Secular Trend untuk Penilaian Kualitas Sumber Daya Manusia
Pada Webinar Public Health Nutrition minggu lalu, ahli senior di bidang gizi kesehatan masyarakat (Ibu Atmarita, Dr.PH) membahas tentang hal yang cukup menarik, yaitu secular trends. Secular trends merupakan tren jangka panjang dengan melakukan pemantauan tingkat pertumbuhan fisik (tinggi badan). Pemantauan pertumbuhan fisik dapat dievaluasi dengan melihat capaian tinggi badan pada anak (saat dewasa) dibandingkan dengan orang tuanya.
Setiap negara telah mengalami pertumbuhan tinggi badan dengan caranya dan waktunya masing-masing. Saat ini, Belanda merupakan negara dengan tinggi badan tertinggi dan diperkirakan tidak lagi mengalami penambahan tinggi badan. Secular trend dipengaruhi oleh banyak faktor yang kompleks, namun yang paling utama adalah kondisi sosial ekonomi.
Penduduk Indonesia relatif lebih pendek dibandingkan dengan tinggi badan rata-rata orang di seluruh dunia, bahkan dibandingkan dengan negara di Asia Tenggara. Moelyo, dkk (2022), melakukan penelitian menarik di Indonesia yang berjudul “Secular trends in Javanese adult height: the roles of environment and educational attainment”. Peneliti menganalisis secular trends tinggi badan dewasa yang tinggal di Jawa dan lahir antara tahun 1953 dan 1995. Penelitian yang terkait secular trends tersebut memilih responden yang tinggal di Pulau Jawa dengan mempertimbangkan beberapa hal, diantaranya: Pulau Jawa adalah pulau terbesar di Indonesia, memiliki beberapa kota dengan penduduk padat, memiliki wilayah metropolitan dengan koneksi internasional, lebih dari 50% penduduk Indonesia tinggal di Pulau Jawa. Peneliti juga menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi badan, antara lain area tempat tinggal, pengeluaran rumah tangga untuk makanan (sebagai penilaian sosial ekonomi), status gizi dan tingkat pendidikan. Hasil riset menunjukkan bahwa tinggal di perkotaan (terutama di kota besar) hampir selalu memiliki tubuh yang lebih tinggi dibandingkan yang tinggal di pedesaan. Dari data regresi linear, diperoleh formula tinggi badan. Dari formula tinggi badan tersebut, diketahui secular trend tinggi badan laki-laki meningkat 0.6 cm dan perempuan 0.5 cm setiap dekade. Secular trend tinggi badan berdasarkan tempat tinggal (area pedesaan, kota kecil, kota besar) pada laki-laki sebesar 0.8 cm, 0.4 cm, dan 0.5 cm setiap dekade; pada perempuan sebesar 0.6 cm, 0.2 cm, dan 0.6 cm. Namun dari data tinggi badan final, orang yang tinggal di kota besar memiliki tinggi badan final yang lebih dibandingkan kota kecil dan di pedesaan. Tinggi badan final pada orang yang tinggal di kota besar, kota kecil dan di pedesaan paling banyak dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dibandingkan dengan faktor lain (ekonomi, secular trend/tahun lahir, status gizi/obesitas). Orang dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi memiliki penghidupan yang lebih baik.
Secara keseluruhan secular trend dalam hal tinggi badan pada laki-laki lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan, salah satu peran dari sexual dysmorphism. Setiap ras memiliki secular trend yang berbeda karena faktor genetik merupakan determinan yang mempengaruhi tinggi badan. Namun, faktor lingkungan dapat lebih berpengaruh dibandingkan genetik. Tinggi badan rata-rata untuk laki-laki di Jawa adalah 162.8 cm dan perempuan 153.3 cm, lebih tinggi dibandingkan tinggi badan rata-rata orang Indonesia (Moelyo dkk, 2022). Nampaknya hasil berbeda teramati untuk obesitas pada laki-laki. Kelemahan dari riset ini adalah proporsi responden yang tidak sebanding antara penduduk kota besar dan pedesaan meskipun data sudah terdistribusi normal.
Di Indonesia, secular trend saat ini masih belum tercapai (dibandingkan tinggi badan ideal). Cerminan anak Indonesia tahun 2007-2019 dari Analisis Data Survei Nasional Indonesia menunjukkan bahwa berat bayi lahir rendah (BBLR) dan panjang bayi lahir rendah (PBLR) masih tinggi. Riset ini juga dapat menjadi pertimbangan untuk program peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Ditulis oleh: Lisa Rosyda & Digna N Purwaningrum
Sumber bacaan:
Moelyo, A. G., Sitaresmi, M. N., & Julia, M. (2022). Secular trends in Javanese adult height: the roles of environment and educational attainment. BMC public health, 22(1), 712. https://doi.org/10.1186/s12889-022-13144-6