Nutrition Cluster dan Global Technical Assistance Mechanism for Nutrition (GTAM) mengeluarkan pedoman rekomendasi spesifik bidang gizi untuk manajemen, pengawasan dan pemantauan dalam situasi COVID-19. Dalam situasi ini, perlu adanya inovasi dalam pengembangan untuk pengumpulan, interpretasi, analisis
Bagaimana Aturan BPOM terkait Impor Makanan Instan?
dok: cantika.com
Akhir-akhir ini, ketertarikan masyarakat Indonesia pada makanan instan dari luar negeri meningkat pesat seiring meningkatnya ketertarikan masyarakat pada budaya luar negeri. Cara mendapatkan makanan dari luar negeri pun saat ini tergolong mudah. Namun, apakah setiap makanan impor yang masuk ke Indonesia aman untuk dikonsumsi?
Situasi pandemi COVID-19 menuntut setiap orang untuk lebih banyak beraktifitas di rumah guna menekan persebaran virus. Sebagian besar juga mendapatkan kesempatan untuk bekerja dari rumah atau work from home (WFH).
Kemenkes Terbitkan Buku Pedomam Pelayanan Gizi Masa Pandemi
Gizi menduduki peranan yang penting dalam setiap lini kehidupan. Dalama masa pandemi ini, perhatian akan gizi pada masyarakat perlu ditingkatkan. Dalam situasi pandemi COVID-19, banyak protokol yang perlu diikuti agar pelayanan gizi bagi masyarakat berjalan dengan baik dan aman.
Kemenkes baru saja menerbitkan buku pedoman bagi tenaga kesehatan. Buku yang berisi 44 halaman, yang berjudul “Pedoman Pelayanan Gizi Pada Masa Tanggap Darurat Pandemi COVID-19”. Buku ini merupakan upaya untuk meningkatkan mutu gizi (khususnya bagi kelompok rawan), yaitu ibu hamil, bayi, balita dan remaja.
Jumlah Anak Kekurangan Gizi Meningkat Selama Masa Pandemi
Pandemi COVID-19 memberikan dampak besar pada krisis ekonomi. Pada akhirnya, krisis ekonomi mempengaruhi sektor kesehatan. Keluarga miskin yang mengandalkan upah harian sangat kesulitan untuk mendapatkan uang selama pandemi ini. Sehingga, asupan makanan yang cukup dan bergizi sulit untuk dipenuhi. Adanya konflik dan lemahnya sistem kesehatan juga turut memperparah kondisi ini.
Kesehatan tenaga kesehatan (nakes) terkadang luput dari perhatian. Selama ini, perhatian akan kesehatan lebih banyak tercurah pada pasien. Padahal, nakes merupakan golongan yang sangat rentan terinfeksi penyakit. Salah satu permasalahan yang selama ini jarang tersentuh adalah asupan gizi bagi nakes.
Selama ini banyak yang tidak menyadari bahwa membuang makanan memiliki efek negatif yang sangat besar pada bumi. Diperkirakan sekitar sepertiga dari semua makanan yang diproduksi di dunia ini hanya terbuang sia-sia.
Bagaimana New Normal COVID-19 Mempengaruhi Budaya Makan?
Wacana tentang ‘new normal’ kondisi Pandemi COVID-19 sudah banyak diperbincangkan akhir-akhir ini. Tentunya akan sangat banyak perubahan yang muncul di kehidupan sehari-hari, terutama tentang pola makan.
Pandemi COVID-19 telah banyak membawa perubahan di dunia. Sejak munculnya COVID-19, perhatian dan kesadaran masyarakat akan kesehatan sangat meningkat. Akankah pandemi COVID-19 membuat dunia beralih ke alternatif dan praktik makan yang lebih sehat?
Penanganan Stunting secara Multisektoral: Pembelajaran dari Negara Colombia
Stunting masih mejadi masalah utama Indonesia dibidang kesehatan. Permasalahan stunting sangat kompleks, sehingga harus diselesaikan secara lintas sektor atau istilahnya intersectoral actions (ISA).
