Reportase Webinar:
Kemitraan Multisektoral untuk Penurunan Stunting di Indonesia
Rabu, 21 Oktober 2020
14.00 – 16.00 WIB
Pembicara:
Dr. Riskiyana Putra – Direktur Promosi Kesehatan, Kemenkes RI
Dr. dr. Brian Sriprahastuti – Tenaga Ahli Utama Deputi III, Kantor Staf Presiden
Ait-Allah Mejri – Presiden Direktur Roche Indonesia
Jessica Arawinda – Deputi Direktur 1000 Days Fund
Pembahas:
Pungkas Bahjuri Ali, STP, MS, Ph.D – Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat, Kementerian PPN/Bappenas
Prof. dr. Purnawan Junadi, MPH, Ph.D – Guru Besar FKM UI dan Tim Ahli Evaluasi TP2AK
Moderator: Mark Fiorello – Deputi Direktur Asia Philanthropy Circle
Pengantar: Lucia Erniawati – Roche Indonesia
Webinar “Kemitraan Multisektoral untuk Penurunan Stunting di Indonesia” dibuka oleh Mark Fiorello sebagai moderator dengan menampilkan video upaya penurunan stunting oleh 1000 Days Fund. Selanjutnya Menteri Kesehatan Dr. dr. Terawan Agus Putranto, Sp. Rad. (K) menyapa peserta melalui video pengantar. Terawan menyampaikan bahwa untuk mencapai target persentase stunting 14% pada 2024, ada empat strategi yang perlu dilakukan, yaitu berfokus pada 10 provinsi dengan angka stunting tertinggi, menyediakan akses pelayanan kesehatan untuk ibu hamil dan balita di puskesmas dan posyandu, meningkatkan aspek promotif dan edukatif bagi ibu hamil di masyarakat, dan menyambung upaya penurunan stunting dengan program perlindungan sosial.
Menanggapi target penurunan stunting menjadi 14% pada 2024, Prof. dr. Purnawan Junadi, MPH, Ph.D, guru besar FKM UI dan tim ahli evaluasi TP2AK menyatakan bahwa untuk mencapai angka tersebut, reduction rate tahunan harus di atas 3% yang mana sangat tinggi dibandingkan reduction rate saat ini yaitu 1,5% saja per tahun. Jika menggunakan skema optimis, mencapai angka stunting 14% pada2024 mungkin bisa terjadi karena beberapa negara berkembang bahkan bisa mencapai penurunan 8% per tahun. Hal yang mereka lakukan secara umum sama dengan yang sudah dilakukan di Indonesia. Hanya saja kita perlu melakukan program intervensi dengan benar. Menangani stunting bukan berarti berfokus pada balita saja. Pencegahan stunting harus dimulai sebelum hamil, seperti menangani anemia pada remaja. Mengobati anemia dengan 90 tablet saja tidak cukup. Itu sama saja dengan mengobati masalah kronis dengan cara instan.
Dr. Riskiana Putra selaku direktur promosi kesehatan kemenkes menekankan pentingnya sinergitas multi aktor dalam upaya penurunan stunting. Tantangan konvergensi stunting adalah penerapannya di Indonesia dengan keberagaman budayanya di masing – masing wilayah. Melawan stunting sama dengan melawan masa depan yang suram sehingga sangat penting untuk menggandeng berbagai stakeholder dalam upaya ini.
Selain penurunan stunting yang multisektoral, pendekatannya juga perlu multi pihak. Hal ini ditekankan oleh Pungkas Bahjuri Ali, STP, MS, Ph.D selaku direktur kesehatan dan gizi masyarakat, kementerian PPN/Bappenas. Salah satu tantangan intervensi stunting adalah bagaimana menajamkan program yang sudah ada, seperti growth monitoring maupun PMT. Kita perlu mengevaluasi apakah intervensi – intervensi di lapangan sudah sesuai, dan hal apa yang bisa kita lakukan untuk menajamkan program tersebut.
Dr. dr. Brian Sriprahastuti selaku tenaga ahli utama deputi III, Kantor Staf Presiden merunutkan bahwa tantangan kerjasama saat ini adalah bagaimana pemerintah mengatur stakeholders dengan bijaksana dan tepat. Poin yang perlu diperhatikan adalah visi dan misi organisasi, preference wilayah intervensi, keberlanjutan program, dan cara scaling-up dan integrasi program NGO dalam strategi nasional. Menurut Brian pemerintah perlu meregulasi pihak swasta namun tidak memberi arahan terlalu ketat supaya ada ruang inovasi untuk memberi warna di luar dari business as usual, karena jika tidak, target penurunan stunting yang besar itu tidak akan terjadi.
Presiden Direktur Roche Indonesia, dr. Ait-Allah Mejri menambahkan bahwa upaya penurunan stunting adalah tanggung jawab moral bersama karena dampak stunting yang besar hingga mengancam perkembangan ekonomi bangsa dan mengancam kualitas generasi. Sektor swasta perlu berkontribusi namun upaya sektor ini harus sejalan dengan program dan upaya penurunan stunting yang sudah ada.
Intervensi stunting seperti menggambar harimau bersama – sama, ada yang menggambar kepala, ada yang menggambar badan, dan lainnya, begitu disampaikan Jessica Arawinda selaku Deputi Direktur 1000 Days Fund. Dalam penurunan stunting, 1000 Days bergerak di bidang komunikasi, media, dan tools. Hari ini juga merupakan momen penting yaitu peluncuran Stunting Center of Excellence di Manggarai Barat, NTT. Harapannya LSM bisa berintegrasi bersama pemerintah dalam upaya penurunan stunting.
Beberapa poin penting yang didiskusikan adalah intervensi juga perlu berfokus pada penguatan posyandu dan kapasitas komunikasi serta konseling kader posyandu. Kita perlu wadah untuk bisa membagikan best practices penurunan stunting dari berbagai wilayah dan organisasi. Intervensi stunting juga perlu dilakukan secara kontekstual, tidak bisa menerapkan one program fits all. Evaluasi program juga sangat penting dilakukan untuk melihat apakah output yang dilakukan selaras dengan outcome yaitu penurunan stunting.
Reporter: Nike Frans