Program Makan Siang Siswa di Swedia

Belum lama ini sosial media ramai dengan pembahasan kunjungan beberapa pejabat negara ke Negara Swedia untuk meninjau program makan siang gratis bagi siswa. Banyak sekali kontra dibandingkan setuju yang muncul dari masyarakat. Misalnya saja, apakah program makan siang gratis bagi siswa itu sebenarnya benar-benar dibutuhkan dan menjawab permasalahan yang ada di Indonesia? Mengapa harus Negara Swedia yang dituju mengingat kondisi negaranya tidak tampak apple to apple? Apakah harus melakukan kunjungan secara offline mengingat biaya yang dikeluarkan begitu besar? Dan banyak pertanyaan-pertanyaan lain yang menunjukkan kontra. Mari kita kenali sedikit terkait program makan siang siswa di negara Swedia!

Sejarah

Negara Swedia sudah sangat lama menerapkan program makan siang gratis bagi siswa. Program ini dimulai sejak tahun 1940-an. Mungkin karena program yang sudah berjalan lama, Swedia dipilih sebagai negara tujuan. Perjalanan yang dilalui sudah sangat panjang, sehingga banyak proses pembenahan yang dapat dijadikan sebagai media belajar. Banyak riset yang dilakukan untuk melihat efek positif jangka panjang dari segi finansial dan kesehatan siswa yang mengikuti program makan siang.

Pedoman

Seiring dengan berjalannya waktu, Swedia terus berinovasi mengembangkan pedoman pemberian makan siang bagi siswa. Pada 2019, terdapat revisi pedoman yang melibatkan pandangan holistik yang disebut ‘the meal model’, yaitu: 1) rasa, 2) keamanan makanan, 3) kandungan gizi, 4) ramah lingkungan, 5) menyenangkan, 6) terintegrasi sebagai bagian dari pendidikan.

Infrastruktur

Semua sekolah di Swedia memiliki infrastruktur yang memadai dan sangat mendukung program makan siang yang sehat. Diantaranya listrik, air, kamar mandi dan ruang makan khusus. Makan siang siswa dapat disediakan di dapur sekolah karena fasilitas yang lengkap dan memadai dengan standar sebaik dapur sentral.

Pekerjaan yang Dilibatkan

Program pemberian makan siswa di Swedia melibatkan banyak pekerja, diantaranya penata bahan dan pemasak, transportasi, pengemas, pemantau keamanan makanan, pengawas kualitas makanan, petani, dll.

Gizi yang Diperhatikan

Sejak dahulu, kandungan gizi makan siang bagi siswa di Swedia sangat diperhatikan. Ada jumlah protein dan mikronutrien (khususnya vitamin, kalsium, zat besi) yang ditargetkan, kandungan lemak maksimal, serta target kebutuhan kalori siswa. Makanan fortifikasi dan suplementasi mikronutrien dilibatkan dalam prakteknya. Ahli gizi yang terlibat memberikan training kepada para pemasak maupun penjamah makanan agar dapat menghasilkan produk yang dapat mencukupi kebutuhan gizi, menurunkan obesitas, dan fortifikasi/biofortifikasi (susu skim, mikronutrien pada garam, vitamin D dan Iodine).

Namun, perlu diingat bahwa Swedia termasuk dalam deretan atas negara terkaya di dunia. Lalu, bagaimana apabila diterapkan di Indonesia?

Penulis : Lisa Rosyida, S.Gz, RD

Editor : Digna Niken Purwaningrum, S.Gz., MPH, Ph.D

Sumber bacaan:

https://cepr.org/voxeu/columns/swedish-school-lunch-reform-nutrition-and-lifetime-income

https://gcnf.org/wp-content/uploads/2022/02/Sweden_2021_final.pdf

https://nasional.kompas.com/read/2024/05/22/19382501/delegasi-dpr-ri-kunjungi-swedia-terkait-program-makan-siang-gratis?page=all

https://www.livsmedelsverket.se/en/food-habits-health-and-environment/maltider-i-vard-skola-och-omsorg/skola#:~:text=In%20Sweden%20hot%20school%20lunches,being%20and%20ability%20to%20learn.

https://www.schoolfoodmatters.org/news-views/blog/what-are-long-term-benefits-swedens-universal-free-school-meals-scheme

http://www.theslowcook.com/blog/2011/09/26/school-lunch-paradox-in-sweden-just-because-its-free-doesnt-mean-its-good/

Leave a comment

Dampak Covid