Manajemen, Pendampingan, Pengawasan, dan Pemantauan Gizi dalam Situasi Pandemi COVID-19
Unicef, bekerjasama dengan Global Nutrition Cluster dan Global Technical Assistance Mechanism for Nutrition (GTAM) mengeluarkan pedoman rekomendasi spesifik bidang gizi untuk manajemen, pengawasan dan pemantauan dalam situasi COVID-19. Dalam situasi ini, perlu adanya inovasi dalam pengembangan untuk pengumpulan, interpretasi, analisis
Bagaimana Aturan BPOM terkait Impor Makanan Instan?
dok: cantika.com
Akhir-akhir ini, ketertarikan masyarakat Indonesia pada makanan instan dari luar negeri meningkat pesat seiring meningkatnya ketertarikan masyarakat pada budaya luar negeri. Cara mendapatkan makanan dari luar negeri pun saat ini tergolong mudah. Namun, apakah setiap makanan impor yang masuk ke Indonesia aman untuk dikonsumsi?
Situasi pandemi COVID-19 menuntut setiap orang untuk lebih banyak beraktifitas di rumah guna menekan persebaran virus. Sebagian besar juga mendapatkan kesempatan untuk bekerja dari rumah atau work from home (WFH).
Kemenkes Terbitkan Buku Pedomam Pelayanan Gizi Masa Pandemi
Gizi menduduki peranan yang penting dalam setiap lini kehidupan. Dalama masa pandemi ini, perhatian akan gizi pada masyarakat perlu ditingkatkan. Dalam situasi pandemi COVID-19, banyak protokol yang perlu diikuti agar pelayanan gizi bagi masyarakat berjalan dengan baik dan aman.
Kemenkes baru saja menerbitkan buku pedoman bagi tenaga kesehatan. Buku yang berisi 44 halaman, yang berjudul “Pedoman Pelayanan Gizi Pada Masa Tanggap Darurat Pandemi COVID-19”. Buku ini merupakan upaya untuk meningkatkan mutu gizi (khususnya bagi kelompok rawan), yaitu ibu hamil, bayi, balita dan remaja.
Jumlah Anak Kekurangan Gizi Meningkat Selama Masa Pandemi
Pandemi COVID-19 memberikan dampak besar pada krisis ekonomi. Pada akhirnya, krisis ekonomi mempengaruhi sektor kesehatan. Keluarga miskin yang mengandalkan upah harian sangat kesulitan untuk mendapatkan uang selama pandemi ini. Sehingga, asupan makanan yang cukup dan bergizi sulit untuk dipenuhi. Adanya konflik dan lemahnya sistem kesehatan juga turut memperparah kondisi ini.
Kesehatan tenaga kesehatan (nakes) terkadang luput dari perhatian. Selama ini, perhatian akan kesehatan lebih banyak tercurah pada pasien. Padahal, nakes merupakan golongan yang sangat rentan terinfeksi penyakit. Salah satu permasalahan yang selama ini jarang tersentuh adalah asupan gizi bagi nakes.
Selama ini banyak yang tidak menyadari bahwa membuang makanan memiliki efek negatif yang sangat besar pada bumi. Diperkirakan sekitar sepertiga dari semua makanan yang diproduksi di dunia ini hanya terbuang sia-sia.
Bagaimana New Normal COVID-19 Mempengaruhi Budaya Makan?
Wacana tentang ‘new normal’ kondisi Pandemi COVID-19 sudah banyak diperbincangkan akhir-akhir ini. Tentunya akan sangat banyak perubahan yang muncul di kehidupan sehari-hari, terutama tentang pola makan.
Pandemi COVID-19 telah banyak membawa perubahan di dunia. Sejak munculnya COVID-19, perhatian dan kesadaran masyarakat akan kesehatan sangat meningkat. Akankah pandemi COVID-19 membuat dunia beralih ke alternatif dan praktik makan yang lebih sehat?
Bahaya Overweight dan Obesitas pada Infeksi Covid-19
Selama ini masyarakat sudah banyak yang mengetahui bahwa orang yang terinfeksi COVID-19 yang disertai dengan penyakit penyerta/komorbid (hipertensi, diabetes, dll) atau lansia, memiliki outcome yang lebih buruk.
