UPAYA PENURUNAN STUNTING MELALUI KECUKUPAN GIZI PRA-KONSEPSI

Kesehatan anak tidak hanya dipengaruhi oleh asupan gizi selama 1000 hari pertama kehidupan (HPK).  Periode penting sebelum periode 1000 HPK adalah periode prakonsepsi. Asupan gizi ibu sebelum anak ada di dalam rahim memberikan pengaruh yang besar bagi kesehatan anak. Teori Barker mengungkapkan bahwa kondisi yang buruk saat dalam kandungan dianggap seperti membunuh anak secara perlahan (fetal origin hypothesis). Pertanyaan yang muncul adalah ‘bagaimana cara menyelamatkan 1000 HPK tanpa intervensi gizi prakonsepsi?’

Periode prakonsepsi merupakan periode kritis karena mempengaruhi pembentukan organ janin. Seseorang tidak tahu kapan akan hamil, sehingga disinilah pentingnya gizi sebelum hamil. Ibu yang sehat dan asupan gizinya terpenuhi sebelum hamil, memiliki peluang yang lebih besar melahirkan anak-anak yang sehat. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa status gizi ibu sebelum hamil berhubungan dengan berat badan lahir bayi. Ibu yang mengalami kekurangan gizi makro maupun mikro meningkatkan resiko kelahiran bayi prematur dan hambatan pertumbuhan janin dalam uterus/intra uterine growth restriction (IUGR), pre-eklampsia, dan cacat bawaan. Selanjutnya, bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) memiliki resiko mengalami stunting sejak lahir atau neonatal stunting. Dampak stunting cukup panjang, yaitu resiko penyakit kronik ketika dewasa.

Apabila seorang ibu memiliki tubuh yang pendek, maka anak akan memiliki resiko stunting yang lebih tinggi. Apabila ibu dengan berat badan yang pendek juga mengalami kekurangan gizi, maka resiko stunting menjadi semakin tinggi. Intervensi gizi prakonsepsi merupakan salah satu upaya penting yang dapat dilakukan untuk memutus fenomena siklus malnutrisi antar generasi. Pengaturan pola makan dan gaya hidup sangat penting guna mencapai kecukupan zat gizi makro dan mikro serta kesehatan secara keseluruhan bagi ibu dan anak.

Salah satu indikator kecukupan zat gizi makro dapat dilihat dari status gizi ibu yang dilihat dari indeks masa tubuh (IMT) dan lingkar lengan atas (LLA). Status gizi yang baik harus diupayakan sejak sebelum hamil. Pentingnya zat gizi mikro dikuatkan dari hasil dari systematic review yang dilakukan Lassi et al yang menunjukkan bahwa pemberian suplementasi asam folat berhasil menurunkan kejadian neural tube defect, dan suplementasi besi dapat menurunkan kejadian anemia. Selain kedua zat gizi mikro utama tersebut, penting untuk memenuhi kebutuhan zat gizi mikro lainnya dari makanan sehat yang cukup dan beragam.

Pemerintah saat ini mulai memberikan perhatian dalam gizi prakonsepsi dengan memberikan perhatian pada remaja dan calon pengantin (caten). Suplementasi mikronutrien berupa tablet tambah darah sudah mulai diberikan bagi remaja putri. Bagi calon pengantin, di beberapa daerah sudah diwajibkan memperoleh edukasi gizi di layanan primer. Kedepan diharapkan perhatian akan pentingnya gizi prakonsepsi akan semakin meningkat di semua daerah. Dan bagi yang bermasalah, mendapatkan intervensi spesifik untuk segera diatasi.

Sumber bacaan:

Judith Stephenson, et al. Before the beginning: nutrition and lifestyle in the preconception period and its importance for future health, The Lancet, Volume 391, Issue 10132, 2018, Pages 1830-1841, ISSN 0140-6736, https://doi.org/10.1016/S0140-6736(18)30311-8.

Kemenkes. 2020. Pedoman pemberian tablet tambah darah (TTD) bagi remaja putri pada masa pandemi covid-19. Diakses di http://appx.alus.co/direktoratgiziweb/katalog/ttd-rematri-ok2.pdf.

Lassi, et al. Intervention on Maternal Nutrition Status and Birth Outcomes in Low- and Middle-Income Countries: A Systematic Review. Nutrients 202012(3), 606; https://doi.org/10.3390/nu12030606.

Sumarmi, MS. (2019). Gizi prakonsepsi:mencegah stunting seak menjadi calon pengantin. Pidato pengukuhan jabatan guru besar pada FK Unair, 14 Desember 2019. Surabaya.

Leave a comment

Dampak Covid