Resume Materi dalam Fornas JKKI XIII Topik Kedua Pembicara Kelima
‘Approaches to Obesity Prevention and Management Across the Life Cycle’
Pembicara kelima kegiatan Forum Nasional XIII Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia (JKKI) topik kedua memaparkan materi yang berjudul materi ‘Approaches to Obesity Prevention and Management Across the Life Cycle’. Materi ini disampaikan oleh ibu Dr. Saipin Chotivichien selaku Director of Bureau of Nutrition, Department of Health, Thailand.
Pembicara terakhir, Ibu Saipin dari Thailand memaparkan program yang dilakukan Thailand dalam menanggulangi obesitas. Materi yang beliau sampaikan terbagi dalam kondisi status gizi di Thailand, pencegahan dan pengendalian obesitas di Thailand, serta tantangan dan peluang.
Dipaparkan grafik data beberapa tahun status gizi anak balita, usia sekolah dan dewasa bahwa terjadi peningkatan untuk kasus overweight dan obesitas di Thailand. Dari segi perilaku makan yang berkaitan dengan obesitas, terdapat penurunan konsumsi soft drink dan fast food dalam tiga tahun, namun data terakhir menunjukkan bahwa 1 dari 3 anak sekolah masih mengkonsumsi soft drink dan fast food. Aktivitas fisik juga mengalami penurunan yang drastis dengan kejadian pandemi.
Dalam 5 tahun mendatang (2023-2027), Thailand membuat rencana aksi nasional dengan menargetkan semua kelompok umur memiliki status gizi yang baik. Beberapa setting-based intervention yang dapat kita pelajari dari Thailand antara lain:
- Mengupgrade praktek 1000 HPK menjadi 2500 HPK untuk mencegah stunting, wasting dan overweight. Untuk mencapai target, kementerian kesehatan berkolaborasi dengan 6 kementerian lain.
- Beliau memaparkan 4D kesehatan yang digunakan untuk mencapai kesehatan yang baik:
- Development and play: bertujuan agar bisa mendapatkan kegiatan aktifitas fisik yang lebih banyak.
- Diet: bertujuan memberikan asupan yang baik dan melakukan monitoring perkembangan secara reguler.
- Dental: bertujuan menjaga kesehatan gigi dengan memperhatikan gosok gigi dan membatasi makanan manis.
- Disease : mendorong perilaku hidup yang lebih sehat, berawal dari banyaknya penyakit dimasa pandemi.
Beliau menjelaskan terkait kerjasama dengan sektor pendidikan.
- National School Feeding Program di Thailand.
National school lunch program : ditujukan agar sekolah mudah mengatur makanan dan gizi siswa. Pemerintah membantu dalam hal budget.
National school milk program : pemberian susu bagi siswa sekolah setiap hari sejak tahun 1992.
- 1 School 1 Health Teacher for Student
Program 1 anak 1 guru untuk literasi kesehatan siswa. Program ini baru dimulai pada awal 2023. Kegiatannya adalah memberikan bahan pangan dasar, monitor kesehatan, gizi, literasi gizi, dan pemberian makanan sehat. Orang tua juga dilibatkan untuk berkolaborasi dalam memerangi masalah obesitas dengan participatory management of childhood obesity. Sehingga orang tua tidak hanya melihat, namun juga ikut terlibat.
Integrasi dengan masyarakat, keluarga dan anak-anak juga memegang peranan besar. Di Thailand, jika ada anak mengalami gejala obesitas, maka segera dibawa ke fasilitas kesehatan. Sehingga mencegah terjadinya keparahan, anak datang dalam kondisi masih baik. Di sana juga terdapat digital health book yang berisi catatan perawatan yang dilakukan dan perkembangan.
Kebijakan pelabelan gizi sudah dimulai sejak 1998 dengan memberikan logo makanan ‘pilihan yang lebih sehat’ bagi makanan yang lebih sehat. Pajak gula juga sudah berlaku di Thailand. Sehingga produsen terdorong untuk menghasilkan produk yang lebih rendah gula.
Ketersediaan dan promosi makanan tidak sehat juga diupayakan dibatasi oleh pemerintah. Saat ini sedang dilakukan pembuatan draf batasan minuman dan makanan untuk anak. Masih belum berbicara dengan akademisi dan industri untuk memastikan produk mengikuti undang-undang yang sudah ada dan dilakukan secara tepat.
Sektor pendidikan juga berperan dalam program healthy canteen school yang mensyaratkan sanitasi, menu sehat, dan tersedianya buah segar minimal satu. Pemerintah juga mengkampanyekan minuman tidak manis. Dan untuk saat ini terdapat lebih dari 12.000 cafe yang berpartisipasi dalam kampanye. Selanjutnya mendorong semakin banyak cafe dan coffee shop untuk menekan jumlah minuman manis. Thailand telah menciptakan menu makanan sehat yang rendah lemak, rendah gula, rendah garam namun bercita rasa tinggi. Salah satu Inovasi meningkatkan aktivitas fisik di Thailand adalah dengan Kao-Ta-Jai dengan kegiatan step challenge yang mulai digencarkan sejak 2020.
Beberapa tantangan yang dihadapi thailand yang dihadapi antara lain multi-sectoral collaboration, driving (draft) marketing, dan robust sistem monitoring evaluasi. Peluang yang dihadapi antara lain perkembangan teknologi dan integrasi sistem kesehatan.
Jika anda menghendaki materi dan video yang disampaikan oleh Ibu Saipin, silahkan mengakses melalui link berikut. Liputan kegiatan lengkap Fornas JKKI XIII topik kedua dapat diakses melalui link berikut.