TINGKATKAN PERHATIAN PADA FOOD LOSS

Dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan kecil (keluarga) sering terabaikan terkait manajemen bahan makanan yang ada di rumah. Tidak jarang dalam lingkungan rumah sering terjadi pembuangan bahan makanan yang masih mentah. Sampah bahan pangan seperti buah, sayur dan bahan makanan yang masih mentah lainnya yang terbuang begitu saja disebut sebagai ‘food loss’. Dalam lingkungan yang lebih besar, food loss juga mungkin terjadi mulai tahapan sebelum panen, setelah panen, saat penyimpanan, pengemasan dan distribusi.

Hal ini sangat disayangkan sekali, karena dapat berefek bagi masyarakat berupa kesulitan mendapatkan bahan makanan. Ketidak mampuan menyediakan makanan bagi masyarakat tidak hanya disebabkan oleh kurangnya produksi, namun juga karena tingginya kehilangan seperti food loss dan food waste. Selain itu, food loss juga berefek buruk pada lingkungan. Makanan yang terbuang akan menjadi limbah yang turut memperparah pemanasan global.

Food loss di dapat disebabkan oleh banyak hal, diantaranya proses pra-panen tidak mengasilkan mutu seperti yang diminta pasar (pengerikan dan pengeringan yang tidak tepat), problem di kalangan produsen (penyimpanan, penanganan, pengemasan), kurangnya minat konsumen di pasar, permainan harga pasar antara agen dan distributor(harga melonjak tajam), terlalu lama di gudang (makanan basi, berjamur, busuk), buruknya kualitas penyimpanan (umur simpan menjadi pendek), proses pengolahan (resiko tercampur materi lain, kelembaban tinggi), transportasi (kemasan yang buruk), serta kurang bijak dalam mengelola bahan makanan (di kalangan keluarga).

Food loss terjadi di negara maju maupun berkembang, namun masih lebih banyak terjadi di negara berkembang. Berbagai negara di dunia sepakat berupaya mengurangi food loss dan juga food waste untuk mewujudkan Sustainable Food System. Harapan jangka panjang adalah mewujudkan ketahanan pangan dan keamangan pangan, pangan untuk kesehatan dan diet yang sehat, serta efisiensi pemanfaatan sumber daya.

Upaya antisipasi food loss dapat dilakukan dalam berbagai rantai diantaranya dari produsen dan konsumen. Dari produsen perlu memantau iklim dan ketersediaan pasokan air (agar panen lancar), strategi efisiensi, improvement, mitigasi resiko (kegiatan pengeringan, penyimpanan, pengolahan), pegemasana yang standar, transportasi yang aman. Dari segi konsumen, pengelola makanan keluarga (biasanya ibu) merupakan garda terdepan dalam pengurangan food loss. Keluarga perlu merencanakan menu keluarga dengan mempertimbangkan jenis masakan, selera keluarga, kecukupan gizi, dan jumlah makanan.

Sumber bacaan:

https://zerowaste.id/zero-waste-lifestyle/perbedaan-food-loss-dan-food-waste/

https://diskapang.ntbprov.go.id/detailpost/apa-itu-food-losses-dan-food-waste

https://envihsa.fkm.ui.ac.id/2022/05/25/food-loss-food-waste-ketika-makanan-yang-terbuang-menjadi-masalah-bagi-lingkungan/

https://www.fao.org/policy-support/policy-themes/food-loss-food-waste/en/

https://disketapang.bantenprov.go.id/Berita/topic/293

https://ppm-manajemen.ac.id/food-loss-dan-food-waste-dalam-supply-chain-makanan/

Leave a comment

Dampak Covid