Sugar -swetened beverages (SSBs) atau minuman manis adalah setiap cairan yang diberi tambahan pemanis dari berbagai jenis gula tambahan seperti gula merah, gula jagung, sirup jagung, dekstrosa, fruktosa, glukosa,
Bagaimana Aturan BPOM terkait Impor Makanan Instan?
dok: cantika.com
Akhir-akhir ini, ketertarikan masyarakat Indonesia pada makanan instan dari luar negeri meningkat pesat seiring meningkatnya ketertarikan masyarakat pada budaya luar negeri. Cara mendapatkan makanan dari luar negeri pun saat ini tergolong mudah. Namun, apakah setiap makanan impor yang masuk ke Indonesia aman untuk dikonsumsi?
Situasi pandemi COVID-19 menuntut setiap orang untuk lebih banyak beraktifitas di rumah guna menekan persebaran virus. Sebagian besar juga mendapatkan kesempatan untuk bekerja dari rumah atau work from home (WFH).
Kemenkes Terbitkan Buku Pedomam Pelayanan Gizi Masa Pandemi
Gizi menduduki peranan yang penting dalam setiap lini kehidupan. Dalama masa pandemi ini, perhatian akan gizi pada masyarakat perlu ditingkatkan. Dalam situasi pandemi COVID-19, banyak protokol yang perlu diikuti agar pelayanan gizi bagi masyarakat berjalan dengan baik dan aman.
Kemenkes baru saja menerbitkan buku pedoman bagi tenaga kesehatan. Buku yang berisi 44 halaman, yang berjudul “Pedoman Pelayanan Gizi Pada Masa Tanggap Darurat Pandemi COVID-19”. Buku ini merupakan upaya untuk meningkatkan mutu gizi (khususnya bagi kelompok rawan), yaitu ibu hamil, bayi, balita dan remaja.
Jumlah Anak Kekurangan Gizi Meningkat Selama Masa Pandemi
Pandemi COVID-19 memberikan dampak besar pada krisis ekonomi. Pada akhirnya, krisis ekonomi mempengaruhi sektor kesehatan. Keluarga miskin yang mengandalkan upah harian sangat kesulitan untuk mendapatkan uang selama pandemi ini. Sehingga, asupan makanan yang cukup dan bergizi sulit untuk dipenuhi. Adanya konflik dan lemahnya sistem kesehatan juga turut memperparah kondisi ini.
Kesehatan tenaga kesehatan (nakes) terkadang luput dari perhatian. Selama ini, perhatian akan kesehatan lebih banyak tercurah pada pasien. Padahal, nakes merupakan golongan yang sangat rentan terinfeksi penyakit. Salah satu permasalahan yang selama ini jarang tersentuh adalah asupan gizi bagi nakes.
Selama ini banyak yang tidak menyadari bahwa membuang makanan memiliki efek negatif yang sangat besar pada bumi. Diperkirakan sekitar sepertiga dari semua makanan yang diproduksi di dunia ini hanya terbuang sia-sia.
Bagaimana New Normal COVID-19 Mempengaruhi Budaya Makan?
Wacana tentang ‘new normal’ kondisi Pandemi COVID-19 sudah banyak diperbincangkan akhir-akhir ini. Tentunya akan sangat banyak perubahan yang muncul di kehidupan sehari-hari, terutama tentang pola makan.
Pandemi COVID-19 telah banyak membawa perubahan di dunia. Sejak munculnya COVID-19, perhatian dan kesadaran masyarakat akan kesehatan sangat meningkat. Akankah pandemi COVID-19 membuat dunia beralih ke alternatif dan praktik makan yang lebih sehat?
Bahaya Overweight dan Obesitas pada Infeksi Covid-19
Selama ini masyarakat sudah banyak yang mengetahui bahwa orang yang terinfeksi COVID-19 yang disertai dengan penyakit penyerta/komorbid (hipertensi, diabetes, dll) atau lansia, memiliki outcome yang lebih buruk.
Sugar -swetened beverages (SSBs) atau minuman manis adalah setiap cairan yang diberi tambahan pemanis dari berbagai jenis gula tambahan seperti gula merah, gula jagung, sirup jagung, dekstrosa, fruktosa, glukosa,
Puasa dibulan ramadhan merupakan suatu kewajiban bagi umat muslim. Menahan lapar dan dahaga dari terbit hingga terbenam matahari perlu dilatih sejak masih kecil. Bagi anak-anak puasa bukanlah ibadah yang wajib. Namun, apabila tidak dilatih sejak kecil maka saat dewasa akan berat menjalaninya. Tidak ada patokan usia minimal bagi anak untuk berlatih menjalankan ibadah puasa.
Prosedur Pengendalian dan Penyimpanan Bahan Makanan Selama COVID-19
Sejauh ini belum ada bukti yang menunjukkan transmisi COVID-19 melalui makanan dan kemasan makanan. Virus Corona tidak dapat tumbuh pada makanan. Namun, seperti virus lain, bahwa ada kemungkinan bahwa virus dapat bertahan di permukaan makanan atau kemasan makanan.
Situasi pandemi COVID-19 menuntut setiap orang untuk lebih banyak beraktifitas di rumah guna menekan persebaran virus. Sebagian besar juga mendapatkan kesempatan untuk bekerja dari rumah atau work from home (WFH).
Kemenkes Terbitkan Buku Pedomam Pelayanan Gizi Masa Pandemi
Gizi menduduki peranan yang penting dalam setiap lini kehidupan. Dalama masa pandemi ini, perhatian akan gizi pada masyarakat perlu ditingkatkan. Dalam situasi pandemi COVID-19, banyak protokol yang perlu diikuti agar pelayanan gizi bagi masyarakat berjalan dengan baik dan aman.
Kemenkes baru saja menerbitkan buku pedoman bagi tenaga kesehatan. Buku yang berisi 44 halaman, yang berjudul “Pedoman Pelayanan Gizi Pada Masa Tanggap Darurat Pandemi COVID-19”. Buku ini merupakan upaya untuk meningkatkan mutu gizi (khususnya bagi kelompok rawan), yaitu ibu hamil, bayi, balita dan remaja.
Jumlah Anak Kekurangan Gizi Meningkat Selama Masa Pandemi
Pandemi COVID-19 memberikan dampak besar pada krisis ekonomi. Pada akhirnya, krisis ekonomi mempengaruhi sektor kesehatan. Keluarga miskin yang mengandalkan upah harian sangat kesulitan untuk mendapatkan uang selama pandemi ini. Sehingga, asupan makanan yang cukup dan bergizi sulit untuk dipenuhi. Adanya konflik dan lemahnya sistem kesehatan juga turut memperparah kondisi ini.
Kesehatan tenaga kesehatan (nakes) terkadang luput dari perhatian. Selama ini, perhatian akan kesehatan lebih banyak tercurah pada pasien. Padahal, nakes merupakan golongan yang sangat rentan terinfeksi penyakit. Salah satu permasalahan yang selama ini jarang tersentuh adalah asupan gizi bagi nakes.
Selama ini banyak yang tidak menyadari bahwa membuang makanan memiliki efek negatif yang sangat besar pada bumi. Diperkirakan sekitar sepertiga dari semua makanan yang diproduksi di dunia ini hanya terbuang sia-sia.
Bagaimana New Normal COVID-19 Mempengaruhi Budaya Makan?
Wacana tentang ‘new normal’ kondisi Pandemi COVID-19 sudah banyak diperbincangkan akhir-akhir ini. Tentunya akan sangat banyak perubahan yang muncul di kehidupan sehari-hari, terutama tentang pola makan.
Pandemi COVID-19 telah banyak membawa perubahan di dunia. Sejak munculnya COVID-19, perhatian dan kesadaran masyarakat akan kesehatan sangat meningkat. Akankah pandemi COVID-19 membuat dunia beralih ke alternatif dan praktik makan yang lebih sehat?
Bahaya Overweight dan Obesitas pada Infeksi Covid-19
Selama ini masyarakat sudah banyak yang mengetahui bahwa orang yang terinfeksi COVID-19 yang disertai dengan penyakit penyerta/komorbid (hipertensi, diabetes, dll) atau lansia, memiliki outcome yang lebih buruk.
Sugar -swetened beverages (SSBs) atau minuman manis adalah setiap cairan yang diberi tambahan pemanis dari berbagai jenis gula tambahan seperti gula merah, gula jagung, sirup jagung, dekstrosa, fruktosa, glukosa,
Puasa dibulan ramadhan merupakan suatu kewajiban bagi umat muslim. Menahan lapar dan dahaga dari terbit hingga terbenam matahari perlu dilatih sejak masih kecil. Bagi anak-anak puasa bukanlah ibadah yang wajib. Namun, apabila tidak dilatih sejak kecil maka saat dewasa akan berat menjalaninya. Tidak ada patokan usia minimal bagi anak untuk berlatih menjalankan ibadah puasa.
