Studi Komparasi Beberapa Metode Skrining Penilaian Status Gizi Pada Pasien Dewasa Rawat Inap Rumah Sakit
Skrining gizi perlu dilakukan untuk mengetahui resiko malnutrisi pada pasien rawat inap sehingga dukungan gizi dapat diberikan secra optimal. Alat skrining gizi telah banyak dikembangkan salah satunya di Indonesia, Simple Nutrition Screening Tool (SNST) yang berdasarkan studi sebelumnya memiliki validitas dan reliabilitas baik. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kemampuan SNST dalam emmprediksi malnutrisi bila dibandingkan dengan alat skrining gizi lain pada pasien rawat inap di bangsal yang berbeda.
Tingginya prevalensi malnutrisi pada pasien di rumah sakit menjadi perhatian, baik di negara maju maupun berkembang. Malnutrisi pada pasien menyebabkan imunitas menurun sehingga masa penyembuhan jadi lebih lama, biaya rawat inap meningkat dan secara umum angka morbiditas dan mortalitas meningkat.
Selain menggunakan data antropometri, deteksi resiko malnutrisi dapat dilakukan melalui skrining. Sehingga setiap alat skrining gizi harus memiliki sifat mudah dan cepat digunakan dan diinterpretasikan. Alat skrining yang sudah ada antara lain Nutrition Risk Screening 2002 (NRS-2002), Malnutrition Screening Tools (MST). Sementara di Indonesia, metode skrining gizi yang dikembangkan di Universitas Gadjah Mada (UGM) yang disebut NST-UGM berisi 6 butir pertanyaan untuk mendeteksi risiko malnutrisi. Agar menjadi sumber referensi baru untuk menjadi perbandingan dari penelitian sebelumnya, penelitian mengenai SNST kali ini dilakukan di salah satu rumah sakit umum daerah (RSUD) di Yogyakarta karena dianggap memiliki sebaran kasus yang berbeda dengan pasien di rumah sakit umum pusat, yaitu RSUD Sleman.
Penelitian merupakan studi observasional dengan rancangan cross-sectional yang dilakukan di RSUD Sleman Yogyakarta pada Maret hingga Juli 2014. Subjek penelitian sebanyak 287 pasien dewasa (di atas 18 tahun) baru yang masuk di bangsal bedah, penyakit dalam, dan saraf kelas perawatan II dan III. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode non random quota sampling. Seluruh subjek penelitian diskrining menggunakan kuesioner yang telah dimodifikasi yang merupakan gabungan pertanyaan dalam kuesioner SGA, NRS-2002, MST, MUST, dan SNST. Pengukuran antropometri dilakukan menggunakan timbangan injak digital, metline, dan pita ukur LLA.
Dari hasil didapakan bahwa SNST memiliki validitas tertinggi dibandingkan NRS 2002, MST, dan MUST dengan nilai sensitivitas 99,0%; spesifisitas 84,5%; dan area di bawah kurva ROC 0,917. Perbedaan proporsi malnutrisi berdasarkan SNST antara kelompok berisiko dan tidak berisiko pada ketiga bangsal menunjukkan hasil signifikan (p<0,05); perbedaan proporsi malnutrisi berdasarkan SNST antara kelompok berisiko dan tidak berisiko pada usia dewasa muda, dewasa, dan lansia menunjukkan hasil signifikan (p<0,05); rerata IMT, LLA, dan Hb antara kelompok berisiko dan tidak berisiko menunjukkan hasil signifikan (p<0,05).
Semua alat skrining gizi dapat digunakan untuk memprediksi malnutrisi pada pasien rawat inap rumah sakit tetapi SNST memiliki nilai validitas terbaik sebagai alat skrining gizi dalam memprediksi malnutrisi
Sumber: jurnal.ugm.ac.id