Gizi Cukup Saat Kehamilan Salah Satu Cara Cegah Growth Faltering
Tahapan kehamilan merupakan periode emas yang menjadi salah satu penentu keberhasilan 1000 hari pertama kehidupan (HPK) seorang anak. Periode kehamilan adalah periode kedua terpenting setelah masa prakonsepsi. Pentingnya gizi pada masa prakonsepsi telah dijelaskan dalam artikel sebelumnya. Pada masa kehamilan, kecukupan gizi memegang peranan yang besar karena masa ini merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan manusia yang paling pesat dibandingkan masa yang lain. Kegagalan pada masa ini dapat memberikan efek jangka panjang berupa growth faltering atau gagal tumbuh.
Status gizi ibu hamil dan kecukupan asupan gizi yang baik merupakan kunci untuk melahirkan bayi yang sehat. Untuk melakukan pemantauan status gizi, upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memantau berat badan dan lingkar lengan atas (LLA). Status gizi ibu dapat dipantau dengan penambahan berat badan sesuai dengan status gizi dan LLA minimal 23,5 cm. Ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi dapat membahayakan kesehatan ibu dan bayi. Resiko dari kekurangan gizi bagi ibu antara lain kematian ibu pada masa perinatal. Resiko bagi anak yaitu berat bayi lahir rendah (BBLR), anak bertubuh pendek (stunting) dan penyakit metabolik saat anak dewasa.
The Lancet Global Health dalam artikelnya ‘Progress on Growth Faltering’ juga mengungkapkan bahwa penanggulangan malnutrisi anak adalah salah satu kunci dalam pencapaian SDG’s. Program besar yang dapat diupayakan salah satunya adalah akses antenatal care yang lebih mudah, skrining dan penanggulangan malnutrisi. Studi yang dilakukan di Nabwera dari tahun 1976-2012 menunjukkan prevalensi stunting menurun dari 57,1% menjadi 30,0%. Intervensi yang dilakukan salah satunya berupa intervensi gizi, baik makro (pemenuhan energi, protein) maupun mikro (vitamin A, zink dan mikronutrien lain).
Kondisi stunting di Indonesia masih tinggi dan perlu untuk terus mendapatkan dukungan, khususnya pada perhatian kesehatan di bidang gizi pada ibu hamil. Kegiatan intervensi gizi spesifik dalam penanggulangan stunting di Indonesia pada ibu hamil dalam strategi nasional percepatan pencegahan stunting yang dilakukan pemerintah untuk saat ini berupa pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil kurang energi kronik (KEK) dan pemberian suplementasi tablet tambah darah (TTD). Kegiatan intervensi spesifik didukung oleh kegiatan pemberian suplementasi kalsium dan pemeriksaan kehamilan. Untuk mencegah growth faltering, semua sektor harus terlibat dan mendukung dalam pendampingan dan dukungan program khususnya pada dukungan bagi ibu hamil. Setiap orang dapat terlibat dalam upaya pencegahan stunting. Dari lingkungan terkecil yaitu keluarga memiliki peran yang besar, yaitu memantau kecukupan gizi bagi ibu hamil dan perkembangan janin dalam keluarga tersebut.
Sumber bacaan:
BKKBN. 2021. Cegah stunting dimulai dari masa kehamilan. Diakses di http://ntb.bkkbn.go.id/?p=1995.
Crane, RJ. 2017. Progress on groth faltering. The Lancet Global Health, Volume 5, Issue 2. https://doi.org/10.1016/S2214-109X(16)30357-6.
Kementrian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan. 2018. Strategi Nasional Percepatan pencegahan anak kerdil (stunting). Diakses di https://stunting.go.id/?smd_process_download=1&download_id=4735 .