Bijak Menggunakan Minyak Goreng
Kenaikan harga minyak goreng yang sangat drastis menjadi isu populer beberapa bulan terakhir di tanah air. Sebagai warga masyarakat, salah satu upaya yang dapat kita lakukan adalah dengan lebih bijak dalam menggunakannya. Bagi kalangan industri, kenaikan harga minyak goreng tentu menjadi tantangan besar karena memberikan efek yang besar pada jalannya perekonomian. Namun, bagi sektor keluarga hal ini dapat disiasati dengan melakukan beberapa upaya mengontrol penggunaannya. Kenaikan harga minyak ini juga dapat menjadi peluang sarana edukasi untuk lebih bijak dalam menggunakan minyak goreng.
Perlu kita ingat kembali bahwa posisi lemak (termasuk minyak goreng) dalam tumpeng gizi berada di ujung paling atas bersama dengan gula dan garam. Hal ini dikarenakan minyak yang termasuk golongan lemak masuk dalam kategori bahan makanan yang berpengaruh besar terhadap efek negatif kesehatan. Salah satu jurnal dari BMJ tahun 2019 yang berjudul ‘Association of fried food consumption with all cause, cardiovascular, and cancer mortality: prospective cohort study’ dapat kita jadikan pelajaran terkait konsumsi minyak untuk dikonsumsi. Penelitian tersebut melibatkan 106.966 responden di Amerika. Dalam riset tersebut, dilakukan asesmen diet untuk memperoleh data total asupan kalori, asupan lemak jenuh, asupan natrium, persentase perolehan energi, serta komponen zat gizi lainnya. Data kematian diperoleh dari sertifikat kematian, rekam medis, laporan otopsi. Data lain yang menjadi pertimbangan adalah usia, ras/etnis, status sosial ekonomi, gaya hidup, penggunaan hormon, status kesehatan, dan indeks masa tubuh. Hasil riset menunjukkan bahwa ada hubungan antara konsumsi lemak pada gorengan dengan resiko semua penyebab kematian. Hasil riset ini cukup menjadi pengingat mengapa penggunaan minyak goreng perlu dibatasi.
Apabila dilihat dari kondisi sosial, masyarakat Indonesia sangat dekat kehidupannya dengan minyak goreng. Hampir setiap makanan yang dikonsumsi menggunakan minyak goreng, baik makanan utama, makanan selingan maupun makanan penyerta seperti kerupuk. Minyak goreng sudah menjadi bagian penting dalam kehidupan. Untuk mengubah polanya dan edukasi tentu tidak mudah. Hal ini merupakan salah satu tantangan besar di bidang public health nutrition. Tingkat kepentingan ini bukan hanya sekedar mengedukasi akan perlunya pembatasan minyak goreng karena harganya yang melangit, namun lebih dari itu yaitu resiko kesehatan jangka panjang.
Sumber bacaan:
https://www.uinjkt.ac.id/gaya-hidup-berminyak-orang-kota/
Sun Y, Liu B, Snetselaar L G, Robinson J G, Wallace R B, Peterson L L et al. Association of fried food consumption with all cause, cardiovascular, and cancer mortality: prospective cohort study BMJ 2019; 364 :k5420 doi:10.1136/bmj.k5420