Kerawanan Pangan dan Kasus Diabetes
Beberapa hari terakhir, isu ketahanan pangan kembali bergulir. FAO memproyeksikan terjadi kerawanan pangan akut global di tahun 2023. Meskipun pandemi sudah mulai terkendali, namun ada dinamika konflik geopolitik Rusia-Ukraina serta resiko resesi global di tahun 2023. Harga pangan global mengalami kenaikan karena perubahan iklim, dampak perang, serta perang ekspor yang mempengaruhi pasokan supply dan demand pasar global. Buruknya ketahanan pangan ada kaitannya dengan peningkatan kejadian baru penyakit diabetes tipe-2 dan mempengaruhi bagaimana diabetisi dalam mengontrol kesehatannya. Kita tahu bahwa angka diabetes terus meningkat, pada dewasa maupun anak. Kita ingat bahwa peningkatan diabetes pada anak sebanyak 70 kali dalam 13 tahun terakhir.
Kerawanan pangan mempengaruhi kejadian diabetes tipe-2 karena dampaknya pada konsumsi makanan sehat oleh masyarakat. Pengaturan makan sehat semestinya dapat mengontrol kesehatan diabetisi dan mencegah orang terkena diabetes. Namun, ketika kerawanan pangan terjadi dampaknya makanan sehat mengalami kenaikan harga yang terlalu tinggi dan atau kelangkaan bahan makanan. Dengan kondisi tersebut, dampaknya adalah konsumsi makanan sehat yang menurun. Opsi makanan dengan kualitas rendah yang murah dan mudah menjadi pilihan, yaitu makanan yang tinggi gula tambahan, lemak jenuh, dan garam (natrium).
Bahkan pada beberapa orang mungkin hanya dapat membeli makan sehari sekali untuk menghemat biaya makan. Pada diabetisi yang makan dengan frekuensi/jumlah yang kurang juga memunculkan resiko hipoglikemia (rendahnya kadar gula darah) yang berbahaya. Untuk menghemat pengeluaran, diabetisi mungkin juga menunda pengobatan, menggunakan kembali jarum suntik, dan memeriksa gula darah lebih jarang dari yang disarankan. Hal inilah yang memicu kenaikan angka kejadian diabetes dan buruknya kontrol gula darah pada diabetisi. Buruknya kontrol gula darah pada diabetisi meningkatkan resiko komplikasi diabetes, rawat inap, dan kesehatan mental yang buruk.
Penyebab terjadinya kerawanan pangan sangat kompleks. Mayoritas berkaitan dengan determinan sosial dari kesehatan, yaitu rendahnya penghasilan/meningkatnya pengangguran, keterbatasan akses makanan sehat, keterbatasan tempat tinggal yang layak, dan keterbatasan akses pada fasilitas kesehatan. Dengan resiko dampak kerawanan pangan yang sangat besar, berbagai pihak harus mengantisipasi agar dampak kerugiannya bisa diperkecil.
Sumber bacaan:
https://mediakeuangan.kemenkeu.go.id/article/show/g20-jfamm-kolaborasi-atasi-kerawanan-pangan
https://www.cdc.gov/diabetes/library/features/diabetes-and-food-insecurity.htm