Prosedur Pengendalian dan Penyimpanan Bahan Makanan Selama COVID-19
Sejauh ini belum ada bukti yang menunjukkan transmisi COVID-19 melalui makanan dan kemasan makanan. Virus Corona tidak dapat tumbuh pada makanan. Namun, seperti virus lain, bahwa ada kemungkinan bahwa virus dapat bertahan di permukaan makanan atau kemasan makanan.
Berbelanja selama Pandemi COVID-19 bisa menjadi salah satu media refreshing bagi banyak orang yang harus bekerja dari rumah/work from home (WFH). Namun, belanja harus hati-hati karena bisa menjadi salah satu media penularan COVID-19.
Jumlah Anak Kekurangan Gizi Meningkat Selama Masa Pandemi
Pandemi COVID-19 memberikan dampak besar pada krisis ekonomi. Pada akhirnya, krisis ekonomi mempengaruhi sektor kesehatan. Keluarga miskin yang mengandalkan upah harian sangat kesulitan untuk mendapatkan uang selama pandemi ini. Sehingga, asupan makanan yang cukup dan bergizi sulit untuk dipenuhi. Adanya konflik dan lemahnya sistem kesehatan juga turut memperparah kondisi ini.
Kesehatan tenaga kesehatan (nakes) terkadang luput dari perhatian. Selama ini, perhatian akan kesehatan lebih banyak tercurah pada pasien. Padahal, nakes merupakan golongan yang sangat rentan terinfeksi penyakit. Salah satu permasalahan yang selama ini jarang tersentuh adalah asupan gizi bagi nakes.
Selama ini banyak yang tidak menyadari bahwa membuang makanan memiliki efek negatif yang sangat besar pada bumi. Diperkirakan sekitar sepertiga dari semua makanan yang diproduksi di dunia ini hanya terbuang sia-sia.
Bagaimana New Normal COVID-19 Mempengaruhi Budaya Makan?
Wacana tentang ‘new normal’ kondisi Pandemi COVID-19 sudah banyak diperbincangkan akhir-akhir ini. Tentunya akan sangat banyak perubahan yang muncul di kehidupan sehari-hari, terutama tentang pola makan.
Pandemi COVID-19 telah banyak membawa perubahan di dunia. Sejak munculnya COVID-19, perhatian dan kesadaran masyarakat akan kesehatan sangat meningkat. Akankah pandemi COVID-19 membuat dunia beralih ke alternatif dan praktik makan yang lebih sehat?
Bahaya Overweight dan Obesitas pada Infeksi Covid-19
Selama ini masyarakat sudah banyak yang mengetahui bahwa orang yang terinfeksi COVID-19 yang disertai dengan penyakit penyerta/komorbid (hipertensi, diabetes, dll) atau lansia, memiliki outcome yang lebih buruk.
Sugar -swetened beverages (SSBs) atau minuman manis adalah setiap cairan yang diberi tambahan pemanis dari berbagai jenis gula tambahan seperti gula merah, gula jagung, sirup jagung, dekstrosa, fruktosa, glukosa,
Puasa dibulan ramadhan merupakan suatu kewajiban bagi umat muslim. Menahan lapar dan dahaga dari terbit hingga terbenam matahari perlu dilatih sejak masih kecil. Bagi anak-anak puasa bukanlah ibadah yang wajib. Namun, apabila tidak dilatih sejak kecil maka saat dewasa akan berat menjalaninya. Tidak ada patokan usia minimal bagi anak untuk berlatih menjalankan ibadah puasa.
Prosedur Pengendalian dan Penyimpanan Bahan Makanan Selama COVID-19
Sejauh ini belum ada bukti yang menunjukkan transmisi COVID-19 melalui makanan dan kemasan makanan. Virus Corona tidak dapat tumbuh pada makanan. Namun, seperti virus lain, bahwa ada kemungkinan bahwa virus dapat bertahan di permukaan makanan atau kemasan makanan.
Berbelanja selama Pandemi COVID-19 bisa menjadi salah satu media refreshing bagi banyak orang yang harus bekerja dari rumah/work from home (WFH). Namun, belanja harus hati-hati karena bisa menjadi salah satu media penularan COVID-19.
Bagaimana Makan yang Baik untuk Mencegah Infeksi Virus Covid-19?
Bulan April ini, Indonesia memasuki bulan kedua wabah COVID-19. Berbagai upaya dilakukan masyarakat untuk melindungi dirinya agar tidak terinfeksi virus COVID-19. Pengaturan pola makan menjadi sangat penting karena gizi memiliki hubungan yang sangat kuat terhadap infeksi.
Dalam setiap edukasi pencegahan COVID-19, salah satu himbauan yang selalu muncul di masyarakat adalah makan makanan bergizi untuk melindungi tubuh dari infeksi. Telah banyak riset yang menunjukkan bahwa makanan dapat meningkatkan sistem imun.
Selama ini banyak yang tidak menyadari bahwa membuang makanan memiliki efek negatif yang sangat besar pada bumi. Diperkirakan sekitar sepertiga dari semua makanan yang diproduksi di dunia ini hanya terbuang sia-sia. Banyaknya makanan yang terbuang tersebut terdiri buah-buahan, sayur-sayuran, daging, susu, seafood, dan biji-bijian yang berjumlah kurang lebih 1,3 milyar ton.
Bagaimana New Normal COVID-19 Mempengaruhi Budaya Makan?
Wacana tentang ‘new normal’ kondisi Pandemi COVID-19 sudah banyak diperbincangkan akhir-akhir ini. Tentunya akan sangat banyak perubahan yang muncul di kehidupan sehari-hari, terutama tentang pola makan. Adanya kenormalan hidup yang baru terkait pola makan, akan mengubah budaya makan di masyarakat.
Pandemi COVID-19 telah banyak membawa perubahan di dunia. Sejak munculnya COVID-19, perhatian dan kesadaran masyarakat akan kesehatan sangat meningkat. Akankah pandemi COVID-19 membuat dunia beralih ke alternatif dan praktik makan yang lebih sehat?
Bahaya Overweight dan Obesitas pada Infeksi Covid-19
Selama ini masyarakat sudah banyak yang mengetahui bahwa orang yang terinfeksi COVID-19 yang disertai dengan penyakit penyerta/komorbid (hipertensi, diabetes, dll) atau lansia, memiliki outcome yang lebih buruk. Namun, banyak masyarakat yang belum mengetahui jika orang dengan overweight dan obesitas (terutama yang berusia dibawah 60 tahun) dengan COVID-19 ternyata lebih beresiko memiliki outcome yang lebih buruk. Data di China menunjukkan bahwa, pasien COVID-19 dengan overweight dan obesitas memiliki prevalensi kamatian lima kali lebih besar. Penelitian lain dari UK menunjukkan bahwa hampir 75% pasien COVID-19 yang memerlukan perawatan intensif adalah pasien dengan overweight dan obesitas.
Sugar -swetened beverages (SSBs) atau minuman manis adalah setiap cairan yang diberi tambahan pemanis dari berbagai jenis gula tambahan seperti gula merah, gula jagung, sirup jagung, dekstrosa, fruktosa, glukosa, sirup jagung tinggi fruktosa, madu, laktosa, sirup malt, maltosa, molase/tetes tebu, gula murni, dan sukrosa. Contohnya antara lain minuman soda biasa (tidak termasuk soda tanpa gula), minuman buah, sport drinks, minuman berenergi, air dengan pemanis, serta kopi dan teh dengan tambahan gula (CDC, 2017).
Puasa dibulan ramadhan merupakan suatu kewajiban bagi umat muslim. Menahan lapar dan dahaga dari terbit hingga terbenam matahari perlu dilatih sejak masih kecil. Bagi anak-anak puasa bukanlah ibadah yang wajib. Namun, apabila tidak dilatih sejak kecil maka saat dewasa akan berat menjalaninya.
Prosedur Pengendalian dan Penyimpanan Bahan Makanan Selama COVID-19
Sejauh ini belum ada bukti yang menunjukkan transmisi COVID-19 melalui makanan dan kemasan makanan. Virus Corona tidak dapat tumbuh pada makanan. Namun, seperti virus lain, bahwa ada kemungkinan bahwa virus dapat bertahan di permukaan makanan atau kemasan makanan.
Berbelanja selama Pandemi COVID-19 bisa menjadi salah satu media refreshing bagi banyak orang yang harus bekerja dari rumah/work from home (WFH). Namun, belanja harus hati-hati karena bisa menjadi salah satu media penularan COVID-19.
Bagaimana Makan yang Baik untuk Mencegah Infeksi Virus Covid-19?
Bulan April ini, Indonesia memasuki bulan kedua wabah COVID-19. Berbagai upaya dilakukan masyarakat untuk melindungi dirinya agar tidak terinfeksi virus COVID-19. Pengaturan pola makan menjadi sangat penting karena gizi memiliki hubungan yang sangat kuat terhadap infeksi.
Dalam setiap edukasi pencegahan COVID-19, salah satu himbauan yang selalu muncul di masyarakat adalah makan makanan bergizi untuk melindungi tubuh dari infeksi. Telah banyak riset yang menunjukkan bahwa makanan dapat meningkatkan sistem imun. Namun, untuk saat ini memang belum ada riset khusus untuk COVID-19.
Masyarakat Indonesia akhir-akhir ini dibajiri dengan informasi tentang upaya peningkatan sistem imun untuk mencegah COVID-19. Pada tulisan sebelumnya, kami telah menyajikan informasi mengenai pengaturan pola makan yang dianjurkan sebagai upaya mencegah penyakit.
Reportase Acara “TEMU PAKAR TENTANG STRATEGI PENANGGULANGAN STUNTING HULU-HILIR SECARA KOMPREHENSIF”
Indonesia Health Care Forum bekerja sama dengan Persatuan Ahli Gizi (PERSAGI) Indonesia dan Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat (IAKMI) dengan dukungan dari Kantor Staf Presiden, Kantor Staf Wakil Presiden, Kementerian Kesehatan, Lintas Sektor terkait, Pakar dari Universitas dan Praktisi / Pemerintah menyelenggarakan temu pakar untuk membahas strategi penanggulangan stunting secara komprehensif pada tanggal 4 Maret 2020. Selama forum berlangsung, para pakar mendiskusikan upaya percepatan penanggulangan stunting yang konkrit dan inovatif dari hulu ke hilir.
Bagaimana New Normal COVID-19 Mempengaruhi Budaya Makan?
Wacana tentang ‘new normal’ kondisi Pandemi COVID-19 sudah banyak diperbincangkan akhir-akhir ini. Tentunya akan sangat banyak perubahan yang muncul di kehidupan sehari-hari, terutama tentang pola makan. Adanya kenormalan hidup yang baru terkait pola makan, akan mengubah budaya makan di masyarakat.
Pandemi COVID-19 telah banyak membawa perubahan di dunia. Sejak munculnya COVID-19, perhatian dan kesadaran masyarakat akan kesehatan sangat meningkat. Akankah pandemi COVID-19 membuat dunia beralih ke alternatif dan praktik makan yang lebih sehat?
Bahaya Overweight dan Obesitas pada Infeksi Covid-19
Selama ini masyarakat sudah banyak yang mengetahui bahwa orang yang terinfeksi COVID-19 yang disertai dengan penyakit penyerta/komorbid (hipertensi, diabetes, dll) atau lansia, memiliki outcome yang lebih buruk. Namun, banyak masyarakat yang belum mengetahui jika orang dengan overweight dan obesitas (terutama yang berusia dibawah 60 tahun) dengan COVID-19 ternyata lebih beresiko memiliki outcome yang lebih buruk. Data di China menunjukkan bahwa, pasien COVID-19 dengan overweight dan obesitas memiliki prevalensi kamatian lima kali lebih besar. Penelitian lain dari UK menunjukkan bahwa hampir 75% pasien COVID-19 yang memerlukan perawatan intensif adalah pasien dengan overweight dan obesitas.
Sugar -swetened beverages (SSBs) atau minuman manis adalah setiap cairan yang diberi tambahan pemanis dari berbagai jenis gula tambahan seperti gula merah, gula jagung, sirup jagung, dekstrosa, fruktosa, glukosa, sirup jagung tinggi fruktosa, madu, laktosa, sirup malt, maltosa, molase/tetes tebu, gula murni, dan sukrosa. Contohnya antara lain minuman soda biasa (tidak termasuk soda tanpa gula), minuman buah, sport drinks, minuman berenergi, air dengan pemanis, serta kopi dan teh dengan tambahan gula (CDC, 2017).
Puasa dibulan ramadhan merupakan suatu kewajiban bagi umat muslim. Menahan lapar dan dahaga dari terbit hingga terbenam matahari perlu dilatih sejak masih kecil. Bagi anak-anak puasa bukanlah ibadah yang wajib. Namun, apabila tidak dilatih sejak kecil maka saat dewasa akan berat menjalaninya.
Prosedur Pengendalian dan Penyimpanan Bahan Makanan Selama COVID-19
Sejauh ini belum ada bukti yang menunjukkan transmisi COVID-19 melalui makanan dan kemasan makanan. Virus Corona tidak dapat tumbuh pada makanan. Namun, seperti virus lain, bahwa ada kemungkinan bahwa virus dapat bertahan di permukaan makanan atau kemasan makanan.
Berbelanja selama Pandemi COVID-19 bisa menjadi salah satu media refreshing bagi banyak orang yang harus bekerja dari rumah/work from home (WFH). Namun, belanja harus hati-hati karena bisa menjadi salah satu media penularan COVID-19.
Bagaimana Makan yang Baik untuk Mencegah Infeksi Virus Covid-19?
Bulan April ini, Indonesia memasuki bulan kedua wabah COVID-19. Berbagai upaya dilakukan masyarakat untuk melindungi dirinya agar tidak terinfeksi virus COVID-19. Pengaturan pola makan menjadi sangat penting karena gizi memiliki hubungan yang sangat kuat terhadap infeksi.
Dalam setiap edukasi pencegahan COVID-19, salah satu himbauan yang selalu muncul di masyarakat adalah makan makanan bergizi untuk melindungi tubuh dari infeksi. Telah banyak riset yang menunjukkan bahwa makanan dapat meningkatkan sistem imun. Namun, untuk saat ini memang belum ada riset khusus untuk COVID-19.
Masyarakat Indonesia akhir-akhir ini dibajiri dengan informasi tentang upaya peningkatan sistem imun untuk mencegah COVID-19. Pada tulisan sebelumnya, kami telah menyajikan informasi mengenai pengaturan pola makan yang dianjurkan sebagai upaya mencegah penyakit.
Reportase Acara “TEMU PAKAR TENTANG STRATEGI PENANGGULANGAN STUNTING HULU-HILIR SECARA KOMPREHENSIF”
Indonesia Health Care Forum bekerja sama dengan Persatuan Ahli Gizi (PERSAGI) Indonesia dan Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat (IAKMI) dengan dukungan dari Kantor Staf Presiden, Kantor Staf Wakil Presiden, Kementerian Kesehatan, Lintas Sektor terkait, Pakar dari Universitas dan Praktisi / Pemerintah menyelenggarakan temu pakar untuk membahas strategi penanggulangan stunting secara komprehensif pada tanggal 4 Maret 2020. Selama forum berlangsung, para pakar mendiskusikan upaya percepatan penanggulangan stunting yang konkrit dan inovatif dari hulu ke hilir.
WEBINAR: Peningkatan Prestasi Atlit melalui Dukungan Asuhan Gizi di Indonesia
Kamis, 12 Maret 2020
Pembinaan atlet muda Indonesia sejak dini mulai dari pemantauan status gizi, komposisi tubuh, hingga penanaman pola diet seimbang sesuai kebutuhan adalah investasi jangka panjang untuk menunjang prestasi atlet. Namun kenyataannya terdapat beberapa permasalahan seputar gizi yang dihadapi atlet. Prevalensi stunting pada atlet gimnastik di SKO Jakarta sebesar 31% sedangkan 8% lainnya masuk dalam kategori sangat pendek. Permasalahan lainnya yaitu 90% atlet basket di SKO Jakarta mengalami pemenuhan kebutuhan energi, protein, dan karbohidrat yang kurang. Kondisi-kondisi tersebut merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi atlet.