Jumlah Anak Kekurangan Gizi Meningkat Selama Masa Pandemi
Pandemi COVID-19 memberikan dampak besar pada krisis ekonomi. Pada akhirnya, krisis ekonomi mempengaruhi sektor kesehatan. Keluarga miskin yang mengandalkan upah harian sangat kesulitan untuk mendapatkan uang selama pandemi ini. Sehingga, asupan makanan yang cukup dan bergizi sulit untuk dipenuhi. Adanya konflik dan lemahnya sistem kesehatan juga turut memperparah kondisi ini.
Selama pandemi, diperkirakan terjadi penambahan angka malnutrisi akut pada anak di seluruh dunia sebanyak 10 juta anak. The United Nations World Food Programme (WFP) memperkirakan terjadi peningkatan angka malnutrisi sebanyak 20%. Virus sangat mengancam nyawa anak dengan gizi buruk karena imunitas tubuh yang rendah. Selain itu, keluarga juga memiliki resiko yang besar karena asupan gizinya tidak terpenuhi. Kekurangan makanan bergizi mengancam anak dan keluarga miskin.
Sebagai warga dunia, setiap dari kita mempunyai andil dalam mengatasi permasalahan ini. Jika setiap orang tidak peduli, maka kedepan akan terjadi banyak kehilangan nyawa, kesehatan dan produktifitas yang rendah. Konsekuensi buruk tidak hanya berimbas pada anak-anak dalam kurun waktu beberapa bulan, namun bisa mencapai beberapa tahun, bahkan beberapa dekade.
Masyarakat rentan dan terdampak malnutrisi banyak yang membutuhkan makanan khusus untuk mencegah dan menanggulangi malnutrisi. Berawal dari diri sendiri, kita dapat turut berperan dalam melindungi kelompok rentan maupun terdampak dengan mempedulikan lingkungan sekitar. Kita bisa mulai berubat dengan memperhatikan kondisi tetangga atau saudara dekat yang ekonominya terdampak pandemi. Jika tetangga dan saudara sudah berhasil kita bantu, kita bisa berkontribusi dengan memberikan bantuan dengan cara charity champaign atau donasi melalui organisasi penyalur dana yang terpercaya. Dengan langkah ini, kita bisa turut mencegah dan menekan angka malnutrisi dalam skala nasional maupun internasional.
Sumber Bacaan: