Edukasi Gizi Remaja Via Sosial Media
Angka obesitas pada semua kelompok usia di dunia mengalami peningkatan. Salah satu kelompok umur yang memiliki kenaikan angka obesitas yang sangat pesat adalah anak dan remaja. Dalam empat dekade, jumlah kejadian obesitas meningkat dari 11 juta menjadi 124 juta. Tingginya angka obesitas disebabkan oleh banyak faktor, salah satu yang paling mempengaruhi adalah lingkungan. Faktor lingkungan terdiri dari banyak hal, salah satu yang paling besar pengaruhnya adalah sosial media. Sosial media memiliki dampak yang besar bagi kehidupan semua kalangan usia, terutama remaja. Remaja menghabiskan banyak waktunya untuk membuka sosial media. Bahkan durasi penggunaan televisi di kalangan remaja mengalami penurunan. Dengan adanya fenomena lingkungan ini, beberapa kalangan tergerak untuk meneliti kebiasaan makan remaja akibat sosial media. Penelitian yang dilakukan pada tahun 2021 di Flanders, Belgia menunjukkan bahwa sosial media memberikan pengaruh terhadap perilaku makan remaja. Perilaku makan remaja di sosial media dipengaruhi oleh iklan, influencer, dan peer group yang membagikan postingannya.
Dari hasil riset tersebut, penerapan yang dapat diambil adalah terdapat kesempatan bagi tenaga kesehatan untuk lebih intens melakukan edukasi pada remaja melalui sosial media. Sosial media yang paling populer bagi remaja saat ini antara lain: Instagram (fasilitas story, fasilitas reels, melibatkan influencer) dan Tiktok. Saat ini berbagai sektor kesehatan juga sudah banyak muncul ke daring. Kabar baiknya, mulai banyak bermunculan start-up di bidang gizi yang mengedukasi masyarakat melalui postingannya. Banyak pula kompetisi terkait gizi di sosial media. Namun, masih diperlukan usaha lebih untuk mengimbanginya karena saat ini juga sangat banyak bermunculan makanan dan minuman tinggi kalori yang diiklankan di sosal media. Sosial media juga bisa menjadi salah satu media untuk mencari eksistensi diri bagi remaja. Mengunjungi tempat makan yang sedang populer, mengkonsumsi makanan yang sedang trending, kuliner di tempat makan mewah, nongkrong di kafe berkelas, dll bisa menjadi bahan untuk dibagikan di sosial media. Kegiatan tersebut secara tidak langsung mempengaruhi perilaku makan remaja dan teman sosial medianya.
Pemerintah dapat mengambil peran dari kondisi ini untuk membuat kebijakan kesehatan terkait merketing makanan di sosial media. Kebijakan kesehatan yang saat ini sudah diatur secara tegas terkait marketing di sosial media adalah iklan rokok. Semua iklan rokok telah diblokir disosial media atas kerjasama antara kementrian kesehatan dan kominfo.
Sumber bacaan:
Mahendra, Bimo. 2017. Eksistensi sosial remaja dalam instagram (sebuah perspektif komunikasi). Jurnal Visi Komunikasi 16. 1-151-160.
Qutteina, Yara & Hallez, Lotte & Raedschelders, Maxime & Backer, Charlotte & Smits, Tim. (2021). Food for Teens: How Social Media is Associated with Adolescent Eating Outcomes. Public Health Nutrition. 25. 1-31. 10.1017/S1368980021003116.