Bagaimana New Normal COVID-19 Mempengaruhi Budaya Makan?
Wacana tentang ‘new normal’ kondisi Pandemi COVID-19 sudah banyak diperbincangkan akhir-akhir ini. Tentunya akan sangat banyak perubahan yang muncul di kehidupan sehari-hari, terutama tentang pola makan. Adanya kenormalan hidup yang baru terkait pola makan, akan mengubah budaya makan di masyarakat.
Komal Bhatia (Postdoctoral Research Fellow in Adolescent Health at the UCL Institute for Global Health) yang merupakan seorang epidemiolog gizi, menyampaikan opininya terkait kondisi yang mungkin akan terjadi setelah pandemi COVID-19 dari perspektif antropologi. Gizi merupakan jalur yang menghubungkan antara makanan dan kesehatan. Makanan berkaitan dengan setiap aspek kehidupan manusia, diantaranya budaya, jenis kelamin, pekerjaan fisik, pendidikan, dan lingkungan. Pada akhirnya, akan mempengaruhi kesehatan secara personal maupun populasi.
Kondisi pandemi COVID-19 menjadikan banyak orang hanya berhubungan langsung dengan sedikit orang, yaitu keluarga dan orang-orang tertentu dalam kurun waktu beberapa bulan. Banyak dari kita telah beralih ke teknologi dalam bidang makanan. Banyak dari kita yang makan bersama dengan bantuan teknologi karena berada di tempat berbeda. Banyak pula yang saling berbagi resep masakan. Orang dengan kondisi sumber daya yang lebih banyak, mungkin akan melalui kondisi ini dengan lebih baik.
Beberapa pertanyaan besar yang muncul dalam pikiran Komal Bhatia sebagai seorang peneliti terkait hubungan makanan dan kesehatan antara lain:
- Akankah pandemi mengubah pemahaman pribadi dan budaya kita tentang ‘berbagi makanan’ secara virtual setara dengan berbagi secara fisik?
- Akankah prevalensi obesitas meningkat karena berkurangnya tingkat aktivitas fisik dan seringnya makan (terutama makan sebagai alasan untuk mengatasi stres dan kecemasan di masa pandemi) ?
- Peran apa yang akan dimainkan oleh keluarga dalam pembelajaran dan pengembangan anak-anak dan remaja untuk mengimbangi hilangnya kesempatan makan bersama dengan teman sebaya (sebelum, saat, sesudah sekolah) ?
- Akankah pandemi mengubah atau memperkuat kembali aspek-aspek gender dari pekerjaan rumah tangga dan pekerjaan yang berhubungan dengan makanan?
- Bagaimana orang yang hidup sendiri dapat beradaptasi dengan hilangnya kontak fisik yang erat dengan orang lain pada waktu makan di rumah dan di luar?
- Bagaimana praktik menyusui akan dipengaruhi oleh dampak ekonomi dari pandemi, dukungan menyusui yang terputus di tingkat masyarakat, kebijakan kerja-dari-rumah bagi banyak karyawan, dan kekhawatiran keluarga tentang kemungkinan kekurangan susu formula?
Sumber Bacaan :