Modul 6. Mendisain Policy Brief


Deskripsi

Sebagai sebuah dokumen yang berdiri sendiri (stand-alone), maka policy brief bukan saja harus meyakinkan tetapi juga harus menarik. Ingatlah bahwa policy brief kita bukanlah satu-satunya dokumen yang dibaca oleh target audiens kita. Pengambil kebijakan khususnya memiliki begitu banyak dokumen yang dibaca setiap hari. Oleh karena itu, sama seperti bentuk komunikasi lain, yang penting bukan hanya apa yang disampaikan tetapi caranya hal itu disampaikan. Modul ini akan membahas secara ringkas apa yang dapat kita lakukan dalam menyusun policy brief yang menarik.

 Tujuan

Setelah membaca modul ini, peserta diharapkan dapat:

  1. Mendisain penyajian policy brief secara menarik.
  2. Memfinalisasi draft policy brief.

Sembari kita menulis draft policy brief sesuai petunjuk pada tahap sebelumnya, maka kita perlu pula mempertimbangkan untuk mendisain agar penyajian policy brief kita lebih menarik.

Pertama, perhatikan judul yang kita tulis. Ingat: Singkat dan pilihan kata yang cerdas adalah kunci dari judul yang baik. Judul yang panjang yang secara lengkap menjelaskan topik namun membosankan akan membuat pembaca bingung dan tidak akan menguntungkan siapapun. Sama buruknya, judul yang terlalu pendek akan gagal mengidentifikasi topik atau arah penelitian secara akurat. Jika perlu, bagilah judul ke dalam dua bagian: Judul utama dan anak judul.

Tips: Judul dapat menggunakan kata kerja (bersifat lebih dinamis) atau menggunakan kata tanya (bersifat menggugah rasa ingin tahu).

Ke-dua, pikirkan beberapa variasi disain yang dapat membuat tampilan policy brief bukan hanya lebih menarik namun juga informatif. Kita dapat melakukannya dengan menambahkan hal berikut:

  1. Gunakan sidebar. Sidebar merupakan bagian yang ditulis pada sisi tulisan utama di dalam policy brief. Bentuknya biasanya berupa sebuah narasi di dalam box. Narasi ini singkat namun memberi informasi tambahan, misalnya mengenai suatu ilustrasi atau studi kasus yang sangat menonjol. Dapat pula menyajikan contoh aksi yang dilakukan di Negara/propinsi/kabupaten lain yang merupakan success story. Atau, sebaliknya, sidebar juga dapat berupa narasi mengenai kegagalan dari kebijakan saat ini. Contoh penggunaan sidebar dapat dilihat pada contoh policy brief di bahan belajar kali ini.
  2. Gunakan callout. Callout merupakan satu kalimat yang sangat kuat, sangat persuasive, sangat assertive yang ingin kita tonjolkan. Kalimat tersebut dapat saja berupa kesimpulan dari paragraf yang ada di dalam tulisan utama policy brief. Atau, seringkali, callout merupakan kutipan langsung dari narasumber. Ingat, bahwa callout hanya akan efektif bila kalimat yang digunakan sangat kuat. Callout biasanya ditempatkan di margin tulisan utama, biasanya dicetak dengan font yang lebih besar dari font yang digunakan oleh tulisan utama.
  3. Gunakan bulleted list. Bulleted list ini tepat digunakan khususnya untuk bagian rekomendasi dimana kita dapat meringkas rekomendasi dalam step-by-step aksi yang perlu dilakukan

Ke-tiga, pikirkan cara untuk menyatakan argumentasi kita melalui visual, yaitu menggunakan grafik, foto dan sebagainya. Dibandingkan dengan penggunaan tabel, menggunakan grafik biasanya lebih menarik dan lebih jelas bagi pembaca. Foto yang tepat juga merupakan visual yang kuat. Jangan lupa gunakan caption (untuk foto) dan judul (untuk grafik) yang singkat tetapi jelas.

Terakhir, lakukan pemeriksaan terakhir sebelum mem-finalisasi draft policy brief. Hal-hal yang dapat anda lakukan, adalah:

  1. Bacalah sekilas policy brief anda, dan tanyakan: apa yang paling menonjol dari policy brief ini? Adakah sesuatu yang dapat dilakukan untuk membuatnya lebih baik?
  2. Minta seorang rekan anda untuk membaca policy brief tersebut. Apa komentarnya? Apakah menurutnya policy brief ini sudah jelas? Jika belum, bagian mana yang kurang jelas? Ingat, policy brief anda harus dapat bercerita untuk anda. Jika masih ada yang pembaca yang merasa kurang jelas, maka kemungkinan policy brief anda belum bercerita untuk anda.
  3. Periksa sekali lagi apakah anda sudah menghindari sedapat mungkin penggunaan jargon.
  4. Periksa sekali lagi apakah anda membatasi penggunaan statistik hanya pada yang benar-benar penting saja.
  5. Periksa sekali lagi argument yang anda gunakan, apakah dapat bertahan (defensible) menghadapi counter-argument?
  6. Periksa sekali lagi untuk menghindari kemungkinan salah cetak (proof-reading)

Dengan melakukan hal-hal ini, maka policy brief akan dapat menjadi dokumen yang direferensi oleh pembacanya, bukan hanya karena isinya yang berbobot dan berbasis bukti, namun karena pembaca terkesan pada apa yang dibacanya.

Kegiatan Pembelajaran

Susunlah policy brief anda dengan dilengkapi callout dan/atau sidebar dan/atau bulleted list, jika perlu, dengan menyisipkan pula grafik dan/atau foto yang sesuai. Pastikan bahwa tampilan judul, batang tubuh dan keseluruhan policy brief dalam bentuk yang menarik, rapi dan informative tetapi tidak cluttered.

Harap kirim ke …  selambat-lambatnya pada tanggal …

Bahan Belajar

Dampak Covid