Reportase Forum Nasional JKKI XI – Subtopik 4B Ketahanan Layanan Gizi (Stunting): Optimalisasi Upaya Penurunan Stunting di Masa Pandemi COVID-19
Pada tanggal 11-26 Oktober 2021 telah terselenggara Forum Nasional JKKI XI dengan tema ‘Resilience Kesehatan pada Era Pandemi melalui Pemanfaatan DaSK, Data Rutin Kesehatan, dan Reformasi Sistem Kesehatan’ yang diselenggarakan oleh Pusat Kebijakan Manajemen Kesehatan Universitas Gadjah Mada (PKMK UGM). Salah satu sub topik dalam forum tersebut adalah ‘Optimalisasi Upaya Penurunan Stunting di Masa Pandemi COVID-19’. Kegiatan dibuka oleh sambutan dari Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc., Ph.D. Beliau menyampaikan tentang kebijakan untuk permasalahan kesehatan prioritas, khususnya terkait situasi pelayanan gizi di Indonesia berdasarkan kegiatan e-monev pemulihan pelayanan gizi dari dampak pandemi COVID-19. Permasalahan dapat diselesaikan dengan evidence based policy dengan penggunaan data survey dan data rutin e-PPGBM yang dikonfirmasi ke pihak Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Kegiatan diisi oleh dua narasumber, yaitu dr. Inti Mujiati, MKM dari Direktorat Gizi Masyarakat (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia) dan Dr. Toto Sudargo, SKM, M.Kes dari Pusat Kesehatan dan Gizi Manusia (PKGM) UGM. Narasumber pertama memaparkan pengaruh pandemi terhadap aspek kesehatan dan gizi. Kondisi pandemi mengakibatkan turunnya akses pelayanan kesehatan dan perubahan pola konsumsi yang dimediasi oleh turunnya pendapatan masyarakat. Sehingga dibutuhan inovasi yang disesuaikan dengan protokol kesehatan dengan penggunakan teknologi digital agar target penurunan angka prevalensi stunting menjadi 14% pada tahun 2024 tercapai. Narasumber kedua memaparkan pengaruh pandemi terhadap bidang pangan dan gizi yang memperparah kejadian stunting. Tantangan yang dihadapi antara lain banyaknya keluarga yang kehilangan pendapatan, pembatasan aktivitas sosial, bantuan sosial dengan kandungan gizi yang rendah (mie instan, krimer kental manis), dan refocusing anggaran pemerintah. Upaya yang telah dilakukan adalah melakukan pendampingan dan memberikan motivasi pada kelompok sasaran, monitoring evaluasi dan meningkatkan promosi kesehatan.
Selanjutnya kegiatan dilanjutkan sesi pembahasan yang dimoderatori oleh Digna Niken Purwaningrum, S.Gz., MPH, Ph.D dengan mengundang Dr. Marudut Sitompul, B.Sc., MPS dari Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI), Dr. (H.C.) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG(K) dari BKKBN, dan Dr. drg. Dewi Marhaeni Diah Herawati, M.Si dari Universitas Padjadjaran. Menurut Dr. Marudut, pemberian bantuan sosial perlu melibatkan tenaga kesehatan untuk memberikan makanan yang sesuai dengan kebutuhan gizi masyarakat. Penanggulangan stunting semestinya diimplementasikan secara terintegrasi agar dapat mencapai 5 pilar percepatan penurunan stunting, memberdayakan masyarakat, serta antisipasi kekurangan di daerah. Menurut Dr. Hasto diperlukan upaya optimalisasi stunting pada pasangan usia subur mengingat tingginya kehamilan tidak diinginkan dan tingginya angka kematian ibu diera pandemi. Dr. Dewi membahas penanganan stunting di Jawa Barat. Beberapa kegiatan inovatif yang dilakukan diantaranya adalah pemantauan pertumbuhan secara door to door, pemberian vitamin A ke ibu atau pengasuh di rumah, serta pemberian berbagai edukasi yang relevan. Selain itu, berbagai rekomendasi kebijakan telah diusulkan untuk berbagai sasaran yang disesuaikan dengan kondisi masing-masing daerah.
Setelah sesi pembahasan, dilakukan sesi diskusi dan presentasi policy brief. Pada kedua kegiatan ini yang perlu digarisbawahi antara lain perlunya deteksi dini kejadian stunting sejak awal kehamilan, penanggulangan stunting yang diselesaikan oleh lintas sektor, serta pendekatan yang dikombinasikan dengan pemanfaatan teknologi digital. Ada pula usulan untuk menempatkan ahli gizi di setiap desa untuk mendukung keberlangsungan program gizi. Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi pemantik bagi berbagai sektor dalam upaya penurunan stunting di masa pandemi.