KEJAR TARGET PENURUNAN STUNTING
Topik permasalahan stunting di Indonesia masih hangat untuk dicarikan solusi. Terlebih setelah diangkatnya topik stunting dalam kegiatan hari gizi nasional (HGN) tahun 2022 pada 25 Januari lalu. Sebanyak 1 dari 4 anak di Indonesia mengalami stunting berdasarkan survey Status Gizi Indonesia 2021, selanjutnya 1 dari 10 anak mengalami gizi kurang. Meskipun di sisi lain obesitas juga mulai menjadi isu yang besar di Indonesia.
Meskpun masih tinggi, angka ini sudah mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan tahun 2019. Dibandingkan negara lain, jumlah stunting di Indonesia masih lebih tinggi dibandingkan dengan negara tetangga diantaranya Vietnam (23%), Malaysia (17%), Thailand (16%). Satu negara yang berada di bawah Indonesia adalah Myanmar, dengan prevalensi stunting sebesar 35%.
Keseriusan pemerintah dalam menaggulangi stunting ditunjukkan dengan ditandatanganinya Peraturan Presiden no. 72 pada tahun 2021 lalu. Perpres ini mengadopsi dari strategi nasional percepatan pencegahan stunting 2018-2024. Perpres dijadikan sebagai dasar hukum untuk melakukan penguatan kerangka substansi intervensi, pendanaan, serta pemantauan dan evaluasi dalam upaya penanggulangan stunting. Yang menjadi perhatian lebih adalah, waktu untuk mencapai target penurunan stunting pada 2024 tinggal dua tahun lagi. Itu berarti sudah tidak banyak waktu tersisa untuk mencapainya.
Bapak Budi Gunadi Sadikin selaku Menteri Kesehatan RI menyampaikan pada saat hari gizi nasional lalu bahwa perlu upaya strategis untuk mengatasi permasalahan gizi dengan dimulai deteksi dini. Deteksi dini dapat dimulai dari tingkat Posyandu agar dapat dipantau pertumbuhan dan perkembangan anak. Beliau menyampaikan dalam acara talkshow hari gizi nasional lalu, ”Penguatan promosi pemberian makanan bayi dan anak mencakup inisiasi menyusui eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan dan sampai dengan 2 tahun. Pemberian makanan pendamping ASI (MP ASI) dengan mengutamakan asupan makanan tinggi protein hewani sejak anak berusia 6 bulan yang mana sangat penting untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak.”
Sumber bacaan:
https://sehatnegeriku.kemkes.go.id