Waspada Obesitas pada Anak
Selain angka obesitas pada dewasa yang terus mengalami peningkatan yang signifikan, obesitas pada anak juga mengalami peningkatan yang memprihatinkan. 41 juta anak dibawah 5 tahun mengalami kelebihan berat badan dan obesitas. Di masyarakat masih banyak ditemui penilaian subjektif bahwa anak kecil yang gemuk lebih menyenangkan karena anak tampak sehat, mau makan dan menggemaskan. Penilaian secara subjektif tersebut mengakibatkan obesitas pada anak tidak tertangani dengan cepat. Padahal dari segi kesehatan, anak dengan kelebihan berat badan lebih beresiko mengalami permasalahan kesehatan fisik maupun psikologis. Efek obesitas pada fisik adalah besarnya resiko penyakit tidak menular seperti diabetes, penyakit kardiovaskular, hipertensi, stroke, perlemakan hati, infeksi jamur dan kulit, gangguan sendi, kista ovarium, sesak nafas dan asma yang lebih dini. Secara psikologis, anak dengan obesitas lebih beresiko mengalami depresi karena stigma dan bully akibat bentuk tubuh, bau badan yang kurang sedap, dan kesulitan bergerak lincah.
Obesitas pada anak disebabkan oleh ketidakseimbangan energi yang masuk dan energi yang keluar. Energi masuk yang lebih banyak disimpan dalam bentuk jaringan lemak di seluruh tubuh. Mayoritas obesitas pada anak disebut obesitas primer/nutrisional yang disebabkan oleh kelebihan energi karena asupan makan yang berlebih (terutama makanan tinggi gula dan lemak) dan kurangnya aktivitas fisik. Ada sebagian kecil disebut obesitas sekunder/non-nutrisional (10%) karena kelainan hormon, sindrom atau kerusakan gen.
Dari standar antropometri terdapat revisi rekomendasi resiko obesitas anak. Untuk saat ini orang tua harus mulai lebih waspada ketika anak memiliki berat badan dibanding tinggi badan atau BB/TB lebih dari +1 SD. Sebelumnya status gizi lebih dianggap sebagai masalah ketika BB/TB lebih dari +2 SD. Revisi ini menunjuukan semakin tingginya perhatian dalam memerangi obesitas. Pada level individu, beberapa tanda yang perlu diwaspadai pada anak selain dari data berat badan antara lain: Apakah anak anda dapat bernafas dengan mudah pada aktivias biasa? Apakah anak anda mengeluhkan nyeri sendi (terutama ekstrmitas bawah)? Apakah anak anda tampak terisolasi? Selanjutnya, pada level populasi beberapa hal yang perlu diwaspadai antara lain peningkatan berat badan anak, status gizi ibu, peningkatan berat badan ibu pada saat hamil, status merokok ibu.
Sumber bacaan:
https://blog.orchardhospital.com/3-early-warning-signs-that-could-lead-to-childhood-obesity
https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/sekilas-tentang-obesitas-pada-buah-hati
Kemenkes. 2018. Epidemi obesitas. Diakses di http://p2ptm.kemkes.go.id/